Disukai
0
Dilihat
7
Sembunyi dibalikata Baik-baik Saja
Drama

Hari ini kayaknya menjadi hari yang bagi sial dalam sejarah kehidupan Billa dimana tadi ia bangun sampai telat bahkan harus di bangunkan oleh assisten rumah tangga yang ada di rumahnya karena suruhan Nabila— Kakaknya yang kebetulan menelepon karena Billa belum sampai ke sekolah dan kebetulan kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota—seperti biasa—terkesan mendadak. Billa yang bangun nya kesiangan bergegas Menuju kamar mandi dan memakai seragam seperti biasa.

Karena saking terlambatnya dan tidak mau menjadi anak yang malas, ia sampai tidak sarapan pagi, walaupun sebenarnya sudah menjadi kebiasaan dirinya akan tetapi assisten rumah tangga itu tetap berusaha agar Billa sarapan terlebih dahulu, namun kayaknya takut kesiangan membuat dirinya enggan mendengar teriakkan yang ada di rumah. Billa bergegas menancap gasnya meninggalkan kediaman rumahnya karena beberapa menit lagi bel masuk akan tiba.

Kecepatan mobil ia tempuh secepat-cepatnya, sebenarnya ia anti kebut-kebutan dan selalu dalam posisi tenang dan hati-hati namun situasi lain membuat dirinya bingung dan memilih sesuai otak yang sedang bekerja, dalam kecepatan mobil itu Billa mulai merasakan pusing, matanya berkunang-kunang berdenyut denyut seperti di tusuk jarum, bahkan wajahnya berubah pucat. Namun semua itu Billa tahan sampai ia sampai di sekolah.

Akan tetapi tiba-tiba mobilnya mendadak berhenti di tengah jalan. Billa yang merasa dirinya kacau langsung marah-marah tidak jelas hingga ia memilih mengecek apa yang membuat mobilnya itu berhenti, dan setelah di cek rupanya mobilnya kehabisan bahan bakar bensin, disana membuat Billa makin frustasi ia memilih keluar dari mobil dan mulai berlari dari jalan itu.

Alhasil dari walaupun rasa sakit yang ia rasakan itu membuat Billa akhirnya sampai di sekolah, dan kebetulan banget gerbang masih belum di tutup. Beta langsung masuk dan memilih ke kelas, akan tetapi baru saja melangkahkan kaki ke kelas tiba-tiba.

"Billa Anggraini!"

Teriakkan nama lengkapnya itu membuat Billa langsung mati kutu disana. Dan saat Billa berbalik ia melihat sosok yang paling di takuti khusus untuk anak-anak yang Badung dan nakal yang bisa berurusan dengan nya, dan sekarang Billa—si Juara umum—anak genius harus berurusan dengan guru BK.

"Kesini! ikut ke ruangan ibu." mau tidak mau akhirnya Billa mengikutinya.

Billa langsung memasuki salah satu ruangan yang memang tidak pernah di kunjungi oleh dirinya kecuali memang ada perlu, Billa sebenernya agak malu karena memang ini pertama kalinya Beta masuk ke ruangan dengan wajah yang semakin pucat basi.

"Silahkan duduk Billa," suruh guru BK itu.

Billa akhirnya duduk berhadapan dengan raut wajah tertunduk malu, "Ibu tahu Bil? Kamu bukan anak yang nakal atau masuk dalam zona merah tapi sekarang ibu melihat kamu beberapa hari ini tidak seperti kamu pada umumnya, kalau ada masalah kamu bisa cerita sama ibu,"

"Anu, Bu. Saya," ucap Billa ragu.

"Apa jangan-jangan karena ini Billa," tunjuk salah satu kertas yang membuat Billa terkejut.

Billa tahu. Kesalahannya ini benar benar fatal hingga ia bisa masuk ke ruangan ini. Dan sekarang dirinya mati kutu di tempat "Billa, ibu tahu kamu pasti berat menjalani ini. Tapi jangan paksa diri kamu. Kamu itu mengidap

Eccedentesiast, kalo kamu terus seperti ini karena itu hanya akan merusak mental dan fisik kamu,"

Billa paham, dan mulai mencerna kata-kata guru BK ini hingga di pikirannya ia terngiang-ngiang kata-kata yang memaksa dirinya untuk mengambil semua itu.

"Dan sekarang kamu malah menyiksa diri kamu seperti ini. Hentikan Billa, Ibu gak mau sampai kamu sakit hanya gara-gara semua ini,"

Beta mendongkrak kepalanya menatap Ibu guru BK itu dengan tatapan yakin. "Gak Bu, Billa tidak akan menyerah ini sudah jalannya Billa dan sekarang Billa akan meneruskan ini sampai Billa yakin bahwa Billa mampu. Kalau begitu Billa izin pergi ke kelas Bu," ucap Billa meminta izin, untung saja sang guru memberikan izin.

Setelah itu Billa bangkit dan langsung berjalan meninggalkan ruangan itu dan saat membuka pintu itu Billa kembali di kejutkan dengan kedua sahabatnya yang sudah menunggu kehadiran. Tatapan mereka kini penuh pertanyaan dan mungkin sekarang adalah jawaban dimana rahasia yang di tutup-tutupi selama ini.

"Bil, apa ini?" tanya Elsa—sahabatnya kesal.

Billa masih diam kayaknya memang bangkai yang sudah terkubur kini tercium juga, "Apa ini Billa. Jawab?" teriak sahabat lainnya—Lisa.

"Itu surat persetujuan untuk mengikuti olimpiade sains," jawab Billa seadanya.

Baik Elsa dan Lisa langsung menengok ke arah lain tanda mereka kesal, pasalnya selama ini Billa menutupi masalah ini dari sahabat nya dan sekarang mereka baru mengetahuinya sekarang. Sebenarnya apa yang di pikiran Billa hingga ia memilih menyembunyikan semua nya ini.

"Kenapa Bill? Kenapa lo menyembunyikan semua ini, kenapa?" tanya Lisa frustasi.

"Maafin gue ya, gue gak mau kalian khawatir sama gue biar gue yang urus semua ini," jawab Billa sesal.

Lisa mengusap wajahnya, ia benci di bodohi tapi sekarang malah dirinya di bodohi oleh sahabatnya sendiri, "Apakah Kak Abil tahu masalah ini?" tanya Elsa pelan.

Billa menggelengkan kepalanya dan kedua kalinya Elsa dan Lisa menengok ke arah lain karena kesal, "Apa yang sebenarnya ada dipikiran lo? Hingga lo mau ambil ini? Lo tahukan ini berat buat lo, seharusnya kita bersenang-senang menikmati masa muda kita bukan malah menyiksa mental dan fisik lo sendiri,"

"Gue tahu, Elsa. Gue tahu Lisa tapi gue terpaksa," ucap Billa setengah kesal.

"Terpaksa?" ulang keduanya.

"Ini semua karena—" belum Billa melanjutkan ucapannya tiba-tiba bel pergantian pelajaran berbunyi. Sontak saja Billa meninggalkan kedua sahabat untuk menuju kelas.

***

"Eccedentesiast adalah seseorang yang menyembunyikan banyak hal di balik senyumannya. Hal ini bisa berupa kesedihan, kemarahan, depresi, maupun traumatis." Billa sedang membaca artikel di rumah nya, setelah berkutat dengan buku pelajaran karena ia bosan akhirnya mencari sesuatu yang membuat dirinya membaca hal-hal aneh tentang penyakit mental ini.

Bersamaan dengan itu hujan turun di malam yang penuh sunyi ini. Biasanya pada suasana ini rasa kantuk akan datang seperti dongeng sebelum tidur. Namun sepertinya kalau ia tertidur maka ia akan di paksa bergadang layaknya hewan nokturnal. Bukan itu saja ia akan di paksa belajar-belajar dan belajar seperti robot.

"Hoaww."

Billa mengantuk tandanya ia harus tidur, sekarang ia mencoba berbaring di kasur untuk merasakan indahnya alam mimpi. Baru saja ia menutup mata, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan di tariklah selimut yang menutupi tubuh Billa.

"Bangun! Robot! Bangun!! Ini bukan waktunya tidur!" teriak Mama nya.

Billa terkejut pasalnya ia baru saja akan menikmati kenikmatan tidur dan alam mimpi tapi tetap saja di gangguan baik dari Mama atau Papa nya.

"Malam ini kamu harus belajar! Besok itu perlombaan Sains!!" bentaknya lagi.

"Tapi Ma, Billa udah banyak untuk belajar. Bahkan Billa mengorbankan waktu istirahat dan main Billa demi ambisi Mama sama Papa, apa masih kurang Ma," kata Billa.

"Pokoknya Mama mau malam ini kamu belajar! TITIK!!!"

Setelah itu Mama nya pergi dari kamar dan menutup pintu kamar dengan begitu keras. Dan sepertinya malam ini Billa tidak bisa tidur, andai saja Kakaknya tahu. Mungkin ia akan membela dan melindungi dirinya.

Dan dengan terpaksa malam ini Billa harus bergadang.

***

Billa telah bersiap, walaupun rasa kantuk masih menyelimuti seluruh tubuh nya akan tetapi ia harus tetap terjaga. Mama dan Papa nya siap mengantar Billa ke tempat perlombaan itu, setelah mereka pulang dari sekolah Billa untuk meminta izin mereka langsung saja berangkat.

"Billa ayo masuk, sebentar lagi perlombaannya akan dimulai loh," kata Mama.

"Baik Ma,"

Billa naik ke dalam mobil kedua orang tuanya dan Setelah itu mereka mulai meninggalkan tempat itu setelah mobil itu meninggalkan kediaman rumahnya tampak seseorang berlari menuju rumah itu tapi terlambat mereka keburu pergi.

Di dalam mobil, Billa masih di paksa untuk belajar. Padahal otaknya sudah tidak mau di ajak kompromi untuk mempelajari dan memikirkan apa ada di hadapannya.

Tapi lebih baik ia pura-pura belajar, dari pada kena omelan lagi mereka. Untung saja lokasinya dekat jadi tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sampai disana.

Semua orang dari penjuru Indonesia datang kesini, ini adalah perlombaan sains nasional jadi wajar saja kalau seluruh Indonesia ada disini.

Billa berharap ada keajaiban yang membuat ia keluar bisa penjara tidak kasat mata, akan tetapi sepertinya tidak ada harapan baginya setelah ia masuk kedalam tempat ini karena Billa di tuntut untuk melakukan.

Dua jam telah berlalu. Billa akhirnya keluar karena kebetulan ia telah selesai menyelesaikannya, jujur ia sangat lelah sekali bahkan ia sudah tidak mengenal realita dan alam mimpi. Tubuhnya sudah kuat lagi rasanya sesak sekali dada ini.

"Billa!" teriak Nabila atau di panggil Kak Abil.

"Kak Abil," kata Billa.

"Kita ke rumah sakit ya," ajak Nabila.

"Gak Kak. Billa hanya butuh istirahat," tolak Billa.

"Yasudah kita ke taman di depan. Kebetulan kakak bawa makanan kesukaan Billa." Tanpa persetujuan Billa, Nabila langsung memapah Billa ke taman di depan.

Setelah sampai tidak mereka duduk di taman tersebut dan Nabila mengeluarkan barang yang ia bawa.

"Mama dan Papa langsung pulang tanpa izin sama kamu. Makanya aku langsung kesini sekalian bawa makanan ini buat kamu," kata Nabila.

"Makasih Kak, kakak tahu. Bahwa Billa lapar banget. Soalnya tadi pagi gak sempet sarapan," ucap Billa.

"Iya-iya Kakak tahu. Jadi jangan di teruskan lagi, cepet makan," paksa Nabila.

Billa langsung menyantap makanan yang di bawah oleh Nabila, yaitu Nasi Uduk sambal tomat makanan kesukaan Billa dan Abil di rumah yang sering di buatkan oleh pembantu di rumahnya.

Di sela-sela Billa makan, Nabila memperhatikan Billa yang tampak senang dengan makanan itu hingga menghabiskannya tanpa tersisa. Setelah minum tangan Nabila langsung memegang tangan Billa yang membuat si pemilik tangan terkejut.

"Kak Abil,"

"Billa.... Kakak mohon, jangan sembunyikan lagi perasaan kamu. Gak baik bagi kesehatan mental kamu, kalo ada amarah, sedih dan trauma jangan di pendam please. Kasih tahu kakak.... Mudah-mudahan kakak bisa bantu," jelas Nabila.

"Billa gapapa kak, jangan khawatir... " Billa masih menganggap semua baik-baik saja.

"Jangan bohong Bil, kakak tahu apa yang di lakuin Mama sama Papa sama kamu. Dan maaf, kakak baru tahu sekarang. Setelah ini kakak janji akan selalu berada disamping Billa," tutur Nabila.

Billa tidak bisa menutupi rasa sedihnya kala mendengar penuturan sang kakak yang akhirnya tahu apa yang terjadi, mereka berdua saling berpelukan untuk mengeluarkan rasa yang menganjal dalam dada. Akhirnya ada orang yang mengerti akan situasinya ini mudah-mudah kedua orang tua mereka cepat sadar atas apa yang mereka lakukan kepada anak-anak mereka.

Tamat

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi