Established shot
Sebuah kedai cukur rambut di sebuah pemukiman padat, di pinggir kota
INSERT: Terlihat dengan jelas papan nama di atas pintu masuk kedai cukur:
KEDAI CUKUR KENANGAN
FADE IN
01. EXT. PINGGIR JALAN - SIANG
Bardo yang berseragam SMA turun dari boncengan sepeda motor. Bardo melepas helm dan memberikannya kepada Bimo yang mengendarai motor. Bimo menerima helm dan menggantungkan helm ke lengannya.
Bimo menjalankan sepeda motornya. Sedangkan Bardo masih berdiri di pinggir jalan, di depan sebuah kedai cukur rambut dan memandangi orang yang keluar masuk dari tempat itu.
CUT TO
02. INT. KEDAI CUKUR - SIANG
Bapak sedang mencukur dan dikursi tunggu ada beberapa orang pelanggan yang terkantuk-kantuk menunggu giliran.
seorang lelaki tua berdiri dari kursi dan melangkah menuju kursi cukur. Bapak menyiapkan peralatan seperti kain untuk menutupi tubuh pelanggan.
2.
Bapak menyelimuti tubuh Pak Lukman dengan kain lusuh berwarna biru. Pak Lukman bersandar di kursi cukur dan memejamkan matanya.
CUT TO
O3. EXT. PINGGIR JALAN - SIANG
Bardo melangkah pergi meninggalkan tempat ia berdiri dan masuk ke dalam gang sempit, di sebelah kedai cukur.
BARDO (VO)
PANT TO
Serombongan bocah kecil berlarian keluar dari dalam sebuah gang yang lebih kecil dari gang utama yang dilalui Bardo. Mereka hampir saja menabrak Bardo.
BARDO
(heran)
MINAH (OS)
ANAK-ANAK
Bocah-bocah kecil itu berlarian menuju jalan raya. Bardo berdiri memperhatikan mereka.
MINAH (OS)
3.
Bardo menoleh ke samping dan melihat Minah sudah berdiri di mulut gang kecil dengan tubuh masih dibalut handuk.
MINAH (CONT'D)
(tersenyum genit)
BARDO
MINAH
Bardo berjalan memasuki gang sempit itu. Minah mengikutinya dari belakang.
MINAH (CONT'D)
BARDO
(menoleh sekilas)
MINAH
Bardo berbelok ke sebuah rumah sederhana. Rumah gandeng yang bertetangga dengan Minah.
MINAH (CONT'D)
Bardo tak menjawab, ia duduk di sebuah kursi kayu dan membuka sepatunya. Seorang perempuan paruh baya mengintip dari balik jendela rumah Bardo.
MINAH (CONT'D)
Minah melangkah masuk ke rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Bardo.
CUT TO
04. INT. RUANG TAMU - SIANG
Bardo membuka pintu dan memergoki ibunya yang sedang mengintip dari balik tirai jendela.
4.
BARDO
(heran)
IBU BARDO
Bardo tak menjawab, ia terus melangkah menuju kamarnya, dekat dapur.
BARDO (VO)
IBU BARDO (OS)
Ingat, Bardo. Si Minah itu pekerja karaoke.
CUT TO
05. INT. KAMAR BARDO - SIANG
Bardo menyangkutkan tas sekolahnya di di dinding.
IBU BARDO (OS)
Bardo mengempaskan tubuhnya ke atas dipan berkasur tipis. Ia menatap langit-langit kamar yang mulai keropos dan terlihat bekas rembesan air karena bocor di sana-sini.
IBU BARDO (OS) (CONT'D)
BARDO
IBU BARDO (OS)
BARDO
Bardo menarik bantal dan menutupkan wajahnya. Sesaat kemudian ia bangkit dan turun dari ranjang. Melangkah menuju lemari pakaian terbuat dari kayu yang sudah terlihat usang. Bardo membuka lemari dan mengambil celengan ayam, kemudian merogoh saku celana dan memasukan selembar uang sepuluh ribu ke dalam celengan ayam itu.
5.
CUT TO
06. INT. RUANG KELAS - SIANG
Seorang guru sedang berbicara di depan kelas.
BAPAK GURU
BIMO
(mengacungkan tangan)
BAPAK GURU
BIMO
Byanca yang duduk sebangku dengan Bardo menoleh ke samping dan berbisik kepada Bardo.
BYANCA
BARDO
BYANCA
BAPAK GURU
FX: Bel sekolah
Anak-anak mulai bersiap untuk pulang.
BAPAK GURU (CONT'D)
BIMO
BAPAK GURU
Bapak guru keluar kelas, anak-anak berdiri semua.
SELURUH SISWA
CUT TO