Ada Pacar Anjay

"Hallo, Guys. Ketemu gue lagi Dhio di channel Lupa Rumah," sapanya sambil mengarahkan sudut lensa kamera supaya nampak wajahnya. Tertangkap juga dalam rekaman, deru air, dan di antara keremangan ia mengatur fokus pengambilan gambar sehingga nampak kincir berputar pada suatu konstruksi bercat biru di belakangnya.

 "Kali ini bukan kolam sumur sama sungai yang biasa dipakai mandi bocil-bocil dan mak-emak, nih Guys. Gue ... penasasan banget sama pintu air tiga Panbil. Di Mukakuning, ya guys. Pastinya di Batam gitu, loh! Emang di mana lagi, enggak mungkin kalo di hatimu, ya kan?"

"Gue masih ditemenin sama...," menunjuk laki-laki sebelahnya.

"Ajun, dari channel GelapGelapan."

"Sebelum lanjut. Kalian harus subscirbe dan like dulu videonya biar hape kalian enggak apa kali, ya kan?"

Lalu Dhio mengakhiri peremakan video.

"Endors dulu bentar, ya? Tolong pegangin dulu sampai subuh!" Dhio menyerahkan kameranya kepada Ajun.

"Anjir! Demi apa, bang**!" umpat Ajun membuat Dhio tertawa.

"Ini tolong jaket gue juga. Eh, tapi gausah aja deh."

Dhio merapikan kaos putihnya yang bergambar logo garis-garis lengkung simpel warna biru dengan empat titik.

"Yuk, mulai" ajak Dhio.

Ajun mengoperasikan kamera ke mode merekam dan sinar putih menerpa Dhio sehingga penampilannya terlihat jelas.

"Sebelum kita mulai petualangan di pintu air tiga Panbil. Gue mau kasih tahu kalian semua. Terutama buat kalian yang punya bakat-bakat jadi penulis, atau cuma pelampiasan aja...," Dhio menunjukkan sebuah aplikasi yang dijalankan di gawainya.

"Nulis aja di Kwikku. Kayak gini, nih. Kalian yang belum download, download dulu di Playstore. Buat kalian yang mau bikin akun baru, masuk dulu ke halaman penulis yang kayak gini, ya. Kebetulan nih Kwikku lagi ngadain event Flash Fiction. Buruan yang belum kirim, buruan ngetik. Ada ide, eksekusi harus gercep. Jangan lupa bikin covernya juga, ya."

"Apa sih kelebihan Kwikku dibanding platform lain? Buuanyaaak banget, guys. Kalian yang nulis novel atau skrip film, kalian enggak bisa asal up up banyak bab, gitu guys. Kalian harus sabar sampai jidak kalian lebar," disela dengan tawa sendiri, "Biar apa, ya biar naskah kalian itu okey gitu. Profesional gitu enggak cuma asal nulis. Naskah kalian bisa diatur dibaca gratis atau Pay for No Delay. Kalau kalian ngerasa naskah kalian udah oke banget dan sayang kalo gratis baca, bisa pakai Pay For No Delay. Kayak gini caranya, nah penulis bisa tentukan harganya sendiri. Contohnya novel gue Ankle Breaker Origin gue pasang harga sepuluh juta. Nah kebetulan lagi ada parade diskon, naskah gue kena diskon harga sampai delapan puluh persen jadi harga bersih naskah gue selama parade diskon cuma dua juta aja, guys. Murah banget, kan? Kalian buruan baca novel gue sebelum balik ke harga normal. Demi apa gitu kalian enggak mau baca pas lagi diskon gila?"

Dhio dan Ajun lanjut ke investigasi.

"Okey, guys. Kita langsung ke dekat pintu airnya. Tempat ini baru-baru viral karena banyak digosipin orang katanya sering ada penampakan cewek baju putih rambutnya panjang."

"Dhio, Dhio! Ada cewek, tuh!" Ajun menunjuk ke suatu sisi pembatas konstruksi pintu air.

"Mana?"

Seperti yang mereka berdua lihat dengan penerangan dari lampu kamera, tampak punggung dan rambut belakang seseorang dengan postur perempuan mengenakan baju biru seperti seragam, duduk di pembatas konstruksi pintu air menghadap arus.

"Eh, iya," Dhio menyadarinya, "ngapain tuh cewek sendirian di sini. Lagi galau atau mikir gimana mau nyebur kali, ya?"

"Bentar. Itu kelihatan kayak si Tia cewek lu," perhati Ajun.

"Masa, sih?" Dhio memperhatian perempuan yang menghadap arus air.

"Iya, ya. Ngapain dia di sini?" terheran.

"Tia! Oi, Tia! Ngapain kamu di situ malem-malem? Katanya tadi lagi ikut seminar online sambil rebahan?"

Perempuan yang dilihatnya menerjunkan diri ke dalam arus air, sehingga mereka beruda dengar jelas bunyi ceburnya.

Dhio dan Ajun mendekat ke tempat perempuan duduk barusan. Dhio mengarahkan kamera ke permukaan air, sorotan sinarnya tidak dapat cukup membantu penglihatannya menembus ke bawah permukaan.

"Tia!" Dhio meneriaki, sampai beberapa kali.

"Pacar lu ada masalah apa, sih? Habis lu apain dia sampai nyebur gitu?"

"Enggak ada, kok. Cuma, ya...," Dhio mulai menyadari suatu hal, "pacar?!" berpikir, "pacar?! Gue kan udah putus sama Tia. Eh, Tia?"

Dhio tiba-tiba lari terbirit meninggalkan Ajun.

"Woy, ngapain lari?" Ajun ikutan lagi mengikuti Dhio.

"Anjay, goblok! Itu bukan pacar gue, anjay. Mana ada Tia nyebur ke air, anjay. Gue udah lama putus sama Tia. Enggak mungkin dia pacar gue, anjay. Gue lupa kalau gue jomblo."

Bida Asri1 Batam, 11 Apr'21

1 komentar 5.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wkwkwk 😂
Saran Flash Fiction