Kreeekkk .... Kek
Kek, kek.... Kreeeekkk.....
Kek
Pandanganku mengitari ruangan ebei.[1] Angin mengiris tubuhku. Suara itu lagi, gumamku sembari memulihkan ingatan. Entah malam jumat keberapa, lagi-lagi aku harus terjaga dalam gelap, di tengah udara Baliem yang menggigilkan rusuk.
Keresak langkah kaki setapak demi setapak sayup kudengar dari balik bilik ebei. Langkah itu seolah tidak memijak bumi. Tapi aku sama sekali tidak takut. Aku hanya penasaran. Aku sudah tahu arah tuju wanita itu. Ya, wanita itu. Wanita yang tengah melangkah pelan itu tak lain adalah, Mama.
Dalam gelap, Mama menjalankan ritual paling aneh bagi wanita Baliem: Mengendap tanpa ada yang tahu, bertelanjang dada, hanya mengenakan yokal[2] dan membawa noken[3] kosong tergant...