Webtoon ini masih diperiksa oleh kurator
Blurb
"Payung kesedihan itu seakan menjadi teman setia di kala badai kehidupan menerjang, Dia seakan mampu menjadi perisai dari dinginnya badai kehidupan yang sebenarnya aku juga tidak kuat dalam menghadapi dinginnya badai kehidupan, dengan payung kesedihan seakan mampu membuat ku bisa menghadapi segala rintangan. Ya, payung kesedihan bukan lain adalah diriku yang selalu menggunakan beragam cara agar aku terus berusaha menutupi dingin dan enggan memilih untuk berteman dengannya. Tapi ku harap suatu saat nanti aku bisa berteman dengan badai kehidupan dan perlahan bisa keluar dari persembunyian
ternyamanku"
Lalu kau tahu?, pada sebagian orang pasti acap kali merasa kecil diri terhadap apa yang telah ia capai. Padahal secara tidak sadar orang-orang yang berusaha berdiri dari badai hujan kehidupan yang terus menerjang membabi buta. Itu saja sebenarnya sudah termasuk hal terhebat yang menjadi bagian dari proses menuju sukses. Tapi tidak jarang aku selalu diselimuti oleh kesedihan, kegelisahan, atau bahkan kekecewaan terhadap dunia yang terkadang suka menyuguhkan hal-hal ajaib atau bahkan menjahili aku. Mengingat tidak ada manusia yang bisa ‘sempurna" karena
manusia di bumi ini memiliki keunikan serta warnanya tersendiri. Oh iya untuk diriku terima kasih ya sudah kuat, walau aku tahu diri ini sebenarnya tidak tahan dengan kehadiran badai kehidupan tapi malah memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan hidup walau sambil memakai payung kesedihan yang mungkin jika tidak merasa sedih aku tidak akan bisa mengetahui betapa kerasnya dunia pada diriku, iya diriku yang belum bisa memberikan
pembuktian apa-apa kepada dunia. Kejam memang tapi ini lah cara kerja dunia, di dunia ini para penduduk bumi selalu menilai pencapaian namun sungguh disayangkan terkadang sebagian dari mereka sering melupakan serangkaian proses yang telah kita jalani dan mereka hanya memfokuskan pada titik pencapaian yang harus kita raih. Jemu sudah jiwa ini selalu dituntut untuk bisa sempurna ditengah keterbatasan yang ada. Tapi jika saat itu aku memilih untuk terus berlarut dalam kesedihan dan jika semangat merajut asa tidak kunjung menghampiri. Mungkin saat itu aku akan tetap memilih memakai payung kesedihan dan enggan untuk mencoba berjalan melewati jenggala kehidupan tanpa payung kesedihan. Payung kesedihan memang sangat membuatku merasa nyaman karena dengan kehadiran payung
kesedihan yang bukan lain adalah diriku yang selalu memilih untuk menutupi dinginnya badai kehidupan tanpa harus memutar otak untuk mencari cara agar aku bisa mencoba untuk berteman atau bahkan berdamai dengan badai kehidupan. Ini lah sepenggal kisah yang telah berhasil membawa ku untuk bertemu dengan jati diriku yang sesungguhnya.
Cerita oleh
Astri Rahmah Aulia
Ilustrator oleh
Astri Rahmah Aulia
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Rating
0
0
0
0
0
0
Total 0
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Belum ada Ulasan
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Astri Rahmah Aulia
-
Bergabung sejak 2024-06-24
Telah diikuti oleh 58 pengguna
Sudah memublikasikan 3 karya
Rekomendasi dari Drama
Novel
Dunia Alina
Prasanti Ayuningtyas
Komik
Payung Kesedihan
Astri Rahmah Aulia
Skrip Film
LIOM
Kazuno Feira Azrina
Flash
Rumah Murah Berhantu
Sulistiyo Suparno
Flash
Lebih Jenjang
Yuisurma
Novel
KKPK Two Beautiful Princess
Mizan Publishing
Novel
Jika Mentari Tak Kembali
Ananda Galih Katresna
Skrip Film
Sesayat Munajat Cinta (Sebuah Skenario Film)
Imajinasiku
Cerpen
Toilet Kemanasaja: Marah-Marahnya Broto
Ega Pratama
Novel
Kumpulan Kisah Inspiratif
Rifan Nazhip
Novel
Fool's Gold
Syafa Amelia
Novel
Rumah tangga dalam campur tangan mertua
maesarahkurniawan
Flash
Anak-anak Suka Mencuri Permen
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Ironi Kotak Amal Sekolah
Ron Nee Soo
Komik
Bukan Cinta Remaja Biasa
NO-NAME
Rekomendasi