Novel
Genre → Drama
Luka, Luka, dan Luka
Mulai membaca
Telah selesai
Gratis untuk dibaca
Blurb
Ibunya meninggal dunia saat Ponirah berumur empat tahun. Sembilan bulan kemudian bapaknya tewas dalam sebuah kerusuhan. Dalam situasi yang kalang-kabut itulah Ponirah dibawa lari teman kakaknya, Warto, lalu ditinggalkan di Pasar Senen, Jakarta, sementara kakaknya, Ponirin, hilang tak tentu rimbanya.

Ponirah ditemukan Nyonya Noto dan dibawa pulang, lalu tinggal bersama delapan penghuni yayasan lainnya. Bencana itu datang saat Ponirah diperkosa Tuan Noto saat berumur lima belas tahun. Demi menjaga perasaan Nyonya Noto yang telah menganggapnya sebagai anak sendiri, Ponirah melarikan diri dari yayasan, dan kembali ke kampung halamannya. Namun, situasi di desa kelahirannya itu tidak memungkinkannya untuk tinggal terlalu lama.

Berbekal alamat kerja kakaknya yang diberikan oleh Warto yang ternyata sudah kembali dari Sumatera, Ponirah kembali Jakarta. Ternyata, Ponirin sudah berpindah tempat pekerjaan. Walaupun Ponirah sudah mendatangi beberapa tempat untuk melacaknya,, Ponirin tidak juga ditemukannya.

Ketika bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan, Ponirah bertemu Rudi, seorang kenek truk ekspedisi. Karena si pemilik restoran memperlakukannya secara tidak semestinya, Ponirah tidak menolak saat Rudi melamarnya. Mereka pun hidup bersama di sebuah rumah kontrakan, dan menjalani kehidupan yang bahagia.

Meskipun demikian, luka, luka, dan luka itu ternyata tidak pergi ke mana-mana, kecuali mengikuti perjalanan hidup Ponirah. Akankah Ponirah bertemu lagi dengan kakaknya? Lalu, luka apa lagi yang akan diderita Ponirah?
Tokoh Utama
Ponirah
Ponirin
Linda
Rudi
Suro
Warto
Dulah
Mbok Ginah
Nyonya Noto
Tuan Noto
Tuan Wirya
Nyonya Wirya
Mustafa
Nardi
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Bila sebuah tulisan bisa dijadikan identitas dari penulisnya, maka novel ini menjadi bagian dari rangkaian mendomestikasi stigma-sebutan-khuluk dari semestanya menjadi sebuah narasi. Seperti judulnya, saya sebagai pembaca diajak beradu rasa dengan segala penderitaan tokoh-tokoh (utaman)-ya. Yang menonjol dari narasi adalah usaha untuk menampilkan kecerdikan dalam berbahasa, seperti terbebas dari pengaruh novel terjemahan yang menghasilkan bahasa Indonesia rasa Barat. Novel ini mengusung tema yang sangat klasik, tapi ia punya kekuatan identitas, tanpa rasa bahasa-bahasa terjemahan yang semakin marak, sejak karya terjemahan menjadi sumber inspirasi yang slebew di masa kiwari. Di mata saya, novel ini menjadi sosok yang lantip, karena novel ini tidak terjerembab dalam melodaramtik meski temanya sangat membuka peluang ke arah itu. (PS: baca bab 9-14 dalam tanpa jeda ya. Jleb banget!)
Disukai
2.2k
Dibaca
11.5k
Tentang Penulis
Dewanto Amin Sadono
Penulis dan guru. Karya-karyanya menjadi juara utama lomba cerpen dan novel tingkat nasional dan dimuat di media cetak dan online. Novel Ikan-Ikan dan Kunang-Kunang di Kedung Mayit, menjafi Juara I, pada Perpusnas Writingthon Festival, Oktober 2022. Naskah Ikan-Ikan di Kedung Mayit, menjadi nominator Lomba Naskah Lakon Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Desember 2022
Bergabung sejak 2020-07-10
Telah diikuti oleh 272 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari 102,631 kata
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi