Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Pentana menjalani hari-hari terasingnya sebagai santri baru di sebuah pondok pesantren yang memiliki Bangunan Karantina. Dia menjadi santri yang terkucil di sana sebab wajahnya mengingatkan warga pesantren akan sebuah teror lama. Ketika mata Pentana ditimpa kutukan yang membuat matanya berubah menjadi sepasang sumur, teror lama itu muncul lagi ke permukaan. Tersebutlah kisah tentang "Sumur Hexana" yang menimbulkan ketakutan bagi semua santri. Pentana berkenalan dengan Quinizarin setelah mengalami Bencana Belatung yang membuat semua santri perempuan tidur bersama dalam Lingkaran Merah Balai Riung. Quinizarin mengisahkan asal mula tentang Sumur Hexana dan bagaimana kehidupan santri Hexana semasa hidup dulu hingga kemudian kematiannya menjelma mitos yang ditakuti.
Cerita kemudian terjalin bersama dengan masa lalu pendiri pesantren, Kiai Rubia, juga tentang wabah virus yang pernah melanda daerah pesantren itu. Seorang ilmuwan bernama Alizarin dicekam rasa penasarannya mendatangi daerah pondok pesantren tersebut demi menemukan spesies kelelawar endemik penyebar virus. Tak disangka, kedatangan ilmuwan Alizarin mengubah kehidupan Hexana dan keluarga Kiai Rubia untuk selama-lamanya.
Cerita kemudian terjalin bersama dengan masa lalu pendiri pesantren, Kiai Rubia, juga tentang wabah virus yang pernah melanda daerah pesantren itu. Seorang ilmuwan bernama Alizarin dicekam rasa penasarannya mendatangi daerah pondok pesantren tersebut demi menemukan spesies kelelawar endemik penyebar virus. Tak disangka, kedatangan ilmuwan Alizarin mengubah kehidupan Hexana dan keluarga Kiai Rubia untuk selama-lamanya.
Tokoh Utama
Pentana
Quinizarin
Hexana
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Keren
Disukai
11
Dibaca
1.5k
Tentang Penulis
Iin Farliani
Iin Farliani, lahir di Mataram, Lombok, 4 Mei 1997. Menulis puisi, cerita pendek, esai, dan novel. Karya-karyanya telah terbit di berbagai media, baik cetak maupun digital serta terangkum dalam banyak buku antologi bersama. Buku tunggalnya yang sudah terbit adalah kumpulan cerpen Taman Itu Menghadap ke Laut (2019) serta kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2022). Tahun 2022, sebagai emerging writer, ia diundang mengikuti Makassar International Writers Festival (MIWF), serta Ubud Writers & Readers Festival (UWRF). Sejak tahun 2013 bergiat di Komunitas Akarpohon, kolektif sastra berbasis di Mataram NTB, yang aktif menjalankan program kelas penulisan, diskusi, promosi, penerbitan, distribusi, pengarsipan, dan manajemen sastra, serta menyelenggarakan festival dan kolaborasi lintas disiplin. Dalam waktu dekat akan terbit buku kumpulan cerpennya yang kedua bertajuk Mei Salon (2024) dan sebuah novela berjudul Soraya (2024).
Bergabung sejak 2024-03-30
Telah diikuti oleh 38 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 16,539 kata pada novel
Rekomendasi dari Horor
Novel
HEXANA
Iin Farliani
Novel
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Novel
Podcast Santri
BlueBiru
Novel
Fantasteen Scary Soul Eater
Mizan Publishing
Novel
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Novel
Spooky Stories: Bloody Mary
Noura Publishing
Flash
Pesan Terakhir
Risti Windri Pabendan
Novel
Sarandjana : Terjebak Malam
Adam Wiradi Arif
Flash
Sesuatu di bawah Tempat Tidur
D.Agustin
Novel
Kosong
Bentang Pustaka
Novel
Rama's Story : Mey Ling - Dark Castle
Cancan Ramadhan
Novel
Tumbal Pesugihan Tanah Kuburan
AWSafitry
Flash
Jangan Khianati Aku
Roy Rolland
Novel
Sing, Unburied, Sing
Mizan Publishing
Novel
Santri Tak Kasat Mata
Hanif Hilmi Ali
Rekomendasi