TANGAN TERAKHIR
1. 1, OPENING, scene 1-7

FADE OUT – FADE IN

TITLE

CREDIT TITLE

1.    INT. KAMAR MARTINI – PAGI

PEMAIN: MARTINI (45 TAHUN)

Tampak foto-foto di atas buffet. Kemudian terlihat Martini duduk terpaku di atas tempat tidur dengan pandangan semu menghadap jendela kaca. Rambutnya tidak disisir dan tampak awut awutan. Setelah itu terlihat wajahnya yang pucat dan tidak memberi ekspresi apa pun. Kelopak matanya menghitam dan matanya sayu. Tampak sosok Martini dengan ekspresi depresi berat. (CU) Wajah Martini.

Kemudian Martini berdiri dan berjalan dengan tertatih keluar kamar. Kamera follow. Suasana tegang.

CUT TO

2.    INT. KAMAR HAFSAH - RUMAH JIWA – SIANG

PEMAIN: HAFSAH (10 TAHUN), ADE (8 TAHUN), MARTINI (45 TAHUN) SAHAT (50 TAHUN)

Kamar anak-anak. Hafsah dan Ade tengah asyik bermain di kamar. Tiba-tiba saja Martini masuk. Ia berjalan perlahan. Martini mengacungkan pisau ke Hafsah dan Ade hingga mereka ketakutan. Mereka menjerit-jerit minta tolong.

MARTINI

(sambil tertawa)

Ayo sini jangan takut anakku.

Mama mau masak daging kesukaan kalian.

Hihihihi….

Hafsa dan Ade ketakutan.

HAFSA/ADE

Tolooongg…. Mama jangan sakiti kami!

Papa… tolooong, Pa

(ketakutan)

Hasfah lari melompat ke tempat tidur. Ade juga ikut lari mencari pintu keluar. Martini melotot sadis sambil mengacungkan pisaunya.

MARTINI

Kamu mau minta tolong sama siapa?

Kalian mau lari kemana? Hahk?!

Disini tidak ada siapa-siapa. Ayo ikut Mama.

(sambil cekikian).

Mama mau masak daging kalian.

HAFSAH

Maa… Jangaann!!

Martini menarik kaki Ade ketika mencoba lari. Martini menyeret Ade sampai keluar kamar. Ade meronta-ronta minta tolong. Hafsah sudah lari keluar kamar.

CUT TO

3.    INT. RUANG KERJA SAHAT – SIANG

PEMAIN: SAHAT (50 TAHUN)

Ruang kerja. Di atas meja terlihat nama SAHAT. Sahat terlihat gelisa di ruang kerjanya. Pikirannya tidak tenang. Kemudian ia keluar dari ruangannya dengan buru-buru.

CUT TO

4.    INT. KAMAR MANDI – RUMAH JIWA - PAGI

PEMAIN: MARTINI (45 TAHUN), ADE

Martini menyeret Ade ke kamar mandi, lalu mengunci pintu kamar mandi. Martini ingin memasukkan Ade ke sumur. Ade terus meronta dan minta tolong sambil menangis.

ADE

Kak... tolong Adee...

Ma jangan, Maaa... Jangan sakiti Adee...

INTER CUT

Sahat di dalam mobil semakin gelisa dan tidak tenang. Ia menghubungi dokter dan suster.

SAHAT

Halo dokter Andika. Tolong ke rumah saya.

SAHAT mematikan ponselnya. Wajahnya masih terlihat cemas.

CUT TO

5.    EXT. HALAMAN RUMAH – PAGI

PEMAIN: SAHAT

Mobil Sahat berhenti di depan rumah. Sahat mendengar jeritan anaknya dan buru-buru keluar dari mobil. Ia buru-buru masuk ke dalam rumah.

CUT TO

6.    INT. DEPAN PINTU KAMAR MANDI – PAGI

PEMAIN: SAHAT

Sahat menemukan Hafsa yang menangis, kemudia memeluknya.

HAFSA

Ade di dalam, Pa

(sambil menangis)

Sahat mendobrak pintu kamar mandi. BRAAAAKKKK…. Pintu terbuka. Sahat masuk dan terkejut.

SAHAT

Apa yang Mama lakukan?! Lepaskan pisaunya, Ma…!

Lepaskan Ade! Dia anak kita, Maa…

Istiqfar, Maa…

MARTINI

Hahahahahah… Papa mau ikut juga?

(sambil tertawa)

Kita main masak-masakan yuk..

Sahat langsung saja menyerobot pisau dari tangan Martini. Pisau terlepas dan Sahat berusaha menjauhkan pisau itu. Sahat berusaha menenangkan Martini dan mendekapnya dengan kuat. Martini meronta-ronta. Kemudian dua orang suster masuk dan mencengkram lengan Martini. Papa ikut membantu membawa Martini ke kamar. Ade berlari memeluk Hafsah.

MARTINI

Lepaskaaaannn…. Lepaskan akuu…!!!!

Aku tidak gillaaa!!!

Papaaa…. Tolong Mama, Paaa!!!

INTER CUT

Jiwa(15 TAHUN) datang dang melihat Martini. Martini menatap ke Jiwa dan berusaha meminta tolong.

MATINI

Jiwaaaa…. Tolong Mama, naakkk….Hafsaaahhhh……

Mama nggak gilaaaa!!!

(terus meronta)

Hafsah dan Ade berlari ke arah Jiwa. Jiwa hanya menatap dalam kesedihan. Martini terus meronta ingin melepaskan diri.

CUT TO

7.    INT. KAMAR MARTINI – PAGI

PEMAIN: MARTINI (45 TAHUN), SAHAT, HAFSA, ADE, JIWA (15 TAHUN) 2 SUSTER, DOKTER

Martini masih meronta, namun dengan paksa kedua suster tersebut membaringkan Martini ke tempat tidur. Kemudian seorang dokter menyuntik Martini sampai ia tertidur dan tenang. Sahat memeluk kedua anaknya. Jiwa terduduk di lantai sambil bersandar ke dinding. Matanya berkaca-kaca.

Papa memeluk Hafsah dan Ade.

FADE OUT FADE IN

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar