Antara Utara dan Selatan
Sejarah
“Annyeonghaseyo! Kau terima tawaranku ke selatan?” Awal Oktober 1966 malam, telepon dari orang tak dikenal itu kembali menyapa. Mahasiswa teknik peraih beasiswa asal tanah air itu berharap bapak kostnya benar-benar sudah tidur. Dia tak ingin orang tua itu terbangun karena percakapan di telepon ruang televisi.
Saking ketakutannya, tangannya yang menggenggam gagang telepon jadi keringatan. “Aku hanya mahasiswa teknik yang mendapatkan beasiswa dari tanah air di utara,” jawab si mahasiswa, “Mereka seharusnya paham ji...
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp3.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Antara Utara dan Selatan
Silvarani
Novel
Satru Mataram [Sepasang Pendekar Pedang Cinta]
Sri Wintala Achmad
Flash
SRIKANDI - Brave Warrior of Pandawa
Donquixote
Novel
Creator.Inc
Bentang Pustaka
Flash
Sebuah Persembahan
Afri Meldam
Novel
KAPULAGA
glowedy
Novel
Lost In Escape
RD Sinta
Novel
Langit Menangis di Balik '98: Kisah Perjuangan dan Pencarian Identitas
Aisyah Salsabila Putri
Novel
Utuh tapi rapuh
Edeh dewangsih
Novel
Prahara Diakhir Tahta
Fitri Yeni Musollini
Novel
Langit Berdarah
Amelynzah
Novel
Mozaik Duka
AmertaSandyakala
Novel
Mencari Buah Simalakama
Bentang Pustaka
Flash
Balada Terong
d Curly Author
Flash
Membunuh Subuh
Silvarani
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Antara Utara dan Selatan
Silvarani
Flash
Bronze
Strong Cinnamon and Sparkling Brown Sugar
Silvarani
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Flash
Bronze
Terus Terbang
Silvarani
Flash
Bronze
Buruh Kerja Berburu Cinta
Silvarani
Flash
Bronze
Forbidden Rice
Silvarani
Flash
Bronze
Kuikuti Kau di JalanNya
Silvarani
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Flash
Bronze
Insomnia Distraction (Membicarakan Adam 3)
Silvarani
Flash
Bronze
Membunuh Subuh
Silvarani
Flash
Bronze
Sebilah Lidah
Silvarani
Cerpen
Bronze
Tiga Perempuan Satu Atap
Silvarani
Novel
Bronze
Gwenchana Parahyangan
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Logam
Silvarani
Flash
Bronze
Surya Menyapa Bulan Hanya Lewat Gerhana
Silvarani