Tak Sengaja Lewat Depan Rumahmu

Kumelihat ada tenda biru. Namun, tak dihiasi janur kuning yang indah. Sebagai gantinya ada kain kuning yang berkibar pasrah dipermainkan angin. Seperti perasaanku ketika kau memutuskan menikah. Dengan pria lain. Jangankan undangan, sekadar kata 'putus' pun tak sempat kau ucapkan.

Aku sudah melatih tangisku semalam suntuk dan kini aku hadir di pemakamanmu dengan gaun terbaikku. Aku harus tampil meyakinkan di depan orangtuamu. Dalam perjalanan tadi, kusempatkan untuk melempar boneka kain yang bagian dadanya telah kutusuk dengan paku ke tong sampah terdekat. Aku tidak berharap kau bahagia di akhirat karena kau tidak layak untuk itu. Jika aku tak dapat memilikimu, begitu pula calon suamimu.

8 disukai 5.5K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction