Hunian
Aksi
Langit sore itu seperti kanvas hitam dengan sapuan abu-abu kelabu. Pukul lima, Indah duduk di bangku halte yang berwarna kusam, ditemani oleh deru kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan basah. Hujan belum turun, tetapi angin dingin yang membawa aroma tanah basah mulai menggigit kulitnya. Sesekali ia melirik ponselnya—layar menampilkan pukul 17.15—dan berulang kali ia memeriksa aplikasi transportasi, berharap ada bus yang mendekat. Namun, semuanya n...
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Cerpen
Hunian
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Novel
Play and Learn
Bentang Pustaka
Flash
Cahaya memudar di lantai
Lukitokarya
Flash
KUMPULAN TATIKA
Citra Rahayu Bening
Cerpen
Perburuan Cabe di Negeri Pedas
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
WaroX
Handi Yawan
Novel
Dunia Suka Bercanda
Ariadi
Flash
Sebatang Paku
Hans Wysiwyg
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Berburu Ropen
Vitri Dwi Mantik
Novel
The Lost Hero
Noura Publishing
Flash
Bersama Al-Aqsa
Daud Farma
Novel
The Doomsday
Rama Sudeta A
Novel
Just Bodyguard
Ankano Wen
Skrip Film
Titisan Siluman Harimau Putih
Teguh Santoso
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Hunian
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Belum Usai
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Ujung Fajar
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Tidak Ada yang Spesial di Hari Ulang Tahu
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Yang Tersisa Setelah Kepergianmu
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Hujan di Kota Asap
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Raga yang Membeku
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Doa yang Nyata
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani
Cerpen
Bronze
Daun Terakhir di Ranting yang Sepi
Utia Nur Hafidza Rizkya Ramadhani