Saya suka cerita bersettin zaman dahulu. Seperti terlempar ke masa lalu. Apalagi detil-detilnya terasa banget dibangun dengan cermat.

Seperti kartu yang ada musiknya. Duh, itu lucu dan manis banget.

Trus momen ketika Vira nonton televisi dengan Mamanya. Gak pake rebutan remote, sehingga bisa sama-sama tenang nontonnya. Wah, itu momen yang gak ada di zaman sekarang ya! Kalau sekarang udah pada berisik rebutan remote atau tenggelam di gawai masing-masing.

Selamat ya, Kak. Saya jadi belajar banget baca novel ini. Belajar bgm buat kisah yang mengalir dengan romansa yang manis ♥♥♥

Langsung selesai sekali duduk aja, kayak cerpen. Saya suka.

Tentu saja kata manis tak dapat dipisahkan dengan novel ini. Aura manis sudah bisa dirasakan dari bab-bab awal. Penulis menuliskan dengan jelas latar belakang tokoh,penggambaran suasana era 90 detail. Ceritanya mengalir lancar, ringan, namun berkesan. Keren Mbak

Cerita yang penuh dengan kejujuran dan kepolosan anak remaja di masa itu. Saya menemukan banyak sekali hal-hal yang membuat saya senyum2 sendiri ketika membacanya. Adegan2 digambarkan dengan nyawa yang manis, polos, dan jujur, persis dengan gaya kasmaran remaja2 dulu. Ada banyak pula hal-hal nostalgic yg relate bgt dgn kebiasaan2, keadaan sosial dan lingkungan, barang2 atau mainan2 yg ngetrend di masa itu. Novel ini ringan, menyenangkan, dengan bahasa yang mudah dipahami. Dan aku suka element of surprise yg ditambahkan oleh author di akhir cerita. Endingnya pun aku nggak sangka akan seperti hehehe. Good job untuk penulis, semangat berkarya untuk yg berikutnya. Terima kasih sudah menghibur lewat kisah ini

Dari novel ini saya merasakan kalau cinta remaja di zaman ini sesuatu yang manis, kalis, madu. Penuh debaran dan getaran.
Saya senyum sendiri membacanya. Pintar penulisnya menggambarkan keadaan puply love zaman itu.

.

Kala Itu. Dan saya pun langsung kebayang kala itu, hahaha. Setting-nya bikin nostalgia, kebawa banget feel-nya. Cinta monyet ala-ala anak SMP tahun 90-an dulu yang masih polos-polosnya. Lengkap dengan kendala komunikasi yang nggak ada sambungan telepon, buku diary tempat menyimpan biodata teman-teman sekelas, dan godaan " cie-cieeee" yang bikin gimana, gitu, hahaha....
Asyik bacanya, mengalir enak. Paling yang agak mengganjal itu pas masa kuliah kok ujug-ujug langsung melompat ke dunia kerja. Tapi karena ini kisah flashback cinta pertama yang mana fokusnya memang cinta pertama, nggak terlalu masalah, sih.
OK lah, Mbak. Sukses, ya. Senang menemukan teman seangkatan di sini, wakakaka ... langsung ketahuan umurnya. XD