Disukai
0
Dilihat
518
Dunia Cermin
Slice of Life

Seorang gadis tengah berjalan di sebuah kompleks perumahan yang terlihat sepi. Pada pagi itu masih sangat berembun. Dengan mengenakan jilbab putihnya ia melihat ke sekeliling bahwa sudah banyak orang yang berdatangan untuk memulai pekerjaan mereka.

"Ariana...!" Seru seseorang memanggil. Ya, gadis itu Ariana, suara itu begitu akrab di telinganya.

Seketika ia menoleh, lalu tersenyum begitu tahu pemilik suara itu. Hana, ia melambaikan tangan kearah Ariana, lalu berjalan cepat, menuju tempat Ariana berdiri. Rambutnya di biarkan terurai bebas. Sesekali angin menerpa rambutnya yang hitam itu sampai menghalangi pandangannya.

"Kita berangkat bareng aja yuk!" ujar Hana begitu tiba di hadapan temannya, Ariana.

Gadis tadi mengembangkan senyumnya, ia mengangguk mengiyakan sembari meneruskan langkahnya di sepanjang trotoar tempat mereka berjalan, tanpa sepatah kata pun yang terucap dari bibir mereka.

Hana memulai obrolannya untuk menghilangkan keheningan itu. "Kenapa kemarin kamu tak masuk kerja? Pak Zhian sepertinya mencarimu." tanyanya penasaran.

Ya, pak Zhian yang di maksud adalah atasannya. Belakangan ini Ariana bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan modal Ventura.

Saat di tanyai itu, ekspresinya berubah dan mengungkapkan bahwa dirinya kemarin tengah sakit perut, asam lambungnya kambuh.

Di tengah jalan tiba-tiba mereka berhenti dan melihat sebuah rumah, dengan teras yang apik, pekarangan yang bersih, serta desain rumahnya terlihat mewah namun klasik seperti rumah orang terdahulu. Kedua gadis itu menatap ke arah rumah tersebut, mereka berhenti sejenak di depannya sambil mengamati dengan seksama tempat itu.

"Eh, ngomong-ngomong rumah itu tak ada penghuninya ya? Habis setiap hari aku lihat tak ada siapapun yang tinggal di sana." ujar Hana saat berdiri di depannya.

"Sayang sekali, rumah sebagus itu tak ditinggali orang satu pun. Andai saja mereka menyewakannya, pasti tempat itu tidak Kosong seperti sekarang." Sahut Ariana menanggapi.

Keduanya tersenyum kemudian melewati tempat itu, "Bagaimana setelah pulang bekerja nanti kita periksa keadaan rumah itu, aku penasaran sama isinya." Cerocos Hana sambil terkekeh.

"Sudahlah, kita lanjutkan saja jalannya. Nanti kita malah terlambat karena sibuk mengobrol." Ariana memaksa temannya agar berjalan cepat.

Sorenya saat mereka berdua pulang bekerja, Ariana dan Hana berjalan dan perlahan tiba di rumah yang mereka lihat sebelumnya. Mereka dengan berani melangkahkan kaki untuk memasukinya. Saat tiba di sana, keduanya kagum melihat keadaan tempat itu dari dekat. Di seluruh dindingnya terbuat dari kaca. Namun, jenisnya terlihat berbeda dengan kaca yang dijual di zaman modern ini, mereka mengira itu adalah kaca klasik.

Ariana mulai memotretnya, dan memberanikan diri masuk pada pintu pertama yang dilihatnya. Dan ternyata itu tak dikunci. Hana hanya mengikutinya dari belakang. Namun, satu hal mengejutkan yang tidak mereka duga. Tiba-tiba mereka masuk ke dalam sebuah pusaran yang terdapat pada pintu tersebut.

Saat sadar, mereka melihat di sekitar mereka penuh dengan benda-benda kaca. Ariana melihat pantulan tubuhnya pada sebuah kotak seperti sebuah cermin, ia tak pernah membayangkan kalau rumah tadi akan membawa mereka ke dunia yang berbeda.

Sepertinya pintu tadi bukan kaca biasa,7a itu seperti benda ajaib. "Kita dimana Ariana? Sepertinya ini tempat yang aneh?" tanya Hana sambil celingukan memperhatikan ke sekeliling mereka.

"I-ini, tidak mungkin! Apa kita bisa keluar dari sini?" Ariana mulai cemas di sertai rasa takut yang menghampiri dirinya.

Mereka berpegangan erat, lalu berjalan di tempat asing itu. Sangat fantastis sekali, ini seperti dalam dunia dongeng. Saat melihat beberapa bunga yang bermekaran yang di hinggapi oleh kupu-kupu cantik. Mereka tak lagi takut, di tambah lagi di sana sebuah kotak terlihat berkilauan dan menarik perhatian mereka.

"Hana, ayo kita lihat ke sana. Kotak itu terlihat sangat indah." Ariana menunjuk kotak tersebut, lalu manarik paksa tangan temannya untuk menuju kotak itu.

Saat sudah dekat, mereka membukanya perlahan, dan cahaya silau membuat pandangan mata mereka terganggu. Ariana dan Hana menutup matanya dengan telapak tangannya. Obyek tersebut menyuguhkan pengalaman dan rasa penasaran yang tak tergambarkan.

Ada banyak benda di sana yang kelihatannya cukup aneh bagi Ariana dan Hana. Benda itu terlihat berbentuk kunci, namun hanya sebuah besi yang ujungnya terlihat unik. Mereka melihat sekeliling, ternyata di sana juga ada rumah. "Wah, sepertinya rumah itu lebih bagus daripada yang tadi. Bagaimana kalau kita melihatnya ke sana?" tanya Ariana berpendapat.

Hana mengangguk, mereka pun memutuskan untuk pergi ke sana dan memasuki rumah tersebut. Dengan kunci yang ada di tangan Hana tadi, mereka pun langsung mengetes kunci itu, dan... Itu berhasil. Berarti dugaan mereka benar. Besi tadi ternyata adalah kunci dari rumah tersebut.

Rumah itu bahkan lebih mewah daripada rumah yang mereka temukan di dunia nyata. Bahkan di setiap sudut ruangannya sangat indah karena di lapisi dengan berlian dan permata asli. Di bagian loteng, malah lebih di katakan seperti nyata. Bermotif awan, dan burung-burung yang berterbangan dalam ruangan itu. Namun, sayang sekali semuanya tampak terbalik. Ya, itu seperti dunia yang sudah terbalik.

Gambar awan itu Ariana menginjaknya, rasa kagum sekaligus heran membuat mereka penasaran. Saat itu Hana melihat ada banyak ruangan di sana. Ia begitu penasaran karena tak seorang pun manusia yang tinggal di sana. "Ternyata, bukan hanya rumah tadi yang tak ada penghuninya. Bahkan di dunia lain saja ada rumah mewah tapi tak ada satu pun orang yang tinggal di dalamnya." Ckckck Ia berdecak kagum saat melihat semua itu.

Di sana, terdapat sebuah cermin besar, dan terlihat jelas itu sangat bersinar pada saat udara yang panas penuh debu. Saat itu mereka amat berminat untuk memandangi cermin tersebut.

Mereka berdua sadar, kalau tempat itu begitu ajaib. Setelah melihat cermin tadi, pakaian mereka semua langsung berubah menjadi tuksedo yang di pakai zaman kuno. Mereka telah menjadi anggota kerajaan dalam dunia paralel yang penuh keajaiban.

Di dunia kaca itu, segala sesuatu yang mustahil akan sangat mudah di jangkau. Mau apapun dan bagaimanapun semau bisa terjadi. Benar-benar membuat mata ini terpana.

Ariana dan Hana sepertinya mulai betah di sana, mereka berjalan dengan anggun di sekeliling rumah itu. Taman bunga, kolam renang, dan semua keajaiban ada di belakang rumah itu..

Tiba-tiba Ariana teringat ponselnya. "Aku harus menyimpan momen ini di media sosial. Hana, ayo kita berfoto-foto." Ariana meraba sakunya. "Ya ampun, aku baru ingat, ternyata pakaian kita sudah berganti." Ia meringis menahan malu.

Tapi ada raut kesedihan dari wajah Hana. "Ariana, apakah kita bisa pulang setelah ini? Sedangkan ponsel kita sudah hilang bagai di telan bumi. Bagaimana kita akan mengabari orang tua kita." Hana begitu kebingungan dengan kondisi mereka.

Hening, tanpa satu kata pun yang keluar dari mulutnya. "Benar, bagaimana kita akan pulang setelah ini?" Batin Ariana.

Lalu ia mencoba kembali melangkah maju ke depan sebanyak beberapa kali, berharap menemukan bantuan segera agar mereka bisa keluar dari tempat itu. Mereka seakan telah terperangkap dalam dunia cermin itu. Mereka yang awalnya merasa panik, malah penasaran dengan adanya hal menarik sehingga ia memilih untuk mencoba menjelajahi tempat itu.

Sampai beberapa jam setelah pencarian tersebut, mereka terlihat lega. Seakan ada secercah harapan akan menemukan cara keluar dari dunia cermin tersebut. Mereka bertemu dengan makhluk aneh namun unik, rasnya juga terlihat sedikit berbeda.

Salah satunya adalah peri dengan sayap transparan dan manusia yang bertanduk panjang dan bahkan bisa berubah kapan saja di dunia itu. Ariana yang awalnya takut, ia menutup kelopak matanya. Berdoa dalam hati, lalu mencoba berinteraksi secara perlahan. Mereka belajar bagaimana beradaptasi dengan dunia yang ajaib itu. Sampai akhirnya mereka telah berhasil melakukan pendekatan dengan berbagai makhluk tersebut dan ingin segera pergi, tapi untuk membuat keputusan itu terasa sulit. Terlalu berat rasanya meninggalkan dunia yang di penuhi dengan makhluk yang begitu baik. Mereka sudah terbiasa berbaur di sana.

Namun, ketika tahu keadaan aslinya, ternyata dalam dunia cermin semua makhluk tadi ternyata tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Menurut cerita dari pada mereka, ternyata makhluk itu juga punya musuh berupa makhluk-makhluk jahat di sana. Rupanya yang menakutkan dan suka memerintah di atas segala sesuatunya.

Dalam sebuah perjuangan yang berat dan petualangan yang menakjubkan, Ariana dan Hana berhasil mempelajari ilmu dan taktik untuk meloloskan diri dan kembali pada dunia nyata.

Setelah berhasil melewati masa-masa sulit tersebut, mereka berhasil keluar dari dunia yang sama sekali tidak dikenal itu. Sepasang gadis tersebut akhirnya mendapatkan sebuah pengalaman, dan cara dalam memberi arti pada kehidupan yang mereka tuju. Mereka bersemangat untuk menyelidiki lebih lanjut untuk menjelajahi dunia mereka sendiri.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Rekomendasi