Dimas Adiputra

@dimasadiputra70
belum pernah menerbitkan apapun
Jangan Tidur di Sekolah
abil kurdi
Akhirnya bisa selesai membaca karya mas abil kurdi. Karya yg menarik, idenya unik. Salah satu cerita horor paling realistis yg pernah saya baca. Semua teka tekinya bisa dijawab dengan nalar, tidak bertumpu pada orang sakti yg tau segalanya. Diluar gaya penulisan yg dipilih penulis, saya rasa cerita ini akan menarik bagi industri. Jika mendapat 'tandem' yg tepat dan digarap lebih serius, bisa menjadi masterpiece. Menggabungkan horor dan komedi memang sulit. Apalagi jika mengacu pada standar film horor komedi. Menurut saya beberapa alasan film dibuat horor komedi karena penciptanya tidak yakin jika horornya saja akan menarik perhatian. Beda dgn karya ini, dimana alur horornya 'dapat'. Yg perlu diperbaiki mungkin komposisi horor dan komedinya. Alih2 membuat guyon yg dipaksa, saya pribadi lebih menikmati kejenakaan lewat narasi, seperti saat penulis menulis 'berduet seperti Anang dan Raul Lemos', daripada menyisipkan tawa 'hehehe' dalam percakapan. Dua jempol!
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Perlu waktu cukup lama membaca cerita ini sampai tamat. Hingga pertengahan alurnya terasa datar, namun semakin menarik saat memasuki bab 50an. Tokoh2nya juga mudah diingat. Cara tokoh utama dalam mengakhiri misteri kematian ayahnya juga tidak mudah ditebak. Ditambah ada gambar2 yg memudahkan pembaca. Jika ada yg perlu dikritisi mungkin adalah gaya penulisan, tapi itu juga terkait dengan selera. Cerita yang bagus secara keseluruhan.
Pralaya Mangir
Ferry Herlambang
Membacanya seperti menemukan harta karun. Jarang yang mengambil tema ini karena banyaknya kerumitan, seperti memadukan sejarah dgn imajinasi hingga penggambaran suasana masa lampau. Namun dalam karya ini penulis bisa meramu menjadi cerita yang mudah dipahami. Kelebihan paling menonjol ada pada kekayaan kosakata yg dipilih, menjelaskan jam terbang, banyaknya referensi, dan pemahaman luar kepala atas gambaran sejarah di masa tsb. Salam hormat utk Pak Ferry.
Dahlia Merah di Penghujung Abad
tuhu
Membaca judul, latar waktu serta tempat dari cerita ini mengingatkan saya pada tetralogi Buru yang ditulis Pram (dimana Mienke menjuluki Annelies sbg Bunga Penutup Abad). Awalnya saya berpikir cerita ini akan menggambarkan kehidupan sosial politik, namun menyelam lebih dalam pada bab2 selanjutnya, baru saya sadari jika ini adalah sebuah cerita aksi. Membaca karya ini kita disuguhkan alur film aksi dalam bentuk tulisan. Pembaca cukup mengikuti saja alurnya tanpa perlu menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu ada hal menarik lain, bahwa suasana hindia belanda dalam karya ini digambarkan lebih egaliter. Komunikasi antar ras manusia yang mendiami hindia belanda (eropa totok, peranakan, asia timur, priyayi dan pribumi biasa) berjalan cair dan sejajar. Jika perlu ada kritik, menurut saya karya ini menghadirkan banyak sekali tokoh. Saya agak kesulitan mengingat peran beberapa tokoh saat memasuki bab Priyangan. Terlepas dari itu, cerita ini adalah karya yang menarik untuk dibac
Nun Mati 1962
Tian Setiawati Topandi
cerita yang menarik, penulis nampak menguasai betul materi yang ingin disampaikan. meskipun mengambil setting waktu puluhan tahun yang lalu, penulis bisa mendeskripsikan dengan apik berkat riset yang sudah dilakukan sebelumnya. banyak pesan baik. yang ingin disampaikan penulis melalui cerita ini, meskipun beberapa pesan tsb dituliskan secara kaku dengan mengutip ayat suci secara langsung. tapi secara keseluruhan cerita ini sangat layak dibaca
JOANA
Gita Sri Margiani
menyenangkan bisa membaca cerita2 misteri di kwikku, meskipun di cerita ini pelakunya digambarkan sangat kejam dan brutal.
Konsultan Kematian
hidayatullah
novel kedua yang saya baca sampai selesai di kwikku, alur ceritanya mudah dimengerti, cara penyampaiannya juga renyah. cerita yang menarik jika suatu saat akan difilmkan. kalau boleh memberi sedikit saran, nampaknya ada beberapa bagian yang setting waktunya kurang pas, misal instagram yang digunakan tokoh tua disaat mudanya (jika saya tidak salah), juga saat cerita latar belakang arimbi, saat ibunya bertemu santo muda, harusnya saat itu KPK belum lahir hehehe (karena kalau tidak salah usia arimbi 30an awal, berarti sri dan santo bertemu sebelum tahun 1990, sementara KPK baru ada di jaman megawati.