Disukai
0
Dilihat
594
Peramalan cuaca menguji kebenaran Almanak.
Sejarah

Setiap hari, Bakda Maghrib saya sudah harus dikedai. Rudi barista yang sudah mengabdi selama empat belas bulan disini,  “ Kak, salon sebelah sudah minta izin pasang sanyo air? “ katanya seraya cengegesan. Jelas saya terdiam, tak paham apa maksud nya.

Saya memilih duduk, menaruh tas hitam gendong dan tas abu-abu selempang dimeja pojok mushola. “ Air? Air sumur belakang rud? “ Dalam berbagi memang seharusnya tak ada istilah perumpamaan. Tapi, tak izin mungkin ada perasaan yang membuat tak nyaman.

Aroma kopi vietnam drip memang selalu mengoda dikala pukul tujuh malam, memang pula rutinitas harian. Perbincangan berjalan cukup singkat ketika saya sudah mengetahui kejadian sumur air belakang. Bahkan permasalahan air memang menjadi topik sexy beberapa bulan ini dikota lubuklinggau. Sejak musim kemarau tiba, Hujan mengundang pro dan kontra.

Banyak alasan yang terdengar ditelinga, tiga hari yang lalu tamu diwarung berceloteh cukup kuat kepda teman nya, “ Baru cuci mobil, hujan turun. Hujan sebentar pulak. “ Bahkan tiga bulan ini tak bisa dihitung berapa banyak orang-orang jemaah masjid melakukan sholat istikharah minta hujan Hingga pejabat lingkungan pemerintah kota dan kabupaten.

Bahkan sumber berita diperparah dengan analisa hujan yang tak kunjung datang, seperti analisa yang dilakukan oleh badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan Dengan judul topik utama Prakiraan hujan, Deret hari tanpa hujan hingga evaluasi tingkat bahaya kebakaran.

Diperparah dengan media Online Antara Bengkulu yang memuat judul utama, 

“ Kemarau, Warga lubuklinggau mandi air galon. “ Dengan ilustrasi karet 

“ Dalam seminggu ini calon walikota membagikan air bersih, sehingga dapat meringankan warga. “

Metode berfikir tentang Rohani dan jasmani. Seperti logika pelit berbuah manfaat untuk diri sendiri, Logika itu saat ini bersimaharajalela, meski pola pikir manfaat (Berbagi) itu tertulis dalam ayat-ayat tuhan yang maha esa.

Apakah akurat peramalan cuaca saat ini atau kita harus menguji kebenaran Almanak Tionghoa pada masa lampau, Tentang keadaan hari hujan, panas & dingin atau topan?

Sementara itu sejarah mencatat, Kalau pada abad 20, di Indonesia, kemarau yang cukup hebat ada di tahun 1963, 1967, 1972, 1976. Menurut catatan sejarah, dampak kemarau/kekeringan yang paling parah dialami masyarakat terjadi. Kalau dampak kemarau bagi daerah agraris ya gagal panen. Misalnya, kemarau panjang yang melanda Jawa pada 1844. Tahun itu pola musim kacau. Hujan tak turun pada bulan-bulan basah, Oktober-Maret.

Persawahan pun kering sehingga petani gagal panen. Tahun-tahun setelahnya lebih buruk. Puncaknya, pada 1848-1849, menjadi tahun terkering sejak 1827. Namun juga perlu diingat. Bagi kota besar seperti Batavia, dampak dari musim kemarau adalah polusi udara berupa bau sampah yang menyengat. Pada 1630, tumpukan sampah di jalan dan kanal Batavia menjadi masalah utama.

Apa yang dilakukan para raja di masa lalu dalam mengantisipasi kekeringan dan menangani dampaknya?

Ilustrasi terkini mengundang warga untuk mengambil air ketika musim Politik tiba. Kerajaan terdahulu, seperti Majapahit misalnya, belajar bagaimana mereka bertahan dalam musim hujan dan kemarau. Berdasarkan klasifikasi iklim, daerah Trowulan termasuk daerah yang mempunyai musim kemarau yang panjang.

Nah untuk bertahan dari kemarau panjang ini, mereka membangun waduk. Waduk-waduk yang ada di situs Trowulan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok barat laut dan kelompok timur. Waduk-waduk yang ada di kelompok timur mempunyai fungsi sebagai penyeimbang debit air, sehingga pada musim hujan tidak terjadi banjir, dan pada musim kemarau tidak terjadi kekeringan.

Ada peristiwa politik apa saja yang terjadi pada musim kemarau pada masa lalu? Tahun 1962/1963 terjadi kemarau panjang disertai kegagalan panen padi, hama tikus yang merusak dan menimbulkan kelaparan di Pulau Jawa. Makanan pokok, bensin, dan minyak sering menghilang dari pasar. Sebenarnya kemarau ini tak berkaitan langsung dengan peristiwa 1965. Namun memang sejak 1962-1963 itu sudah terjadi musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya.

Selain peristiwa politik, ada kejadian besar apalagi pada musim kemarau zaman dulu? Tahun 1972 produksi beras adalah lebih rendah dari pada tahun 1971. Penurunan produksi itu terutama disebabkan oleh karena musim kemarau yang sangat kering dan untuk berbagai daerah juga sangat panjang.

Musim kemarau yang luar biasa itu sangat mempengaruhi produksi padi di Jawa bagian Tengah, Sulawesi bagian Selatan, Sumatera bagian Selatan, Nusa Tenggara bagian Timur dan beberapa daerah lainnya. Usaha pemerintah Orde Baru saat itu ya penambahan impor beras untuk tahun 1972/73 yang diusahakan melalui pemanfaatan bantuan dari beberapa negara.

Di masa kuno, era Mpu Sindok di kerajaan Mataram Hindu, tersua dalam prasasti Kamalagyan 1.037 M disebutkan bahwa dibangun sebuah waduk untuk membendung air ketika musim hujan dan dialirkan untuk pengairan pada musim kemarau.

Ini berarti, kawasan di sekitar Sungai Brantas ini memang rawan kekeringan. Penguasa setempat sudah melihat masalah ini. Jadi, jika abad 11, Mpu Sindok memuat waduk, pada masa kini, PDAM membuat cadangan pasokan air.

Bagaimana penduduk pada zaman dulu mencukupi kebutuhan pengairan sawah dan air minum?

Bagaimanapun air adalah sumber kehidupan dan harus dijaga kelestariannya. Sebagai sumber kehidupan, maka banyak yang memaknai sumber air itu suci. Penguasa setempat juga membuat semacam penanda bahwa sebuah sumber air itu suci.

Hayam Wuruk memutuskan untuk membangun stupa, di Sumberawan pada 1359. Kini disebut candi Sumberawan. Jika sekarang masyarakat ramai-ramai pasang pralon dari sumber air, dulu aliran air ini dibuat dari batu yang disebut jaladwara.

Apakah pernah terjadi gara-gara kekeringan menimbulkan peperangan di masa lalu?

Kalau di kerajaan-kerajaan di Jawa, sepertinya kekurangan air itu jarang. Majapahit misalnya, memiliki wilayah dengan sumber air melimpah. Hayam Wuruk bahkan pernah melakukan perjalanan ke seantero sumber-sumber di wilayah Majapahit. Para penguasa tersebut lebih cenderung melakukan upaya konservasi sumber air yang ada. Bukan melakukan aneksasi wilayah.

Ada perbedaan dan persamaan kebijakan yang dilakukan pemerintah zaman Orla, Orba, dan Orde Reformasi terhadap masalah kekeringan. Dimasa lampau jauh sebelum massa itu, Sejarah pula mencatat dengan jelas. Kisah Utsman bin Affan Membeli Sumur Yahudi.

Dalam perspektif islam berbagi air seperti apa? 

Dalam hadis dinyatakan bahwa sedekah air menjadi satu jalan untuk mendapatkan pengampunan Allah SWT mendapatkan surga. Dari Abu Hurairah ra, Sesungguhnya Rassulullah SAW bersabda: “ Kali tertentu ada seorang laki-laki yang berjalan. Ditengah perjalanan ia kehausan, Ia menemukan sebuah sumur maka ia pun turun kedalamnya dan meminumnya. Kemudian ia keluar, tiba-tiba ada seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karna kehausan, lantas orang itu berkata: “ Anjing ini benar-benar kehausan sebagaimana diriku. Kemudian ia turun lagi dan mengisi sepatunya dengan air sampai penuh. Kemudian ia mengigit sepatunya dan naik ke atas lalu memberinya minum. Allah memuji perbuatan orang itu karna menolong anjing dan Allah mengampuni dosanya. ” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah menolong binatang juga memperoleh pahala?” Beliau menjawab: “Menolong setiap makhluk yang mempunyai limpa itu mendapatkan pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam suatu kesempatan, Saad bin Ubadah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama? ” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud).

Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hal ini adalah nilai keikhlasan. 

Sejarah kembali datang, Kita harap cemas dan was-was menghadapi kekeringan. Ditahun politik yang sarat berkepanjangan lidah, ditengah musim yang tak menentu. Kini urusan utamanya ialah, tidak serta merta menyalahkan pemerintah apalagi menyumpahi tuhan yang maha esa. Tugas kita hanya perlu menyiapkan ruang untuk menyimpan cadangan air sebaik mungkin, Lalu mengatur pola pemakaian cadangan air seperlunya.

Anggap saja kita punya keberlimpahan air lebih dari pada tetangga, Rasanya tak perlu dibahas lebih jauh tentang sejarah air, Lupakan kehilafan, Mengikuti nuraga sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW adalah pedoman kita sebagai manusia.

Sepertinya kita sama-sama membutuhkan air dalam berdagang?

Sunyi.

“ Bolehlah nga jon. “

“ Abang ijin ke belakang cek pipa bocor jon? “

“ Mari, Silahkan bang. “ Sembari tersenyum saya menyeruput vietnam drip yang menguap.

Dititik itu, Saya tahu bahwa memikirkan izin akan menghabiskan energi dan waktu, bahwa berbuat kebaikan tidak butuh semua itu.

                         

                                                                                                Lubuklinggau, 29 oktober 2023


Refrensi

https://iklim.sumsel.bmkg.go.id/wp-content/uploads/2021/06/BULETIN-BMKG-EDISI-JUNI-2023-web.pdf

https://www.bsimaslahat.org/blog/pahala-dari-sedekah-air-menurut-rasulullah/

https://infakyatim.id/inspirasi/kisah-utsman-bin-affan-membeli-sumur-yahudi

https://www.akurat.co/nasional/1302112194/Peristiwaperistiwa-Besar-yang-Terjadi-pada-Kemarau-Panjang-Masa-Lalu-Interview-Periset-Sejarah?page=3

https://bengkulu.antaranews.com/berita/5748/kemarau-warga-lubuklinggau-terpaksa-mandi-air-galon

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Rekomendasi