Selepas Hujan
Sejarah
Rawaya melangkah ringan di sepanjang peron sambil menenteng payung biru besar dan bersenandung. Pagi itu, kelabu merata di cakrawala. Angin semilir berembus, menyapu tiap jengkal permukaan kulit dengan hawa dingin. Lelaki itu tersenyum. Datangnya hujan selalu mengingatkannya pada kota kelahiran serta pertemuan pertamanya dengan gadis itu.
Lelaki itu pun berhenti, berbaur bersama lautan manusia yang menunggu datangnya kereta. Ia menghela napas panjang seraya terpejam. Meski dunia telah banyak berubah, aroma petrikor masih sama. Harumnya yang samar berhasil membawanya terbang ke masa lalu, jauh—jauh sebelum Indonesia berdiri, sebelum Baron van Imhoff* pergi ke selatan Batavi...
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Selepas Hujan
Anisha Dayu
Novel
Luka Yang Tak Pernah SEMBUH
Maria Ulfa
Novel
Go Set a Watchman
Mizan Publishing
Novel
Nun Mati 1962
Tian Setiawati Topandi
Novel
Man's Search for Meaning
Noura Publishing
Novel
Fantasteen Far Away
Mizan Publishing
Novel
Andai Aku Hidup Sekali Lagi
Mizan Publishing
Novel
Pesan Dari Ibu
Rizki Pratama Ningrum
Novel
Ghost from Berlin
Lumba-Lumba
Novel
Yu Darsinah (Abang Getih, Putih Balung)
Eka A Anggraeni
Flash
The Descendant of Murderer
Matrioska
Novel
Dahlia Merah di Penghujung Abad
tuhu
Flash
Jembatan Negeri Rasa
Tourtaleslights
Novel
From Zero to Zero
Noura Publishing
Flash
Kisah Masa Lalu
Ralali Sinaw
Rekomendasi