Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
48
Takdir si Jabrik
Aksi

SORAK-SORAI terdengar membahana, memekakkan telinga. Dan ia semakin kewalahan. 

"Kau berani pasang berapa untuk si Jabrik?" 

Sebuah serangan lagi, tapi ia berhasil menghindar. 

"Semua uang yang ada kupasang untuk Jabrik!" 

Ia mencoba menyerang. Si lawan menghindar dengan gesit. 

"Kau yakin? Kalau sampai uangku ludes...." 

Sebuah tendangan bersarang di dada kirinya. Nyeri. 

"Jika si Jabrik kalah, akan kusembelih dan dagingnya kubikin sate untuk kita makan beramai-ramai di gelanggang ini!" 

Pletek! Pletek! Tajam jalu menembus bola matanya. 

"Lihat! Si Jabrik terluka!" 

Ia berkokok bersahut-sahutan. Mencoba menghindar dari terjangan demi terjangan.

Namun, tak seorang pun yang bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi. Tidak juga sang Tuan, yang kini memandangnya dengan tatapan kecewa dan amarah. 

"Kusembelih kau, Jabrik!"

Ia kembali berkokok. Kali ini dengan segenap tenaga yang tersisa di raganya. Namun, sang Tuan yang tak lain adalah ayahnya sendiri tak juga mengerti bahwa yang kini berlaga di gelanggang aduan bukanlah si Jabrik. 

"Ayah, ini aku! Ini anakmu!" teriaknya dalam keputusasaan. Namun tak ada yang mengerti. 

Sementara itu, di kandangnya, si Jabrik bersiap menjalani lipatan takdir berikutnya sebagai seorang anak manusia.

Ia memang sudah lama bosan menjadi seekor ayam jantan aduan...*

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Rekomendasi