Awal tahun ini cuacanya sangat dingin, kabut tebal menyelimuti gelapnya malam. Hujan telah berhenti, genangannya memantulkan cahaya dari lampu-lampu yang ada di pinggir jalan. Sementara deretan rumah tua dengan bata merahnya menambah kesan muram malam ini.
Hanya ada satu orang yang berada pada jalan itu, seorang wanita dengan gaun pesta birunya. Ia berjalan dengan agak gelisah, dicepatkannya langkahnya supaya lekas sampai di halte. Dia menggigil kedinginan.
Sudah larut, tapi tak ada satupun taksi atau bus yang melintas. Dia duduk sendiri di halte, sudah agak lama. Dari ujung jalan, terlihat ada seseorang dengan jaket hitam sedang berjalan ke arahnya. Kepala orang itu ditutupi dengan tudung jaketnya. Terlihat seperti pria yang misterius.
Wanita itu curiga dengan gerak-gerik pria misterius ini, dia panik, kalau-kalau pria itu adalah orang jahat. Ada rasa tak nyaman saat pria itu semakin dekat ke arahnya, pikirannya sudah macam-macam entah kemana.
Pria itu sangat dekat sekarang, untuk menghilangkan rasa takut, wanita itu mencoba memberanikan diri untuk menyapa. Tepat berada di depannya, wanita itu mengatakan "hai," untuk berbasa-basi namun tak dijawab oleh orang itu, dia hanya diam dan hanya memberikan tatapan tajam sepintas. Pikirannya mulai mengatakan kalau orang ini adalah gengster atau mungkin saja orang gila. Wajahnya memang terlihat brutal dengan jenggot dan kumis yang sangat berantakan.
Pria ini sudah berlalu. Si wanita memutuskan untuk mulai beranjak pergi dari halte, dia tak ingin hanya berdiam diri di sana dan takut kalau-kalau ada orang jahat lainnya. Dia pergi ke arah jalan yang berlawanan dari arah pria tadi datang.
Dia jalan terus sampai menemukan tikungan pertama, dia berbelok, dan tampaknya sebuah keputusan telah menghasilkan keberuntungan.
Dilihatnya ada sebuah taksi yang sedang berhenti di pinggir jalan. Dia bergegas mempercepat langkahnya menuju taksi itu. Ternyata sopir itu sedang tertidur di bangku depan, diketuknya kaca mobil itu berkali-kali, tapi sang sopir tak bangun juga. Dikeraskannya ketukan tersebut, tapi masih saja tak ada respon dari sopir tua itu.
Dia berinisiatif membuka pintunya. Rupanya pintu itu tak terkunci, tapi sopir itu hanya duduk diam mematung dengan mata terbuka, dan terlihat seperti sedang menerawang ke depan. Diguncangkannya badannya, namun tak ada respon. Dengan pikiran yang panik, wanita ini mencoba memeriksa detak jantung sopir itu. Ternyata tak ada lagi denyut jantungnya. Beralih ke leher untuk melakukan hal serupa, dan sama saja, tak terdeteksi denyut nadinya.
Apakah sopir tua ini mati? Apakah pria misterius tadi yang membunuhnya?
Wanita itu benar-benar panik sekarang, tambah menjadi-jadi. Dia berpikir untuk mencari bantuan namun tak ada siapapun di sana. Ditutupnya kembali pintu mobil tersebut, dan ia pergi meninggalkan sopir tua yang telah mati di tengah dinginnya malam.
Wanita itu berlari, dan terus berlari....
***
Aku membeli surat kabar yang baru saja dicetak siang ini. Di sana terdapat berita tentang seorang sopir tua yang mati di dalam mobil taksinya. Berita itu berbunyi:
"Seorang pria tua yang berprofesi sebagai supir taksi, telah ditemukan tewas di dalam mobilnya. Pria tersebut berinisial JH. Dokter forensik telah melakukan pemeriksaan kepada tubuh korban, dan hasilnya adalah.
"Korban meninggal diakibatkan oleh serangan jantung yang telah dideritanya, hasil pemeriksaan ini juga telah diperkuat oleh surat-surat riwayat penyakit korban, dan juga atas pengakuan anggota keluarganya."
Aku menutup koran itu sejenak untuk mengangkat telepon yang berdering. Aku berharap, semoga saja aku mendapatkan klien hari ini!
***
Di pinggiran kota terlihat ada seorang tunawisma dengan pakaian serba hitamnya yang tengah mengaisi tempat sampah.
Semua orang di daerah itu mengenal orang ini, dan mereka memanggilnya dengan sebutan 'si bisu'. Beberapa orang agak takut untuk bertemu dengannya, bukan dikarenakan dia jahat, melainkan wajah brutalnya yang agak mengganggu.
Yah, terlihat agak menyeramkan memang...
Selesai...