TANGAN TERAKHIR
10. 10, SAHAT TIDAK MERESTUI JIWA DAN SALVINIA, scene 76-83

 76.    EXT. RUMAH SILVINIA – SIANG

PEMAIN: JIWA, PAPA SALVINIA, SALVINIA 

 

Akhirnya Jiwa menemukan alamat Sivinia dari temannya. Ia pun bertamu dan bertemu dengan papa Silvinia. Papa Silvinia duduk menatap Jiwa dengan lekat. Jiwa sesekali tertunduk dak keki.

 

PAPA SALVINIA

Kamu siapa?

 

JIWA

Saya Jiwa, Pak...

 

PAPA SALVINIA

Ada perlu apa?

 

JIWA

Hmm...hmm...

Saya mau ketemu sama Salvinia.

 

PAPA SALVINIA

(diam sesaat sambil memperhatikan Jiwa)

Salvi... Apa kamu punya teman laki-laki?

(sambil berteriak.)

 

INTER CUT

Silvinia mendengarkan percakapan Jiwa dan papanya dari kamar. Ia terkejut ketika papanya berteriak dan bertanya.

 

SALVINIA

Iya, Pahh...

 

PAPA SALVINIA

Namanya Jiwa?

 

SALVINIA

Iya, Pa...

 

PAPA SALVINIA

Kapan kamu punya teman laki-laki?

Kok nggak pernah cerita ke papa?

 

Sivinia diam aja sambil menggigit bibirnya dari balik kamar.

PAPA SALVINIA

Apa maksud kedatanganmu?

(sambil nyeruput minumannya)

 

JIWA

Saya mau melamar Salvinia, Pak

 

PAPA SALVINA

(terkejut dan tersedak sambil menyemburkan air teh ke wajah Jiwa)

Hahk? Mau melamar?

 

JIWA

(menghapus wajahnya yang basah)

Iya, Pak...

 

PAPA SALVINIA

Salviii... dia mau melamarmu? Apa kamu setuju?

Tapi nanti aja.

Dia belum jelas statusnya. Kamu datang aja lagi besok

 

JIWA

Baik, Pak... Kalau begitu saya permisih dulu

 

PAPA SALVINIA

Iya.

(cuek)

 

Jiwa pun pamit.

 

CUT TO

 

77.    EXT. DEPAN RUMAH SILVINIA – SIANG

PEMAIN: JIWA

 

Jiwa menghapus wajahnya sambil mengeluh kesal.

 

JIWA

Alamak... Papanya galak banget.

 

Jiwa meninggalkan rumah Salvina.

 

CUT TO

 

78.    EXT. RUMAH SILVINIA – RUANG TAMU – MALAM

PEMAIN: MAMA, PAPA SALVINIA, SALVINIA 

 

Papa dan mama bertanya ke Silvinia. Mengapa selama ini tidak memberitahu kalau dia punya kenalan seorang laki-laki.

 

IBU SALVINIA

Katanya ada laki-laki yang mau melamarmu, Salvinia?

Siapa laki-laki itu? Kenapa selama ini ibu nggak tau?

 

SALVINIA

Hmmm... Iya, Bu. Sebenarnya Salvi baru kenalan.

Tapi ntah mengapa, perasaan Salvi begitu kuat

terhadapnya.

 

IBU SALVINIA

Salvinia... apa kamu sudah kenal keluarganya?

Dia anak siapa, trus pekerjaanya apa?

 

SALVINIA

Dia seniman, Bu, Pa..

 

IBU/PAPA

(mendelik)

Seniman?

 

PAPA

Mau makan apa nanti keluargamu kalau hanya seniman?

 

SALVINIA

Salvi sudah ikhlas, Pa, Bu.

Rezeki bisa dicari

 

Papa dan ibu hanya menggelengkan kepala

 

CUT TO

 

79.    INT. RUANG TAMU – MALAM

PEMAIN: JIWA, KELUARGA 

 

Jiwa menuturkan kalau ia ingin menikah.

 

JIWA

Pa, aku ingin menikah.

 

SAHAT

Menikah? Siapa gadis yang akan kamu nikahi?

Yang kemarin itu?

 

JIWA

Tidak.

 

SAHAT

Tidak? Lantas siapa?

 

JIWA

Salvinia

 

SAHAT

Salvinia? Anak siapa dia?

 

JIWA

Jiwa baru kenal, Pa. Tapi dia anaknya baik. Pakai hijab.

Jiwa suka.

 

SAHAT

(diam sesaat)

Sebaiknya kamu perkenalkan dulu ke papa.

Besok ajak dia ke rumah, kalau memang kamu serius.

 

JIWA

Baik, Pa

 

FADE OUT

 

80.    INT. TERAS RUMAH SILVINIA – PAGI

PEMAIN: PAPA SALVINIA 

 

Papa Salvinia duduk sambil minum teh/kopi di teras depan. Improp kesibukan di teras, nyiram bunga, baca koran dll.

 

INTER CUT

 

Jiwa datang dengan perasaan tak menentu.

 

JIWA

Assalamualaikum....

 

Papa Jiwa kaget, lalu menoleh ke arah Jiwa. Dahinya berkerut.

 

 O.S AYAH SALVINIA

(dalam hati)

Pagi pagi udah datang? Kayak penagih hutang.

 

JIWA

Assalamualaikum, Pa... Ehh... mmm, Pak

 

AYAH SALVINIA

Waalaikumsalam... Cari siapa?

 

JIWA

Hmmm... mau ketemu Salvinia, Pak...

(ragu-ragu)

 

AYAH SALVINIA

Salvi lagi masak. Pagi-pagi kamu sudah datang.

(dengan wajah sewot dan sedikit komedi)

 

INTER CUT

 

O.S. SALVINIA

Salvi udah selesai masak kok, Yaahhh...

(berteriak dari dalam.)

 

AYAH SALVINIA

Kamu nyuci baju dulu, Salviii...

 

O.S.IBU SALVI

Udah ibu cuci, Pa...

 

Papa Salvinia mencibirkan bibirnya sendiri.

 

AYAH SALVINIA

Katanya dia mau ketemu sama kamu...

 

Ayah Salvinia melinting sarungnya lalu masuk ke dalam rumah. Salvinia pun keluar.

 

CUT TO

 

81.    INT. RUANG TAMU - RUMAH SILVINIA – PAGI

PEMAIN: AYAH SALVINIA, IBU SALVINIA 

 

Papa Salvinia mengintai dari balik jendela depan. Ibu bingung melihat papa yang mau tau urusan anaknya.

CUT TO

 

82.    EXT/INT. TERAS RUMAH SILVINIA – PAGI

PEMAIN: JIWA, SALVINIA 

 

Salvinia duduk dengan malu-malu.

 

SALVINIA

Ada apa ya, Bang? Tumben pagi-pagi kemari?

 

JIWA

Hmmm... Abang mau melawar Salvinia...

 

SALVINIA

Melamar?

(sambil tersenyum tipis dan malu-malu)

Tanya sama ayah dulu ya, Bang...

 

O.S. AYAH SALVINIA

Apa kamu sudah siap lahir bathin?

(teriak kecil)

 

Jiwa terkejut mendengar teriakan Ayah Salvinia.

 

SALVINIA

Iya, Pa... Salvi udah siap.

 

AYAH SALVINIA

Besok orang tuanya suruh datang kemari.

 

JIWA

Besok?

 

AYAH SALVINIA

Iya, bagda Ashar

 

Jiwa mendegut ludahnya.

 

JIWA

Buset, ngebet banget nih orangtua.

(dalam hati)

Bagaimana kalau Salvinia abang kenalkan ke orang tua abang dulu?

 

SALVINIA

Boleh, Bang.

(tersenyum tipis)

 

DISSOLVE TO

 

83.    INT. RUANG TAMU – RUMAH JIWA – SIANG

PEMAIN: JIWA, SALVINIA, SAHAT 

 

Salvinia duduk dengan malu-malu. Sementara Sahat menatapnya dengan lekat. Kemudian ia bertanya-tanya tentang keluarga Salvinia.

 

SAHAT

Siapa nama ayahmu?

 

SALVINIA

Bahar, Pak

 

SAHAT

Bahar?

 

SALVINIA

Bahar Aditya, lengkapnya.

 

Sahat terkejut mendengar nama itu. Ia terdiam sejenak.

 

CUT TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar