ELEGI

DANU masuk kerumahnya, disana ada BUDI yang sedang duduk diatas kursi membelakangi dirinya, dimejanya ada makanan yang berwarna hitam kemerah-merahan..

BUDI hanya diam saja, Seperti tidak menyadari bahwa DANU telah pulang. DANU berbelok ke toilet.

CEKLEEKK

Suara saklar terdengar DANU terkejut diam, terlihat BUDI keluar dari toilet, pandangannya melihat kearah meja. Dia melihat BUDI masih duduk disana. Seketika ada dua orang BUDI dirumah itu, karena bentuk tubuh dan bajunya persis.

BUDI, "Ada apa?"

DANU tidak menjawab. Dia hanya memberikan isyarat melalui tangan menunjuk kearah meja.

BUDI yang dari toilet melihatnya sembari mendekat kearah DANU. Mereka berangkulan dan berjalan perlahan menuju meja.

Mereka tepat berada dibelakang orang itu. DANU melihat BUDI sangat ketakutan disampingnya, BUDI menunjukkan isyarat dengan menggoyangkan kepalanya menyuruh DANU menegurnya.

DANU memberanikan diri menepuk pundak orang itu dengan tanannya. Orang itu seketika terkejut dan melihat kebelakang.

DANU melihat wajahnya, dan ternyata itu BUDI.

BUDI, "Abang!!!"

DANU yang kebingungan, melihat BUDI yang disampingnya sudah tidak ada.

BUDI, "Abang kapan masuknya? BUDI tidak dengar abang masuk."

DANU, "Ta..ta..tadi..di..sini..a..ada.."

BUDI, "Ada apa bang? BUDI nungguin abang pulang, biar bisa makan bareng. Abang mandilah dulu."

DANU langsung menyadari apa yang dialaminya, DANU tidak ingin menjelaskannya, yang terpenting adiknya tidak kenapa-napa.

DANU, "Yasudah, abang mandi dulu ya.."

BUDI, "Iya bang."

DANU berjalan ke arah kamar mandi, dia menyikat giginya sambil berkaca, pantulan cermin menunjukkan pintu kamar mandi yang tertutup. 

DANU melihat ke arah cermin, tiba-tiba terdengar bunyi pintu kamar mandi yang dibuka.

KRIIEEETTT

Terlihat sosok BUDI mengintip dari balik pintunya.

Refleks DANU langsung membuka pintu kamar mandinya dan melihat disana tidak ada apa-apa, dia melihat kearah BUDI dan BUDI tetap berada dimeja makannya.

DANU mencoba rileks menghiraukan semua yang terjadi dan melanjutkan mandinya.

Sesaat kemudian.

Didalam kamar hanya ada satu matras berukuran satu orang saja. Terlihat BUDI yang sudah tertidur disitu.

DANU perlahan naik ke matras itu juga agar tidak membangunkan adiknya. DANU mengelus kepala BUDI.

DANU meletakkan kedua tangannya sebagai sandaran kepalanya. Dia memikirkan kejadian tadi.

Pagi harinya.

BUDI terbangun. DANU sudah tidak ada disampingnya.

BUDI berjalan keluar kamar, mematikan lampu dan menuju ke meja. Diruangan itu sepi, tersisa bekas piring makanan semalam.

BUDI berjalan keluar ke arah pintu depan rumah. Mengambil sepatu DANU dan kain.

BUDI membuka pintu lalu duduk disatu kursi yang ada diteras rumahnya, lalu mulai membersihkan sepatu DANU.

BUDI, "Biar bang DANU semangat kerjanya, akan kubersihkan sepatu ini."

Dua orang sedang jogging.

ARIF, "Haahhh, istirahat dulu JON, tuh ada tempat duduk."

JON, " Yasudah kita duduk disini dulu. Akupun capek.."

Mereka duduk sambil menikmati minuman, mata mereka tertuju ke BUDI.

JON, "Kasihan sekali anak itu."

ARIF, "Kenapa dia?"

JON, "Kini dia sebatang kara. Dia dan abangnya menjadi yatim piatu sejak orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Malangnya 3 minggu yang lalu abangnya juga meninggal karena kecelakaan dipabrik ketika bekerja. Tangannya masuk ke mesin kemudian mesinnya meledak dan membakarnya. Aku sering melihatnya, pagi hari dia keluar rumah dan membersihkan sepatu abangnya.

ARIF, "Ah ? Iya JON? Kasihan sekali dia.

Benar kata mereka. Sepatu yang dibersihkan BUDI terdapat bekas terbakar.

8 disukai 2 komentar 5.4K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@yesnosalto : Terima kasih.
Lekas, dan enak dibaca
Saran Flash Fiction