Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
Momoko, seorang penulis freelance, sering bekerja di kafe dengan laptopnya. Suatu hari, Kiciwa, seorang programmer yang juga pelanggan tetap di kafe itu, memulai percakapan dengannya. Namun, saat suasana canggung mulai mencair, Memekasa, atasan Kiciwa, datang dan memperkenalkan diri. Ketegangan halus antara ketiganya mulai terasa, terutama ketika Momoko merasakan ada sesuatu antara Kiciwa dan Memekasa.
Bab 2: Pekerjaan dan Cinta
Kiciwa sering kembali ke kafe yang sama untuk bertemu Momoko, mencoba mengenalnya lebih baik. Sementara itu, Memekasa yang tertarik pada Kiciwa secara profesional dan pribadi, mulai menunjukkan ketertarikannya lebih dalam. Momoko dan Kiciwa berbagi banyak kesamaan, dari kebiasaan kerja hingga ketertarikan pada teknologi, namun setiap kali mereka mulai dekat, Memekasa muncul dan menarik perhatian Kiciwa.
Bab 3: Pesan di Layar
Suatu hari, Kiciwa mengirim pesan melalui email kepada Momoko yang berisi perasaan hatinya. Dia mengaku merasa nyaman berbicara dengannya, tapi bingung tentang perasaannya terhadap Memekasa. Pesan ini membuat Momoko bimbang. Di satu sisi, ia mulai menyukai Kiciwa, tapi di sisi lain, kehadiran Memekasa menimbulkan rasa ragu.
Bab 4: Tanda Tanya di Hati
Momoko berusaha menjaga jarak dari Kiciwa karena tidak ingin terjebak dalam cinta segitiga. Namun, Kiciwa terus berusaha mendekatinya. Memekasa, yang mulai menyadari kedekatan mereka, juga tidak tinggal diam. Dia mengajak Kiciwa untuk bekerja lebih sering di kantor, memberikan tugas-tugas baru yang membuat Kiciwa semakin terlibat dengan pekerjaannya dan jauh dari Momoko.
Bab 5: Panggilan Tak Terduga
Suatu malam, saat Momoko sedang bekerja lembur, dia menerima panggilan video dari Kiciwa. Kiciwa mengaku mulai merasa lelah dengan tuntutan Memekasa yang tidak hanya profesional tapi juga emosional. Ia mulai merasa terjebak antara pekerjaan dan perasaan. Mereka berbicara lama, dan momen ini mempererat hubungan mereka.
Bab 6: Memekasa dan Masa Lalu
Di bab ini, Memekasa menceritakan kisah masa lalunya kepada Kiciwa. Dia pernah gagal dalam hubungan sebelumnya karena terlalu fokus pada karier, dan sekarang dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Kiciwa, yang merasa simpati, mulai meragukan perasaannya sendiri. Di sisi lain, dia semakin tertarik pada Momoko yang lebih tulus dan apa adanya.
Bab 7: Dilema Kiciwa
Kiciwa berada di persimpangan jalan antara hubungan profesional dan personal. Ia mulai mempertanyakan apakah perasaannya pada Memekasa benar-benar cinta, atau sekadar kagum pada sosok wanita sukses. Di sisi lain, ia merasa tenang dan nyaman bersama Momoko. Kiciwa memutuskan untuk mengambil jarak dari keduanya, tetapi hal ini justru membuat Momoko dan Memekasa bingung.
Bab 8: Keputusan Berat
Momoko memutuskan untuk berhenti pergi ke kafe tersebut untuk fokus pada pekerjaannya. Dia ingin melupakan Kiciwa yang menurutnya sudah terikat dengan Memekasa. Namun, Kiciwa tidak bisa melupakan kebersamaan mereka. Dia mencoba menghubungi Momoko, namun ditolak beberapa kali. Memekasa mulai merasakan ada sesuatu yang salah dalam hubungan mereka, dan ia mulai mempertimbangkan untuk melepaskan Kiciwa.
Bab 9: Pengakuan Cinta
Di momen paling krusial, Kiciwa akhirnya menyadari bahwa perasaannya pada Momoko lebih kuat dari apa pun. Dia menghubungi Momoko dan memintanya untuk bertemu di kafe tempat mereka pertama kali bertemu. Saat mereka bertemu, Kiciwa mengungkapkan perasaannya, dan Momoko, setelah lama bimbang, menerima perasaan itu. Memekasa, yang diam-diam mengawasi dari jauh, akhirnya mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia harus melepaskan Kiciwa demi kebahagiaannya.
Bab 10: Laptopku Teman Cintaku
Momoko dan Kiciwa akhirnya menjalin hubungan yang kuat, berbagi tidak hanya pekerjaan tetapi juga mimpi dan kehidupan mereka. Sementara itu, Memekasa melanjutkan hidupnya dengan fokus pada karier, tapi dengan lebih banyak ruang untuk kebahagiaan pribadi. Novel ini berakhir dengan Momoko menulis artikel yang mencerminkan perjalanan emosionalnya, sambil menatap laptopnya yang telah menjadi saksi dari setiap langkah penting dalam hidupnya.
Momoko, seorang penulis freelance, sering bekerja di kafe dengan laptopnya. Suatu hari, Kiciwa, seorang programmer yang juga pelanggan tetap di kafe itu, memulai percakapan dengannya. Namun, saat suasana canggung mulai mencair, Memekasa, atasan Kiciwa, datang dan memperkenalkan diri. Ketegangan halus antara ketiganya mulai terasa, terutama ketika Momoko merasakan ada sesuatu antara Kiciwa dan Memekasa.
Bab 2: Pekerjaan dan Cinta
Kiciwa sering kembali ke kafe yang sama untuk bertemu Momoko, mencoba mengenalnya lebih baik. Sementara itu, Memekasa yang tertarik pada Kiciwa secara profesional dan pribadi, mulai menunjukkan ketertarikannya lebih dalam. Momoko dan Kiciwa berbagi banyak kesamaan, dari kebiasaan kerja hingga ketertarikan pada teknologi, namun setiap kali mereka mulai dekat, Memekasa muncul dan menarik perhatian Kiciwa.
Bab 3: Pesan di Layar
Suatu hari, Kiciwa mengirim pesan melalui email kepada Momoko yang berisi perasaan hatinya. Dia mengaku merasa nyaman berbicara dengannya, tapi bingung tentang perasaannya terhadap Memekasa. Pesan ini membuat Momoko bimbang. Di satu sisi, ia mulai menyukai Kiciwa, tapi di sisi lain, kehadiran Memekasa menimbulkan rasa ragu.
Bab 4: Tanda Tanya di Hati
Momoko berusaha menjaga jarak dari Kiciwa karena tidak ingin terjebak dalam cinta segitiga. Namun, Kiciwa terus berusaha mendekatinya. Memekasa, yang mulai menyadari kedekatan mereka, juga tidak tinggal diam. Dia mengajak Kiciwa untuk bekerja lebih sering di kantor, memberikan tugas-tugas baru yang membuat Kiciwa semakin terlibat dengan pekerjaannya dan jauh dari Momoko.
Bab 5: Panggilan Tak Terduga
Suatu malam, saat Momoko sedang bekerja lembur, dia menerima panggilan video dari Kiciwa. Kiciwa mengaku mulai merasa lelah dengan tuntutan Memekasa yang tidak hanya profesional tapi juga emosional. Ia mulai merasa terjebak antara pekerjaan dan perasaan. Mereka berbicara lama, dan momen ini mempererat hubungan mereka.
Bab 6: Memekasa dan Masa Lalu
Di bab ini, Memekasa menceritakan kisah masa lalunya kepada Kiciwa. Dia pernah gagal dalam hubungan sebelumnya karena terlalu fokus pada karier, dan sekarang dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Kiciwa, yang merasa simpati, mulai meragukan perasaannya sendiri. Di sisi lain, dia semakin tertarik pada Momoko yang lebih tulus dan apa adanya.
Bab 7: Dilema Kiciwa
Kiciwa berada di persimpangan jalan antara hubungan profesional dan personal. Ia mulai mempertanyakan apakah perasaannya pada Memekasa benar-benar cinta, atau sekadar kagum pada sosok wanita sukses. Di sisi lain, ia merasa tenang dan nyaman bersama Momoko. Kiciwa memutuskan untuk mengambil jarak dari keduanya, tetapi hal ini justru membuat Momoko dan Memekasa bingung.
Bab 8: Keputusan Berat
Momoko memutuskan untuk berhenti pergi ke kafe tersebut untuk fokus pada pekerjaannya. Dia ingin melupakan Kiciwa yang menurutnya sudah terikat dengan Memekasa. Namun, Kiciwa tidak bisa melupakan kebersamaan mereka. Dia mencoba menghubungi Momoko, namun ditolak beberapa kali. Memekasa mulai merasakan ada sesuatu yang salah dalam hubungan mereka, dan ia mulai mempertimbangkan untuk melepaskan Kiciwa.
Bab 9: Pengakuan Cinta
Di momen paling krusial, Kiciwa akhirnya menyadari bahwa perasaannya pada Momoko lebih kuat dari apa pun. Dia menghubungi Momoko dan memintanya untuk bertemu di kafe tempat mereka pertama kali bertemu. Saat mereka bertemu, Kiciwa mengungkapkan perasaannya, dan Momoko, setelah lama bimbang, menerima perasaan itu. Memekasa, yang diam-diam mengawasi dari jauh, akhirnya mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia harus melepaskan Kiciwa demi kebahagiaannya.
Bab 10: Laptopku Teman Cintaku
Momoko dan Kiciwa akhirnya menjalin hubungan yang kuat, berbagi tidak hanya pekerjaan tetapi juga mimpi dan kehidupan mereka. Sementara itu, Memekasa melanjutkan hidupnya dengan fokus pada karier, tapi dengan lebih banyak ruang untuk kebahagiaan pribadi. Novel ini berakhir dengan Momoko menulis artikel yang mencerminkan perjalanan emosionalnya, sambil menatap laptopnya yang telah menjadi saksi dari setiap langkah penting dalam hidupnya.
Tokoh Utama
Momoko
Memekasa
Kiciwa
#1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
#2
Bab 2: Pekerjaan dan Cinta
#3
Bab 3 Pesan dilayar
#4
Bab 4: Batasan yang Memudar
#5
Bab 5: Tanda-Tanda yang Tersisa
#6
Bab 6: Jejak Masa Lalu
#7
Bab 7: Ketika Langit Menyimpan Rahasia
#8
Bab 8: Jarak yang Memperkuat
#9
Bab 9: Kembali Menghadapi Tantangan
#10
Bab 10 proses tamat
#11
Bab 10: Laptopku Teman Cintaku (TAMAT)
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
394
Tentang Penulis
Mochammad Ikhsan Maulana
Hidup itu pilihan Jika kamu tidak memilih maka itu pilihanmu
Bergabung sejak 2024-08-03
Telah diikuti oleh 173 pengguna
Sudah memublikasikan 67 karya
Menulis lebih dari 32,745 kata pada novel
Rekomendasi dari Romantis
Novel
FANA
Herlita Rahmanda Putri
Novel
Laptopku Teman Kerjaku
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Strawberry Cheesecake
Bentang Pustaka
Novel
GOODBYE SINGAPORE
Embart nugroho
Novel
Cecilia And The Angel
Mizan Publishing
Novel
The Piece of Broken
Vienz Derrya
Skrip Film
Nyaris Satu Langkah (Script)
Aizawa
Cerpen
LUKA
Fayolarain
Novel
Waiting For Him
Rania RI
Novel
The Visitor
Nurul Elmi
Novel
Lembayung di Ujung Mendung
SY. Nala
Novel
Halu
Ratih Abeey
Novel
FRANCISCAN GARDEN
Marlina Permatasari
Novel
Kersen Merah Jambu
Fasihi Ad Zemrat
Novel
90 Days
Risma Ridha Anissa
Rekomendasi
Novel
Bronze
Laptopku Teman Kerjaku
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Bronze
Cinta dinegeri Awan
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Kenangan di Dunia Anime
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Sang Penyihir dan Petualangan di Negeri Air
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Sayounara Ryuusei, Konnichiwa Jinsei
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Ruang Tanpa Suara
Mochammad Ikhsan Maulana
Skrip Film
Semester 5 yang penuh warna
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Boleh Aku Ambisi Kembali
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Perempuan Idaman
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Hantu di Pondok Tua
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Seblak vs Mie Jebew
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Kertas yang Jatuh Cinta pada Printer
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Harmoni Pagi ditengah Kandang Ayam
Mochammad Ikhsan Maulana
Cerpen
Bronze
Perasaanku Kepadanya: Antara Kagum atau Suka?
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Bronze
Cinta di Balik Senyuman Misey
Mochammad Ikhsan Maulana