Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
18
Doa Seorang Nabi
Aksi

AKHIRNYA, sampai juga kabar itu ke telinga Weq: seorang nabi sedang dalam perjalanan menuju laut. 

Inilah saatnya, ucap Weg dengan debar. Inilah saatnya ia bertemu langsung dengan sang nabi dan menyampaikan doa-doanya. Sebagai utusan-Nya, doa yang dipanjatkan seorang nabi tentu akan lebih didengar Tuhan ketimbang doa yang keluar dari mulut Weq. 

Ya, sebagai tetua yang dihormati, Weq harus memastikan keberlangsungan generasi mereka. Kalau tidak ada langkah pasti, ia takut, jumlah mereka yang hanya tinggal beberapa akan terus berkurang - dan bisa jadi akan punah sama sekali. 

Maka, ia pun menempuh perjalanan panjang menuju bibir pantai, menemui sang nabi. 

"Wahai Nabi yang mulia, izinkan saya menyampaikan sebuah permintaan kepadamu. Aku, Weq, mewakili keluarga dan generasi pelanjut kami, ingin meminta kemurahan hati baginda agar berkenan mendoakan kebaikan untuk kami, agar kami selalu...." 

Sang Nabi yang baru saja membasuh kaki di bibir pantai begitu terpesona melihat apa yang tiba-tiba muncul di depannya. "Terima kasih, Tuhan. Telah kau kirim ikan ini untuk mengisi perutku yang kosong." Ia menangkap ikan itu dan membawanya ke atas sebongkah batu karang. 

Weq sepertinya lupa, tak semua nabi dapat memahami bahasa ikan. ** 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Rekomendasi