Segalanya berubah.
Hanya sosok dia yang tak berubah.
Kecantikannya, kecerdikannya, juga rasa cinta pada suaminya sejak tujuh tahun yang lalu.
Jika itu berubah, takkan ada kisah sang Janda Kaya yang mengharubiru.
.
Nikita Adriani namanya.
Dahulu dia adalah istri simpanan.
Dari kepala keluarga terpandang yang juga pengusaha kaya raya.
Kau tahu, barang simpanan tentu punya makna tersendiri dan mungkin saja mengasyikkan.
Pihak keluarga tidak terima lantaran pemimpin rumah tangga mereka beristri muda.
Demikian pula saat sang suami telah tiada, lalu memberikan seluruh kekayaan kepadanya.
Hinaan, cacian, kecaman senantiasa menemani waktu siang dan malam Nikita.
Menjadikan penilaian orang padanya bak sesosok iblis betina.
Iblis betina yang harus dibalas dengan sebuah kematian tragis!
Lahirlah beberapa rencana pembunuhan dari Wisnu, putra pertama yang dendam tak berkesudahan.
Hingga satu ketika, mobil Nikita terguling dalam lantunan surat Ar'Rahman.
Wisnu dan keluarga tidak pernah tahu, jika 'makna tersendiri' itu adalah sebuah perjanjian.
Pembuktian mendiang ayahanda jika Nikita tidaklah seiblis yang mereka pikirkan.
Anggota keluarga bersorak tatkala mendengar kabar kematian Nikita.
Seorang notaris datang membawa seluruh arsip warisan serta sepucuk surat perjanjian.
Rupanya, dahulu, mendiang ayahanda amat inginkan putra pertama menjadi manusia berjiwa besar.
Karena itulah surat perjanjian tersebut terbubuh tanda tangan Nikita, supaya menerima seluruh harta warisan dan mengembalikannya tiga tahun kemudian.
Wisnu pun baru sadar akan arti kehidupan yang dimaksud ayahanda lewat Nikita, lalu meratapi diri dengan rasa sesal dan gusar.
Padahal, saat itu..., Wisnu tak pernah tahu jika sang Janda Kaya seringkali duduk di atas makam suaminya sambil tersenyum.