SUNSHINE (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
20. Part 20

ESTABLISH RUMAH HANIN SIANG

121. INT.RUMAH HANIN(DEPAN KAMAR HANIN) - SIANG

Friska dan Ririn keluar dari kamar Hanin. Tiba-tiba mereka melihat Citra dan Deva.

Citra dan Deva yang tidak sengaja berpapasan di ujung tangga.

Raut muka Friska dan Ririn yang sendu mendadak berubah saat melihat Citra dan Deva sedang beradu mulut.

Deva tampak memohon pada Citra.

DEVA

Cit, pliisss!! Jangan kaya gini terus!

CITRA

Aku nggak akan kaya gini kalo kamu mau ngikutin apa yang aku mau.

DEVA

Tapi itu terlalu sulit Cit, aku nggak bisa.

CITRA

Hanin butuh kamu Dev.

DEVA

Nggak bisa Cit! Pokoknya aku bakal ngasih tau Hanin semuanya.

CITRA

Deva pliss!

Citra memohon sambil memegang tangan Deva.

Friska dan Ririn menghampiri mereka.

FRISKA

Udah, udah! Kalian berdua apa-apaan sih?!

Friska menghentikan perdebatan antara Deva dan Citra.

FRISKA

Udah deh nggak usah kaya anak kecil gini! Kalian pikir dengan kalian berantem seperti ini, kalian bisa bikin Hanin sadar dari koma-nya?! Emang dengan kalian putus, Hanin akan mendadak bangun?!

Citra dan Deva hanya bungkam.

FRISKA

Ayolah!! Kalian udah bukan anak kecil lagi. Disini kalian malah ribut gini, sementara sahabat kita lagi berjuang antara hidup dan mati di dalam sana!!! Sekarang yang dia butuhkan doa dari kita, bukan omong kosong yang kalian perdebatkan sekarang ini!!

Friska semakin terlihat emosi. Dan Citra, Deva serta Ririn hanya bisa diam.

FRISKA

Gue harap kalian bisa berpikir jernih, bukan tetep mementingkan ego masing-masing kaya gini. Belajar untuk saling mengerti perasaan satu sama lain! Dan lebih jeli untuk mengambil keputusan, itu pun kalau kalian sayang sama Hanin. Karena yang menurut kalian terbaik, belum tentu terbaik juga untuk orang lain!

Friska mengajak Ririn pergi meninggalkan Citra dan Deva yang kini berdiri mematung setelah mendengar perkataan Friska.

CUT TO:

122. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG

Citra dan Deva berada di dalam kamar Hanin. Mereka berdiri berdampingan sambil memandang Hanin, seakan sudah tidak ada masalah lagi di antara mereka.

FLASHBACK DEVA : Scene-scene awal pertemuan Deva sama Hanin. Sampe akhirnya mereka dekat dan sering menghambiskan waktu bersama.

Deva tampak sendu.

DEVA

Maafin aku Nin.

FLASHBACK CITRA : Scene-scene Citra membayangkan kebersamaan yang sudah dilalui bersama Hanin bareng Friska dan Ririn juga.

Mata Citra jadi berkaca-kaca.

CITRA

Lo cepet bangun Nin! Tidurnya jangan lama-lama. Masih banyak cerita yang belum kita selesaikan.

Citra meneteskan air mata, melihat itu Deva mencoba semakin mendekati Citra lalu merangkul Citra dan menenangkannya.

CUT TO:

ESTABLISH JALANAN KOTA SORE

123. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SORE

Terlihat kamar Hanin yang berbeda, dengan stiker alam dan matahari. Bunda, Hans dan Sandra masih setia menemani Hanin yang masih belum siuman. Bunda membelai lembut pipi Hanin.

BUNDA

Hanin sayang. Bunda tau kamu pasti tersiksa dengan semua rasa sakit ini. Kalau saja Bunda bisa minta, Bunda akan minta Tuhan untuk ambil semua rasa sakit itu. Biar Bunda yang gantikan posisi kamu. Bunda nggak tega liat kamu kaya gini.

Hans mencoba menenangkan Bunda. Sementara Sandra meletakkan boneka hellokitty kesayangannya di samping Hanin.

SANDRA

Seperti boneka ini, Kakak akan selalu ada di samping kamu. Kakak akan selalu nemenin kamu, biar kamu nggak kesepian. Kamu harus bangun De. Kamu harus liat kamar ini! Kakak udah rubah semua untuk kamu. Jangan nyerah ya sayang, kasih Kakak kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu bersama kamu lebih lama lagi. Kakak nggak mau kalau harus kehilangan kamu sayang.

Sandra menangis. Begitupun Hans, Meski mencoba tegar, Hans ikut menangis melihat Bunda dan Sandra menangis.

HANS (V.O)

De, kali ini kakak kalah. Kakak kalah melawan rasa sedih ini. Hati Kakak hancur ngeliat kamu seperti ini. Kakak nggak tau harus ngelakuin apalagi supaya kamu bangun dan tersenyum kembali. Maafin Kakak. Karena Kakak harus ngebiarin kamu sendiri ngerasain rasa sakit yang semakin menyiksa kamu sayang.

Air mata Hans semakin berjatuhan. Dan meski belum sadar, Hanin pun ikut meneteskan air mata.

CUT TO:

ESTABLISH KOTA JAKARTA MALAM

124. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - MALAM

Perlahan Hanin yang terbaring tak berdaya dengan banyak alat medis membuka matanya.

HANIN (V.O)

Aku dimana?

Hanin heran dengan apa yang ia lihat. Dinding kamar yang penuh dengan stiker bunga matahari, bernuansa orange, membuatnya merasa asing. Ditambah Hanin merasakan tempat tidur yang beda dan nyaman. Hanin ingin memastikan, apa yang terjadi dengan kamarnya. Namun, tubuh Hanin terasa kaku untuk digerakkan. Ingin Hanin bertanya, tapi pipa intubasi di mulutnya membuat Hanin sulit berbicara.

Sandra yang berada di samping Hanin sangat bahagia melihat Hanin siuman.

SANDRA

Alhamdulillah De* kamu udah bangun. (ke Bunda) Bunda, Hanin udah bangun Bun.

Bunda yang sedang tertidur di sofa langsung bangun. Dengan senyum bahagia, Bunda langsung bergegas menghampiri Hanin.

BUNDA

Sayang, akhirnya kamu bangun. Kamu bisa dengar Bunda kan? Bunda di sini sayang. Bunda nggak akan ninggalin kamu lagi.

Tapi Hanin hanya diam sambil menatap sendu wajah Bunda.

BUNDA

Anggukkan kepala kamu sayang! Atau pegang tangan Bunda!

Tapi Hanin sama sekali tidak bisa melakukan apa yang Bunda suruh.

HANIN

Ekh..

Hanin hanya bisa mengerang kesal hingga menangis. Bunda jadi semakin sedih dan tidak tega dengan kondisi Hanin.

SANDRA

De, sabar sayang. Kakak yakin kamu pasti bisa lewatin semua ini. Kamu nggak boleh nyerah! Kamu harus sembuh! Kamu harus liat apa yang Kakak kasih buat kamu, apa yang selama ini kamu mau kan De?!

Sandra terus berusaha menahan tangis.

CUT TO FLASHBACK:

125. MONTAGE

Cara Sandra memperlakukan Hanin.

A. Selama Hanin koma, Sandra merubah kamar Hanin menjadi kamar yang selama ini ia impikan.

B. Ternyata selama sikap Sandra jutek dan kasar sama Hanin, tanpa ada yang tahu Sandra memasang kamera cctv di kamar Hanin. Sehingga Sandra bisa memantau dan tahu setiap kondisi Hanin lewat sebuah monitor di kamarnya. Sehingga semua yang terjadi di kamar Hanin, Sandra tahu. Termasuk saat Hanin sedang merasa sedih atau pun mengeluh.

BACK TO REAL:

126. INT.KAMAR HANIN - MALAM

Sandra menggenggam tangan Hanin.

HANIN

Ini yang selama ini kamu impikan kan De? Ini buat kamu sayang. Kamu harus sembuh, dan bilang ke Kakak apa yang kurang?! Kakak akan bikin semua sesuai yang kamu mau. (ke Bunda) Iya kan Bun?

Melihat Bunda dan Sandra menangis, Hanin ikut menangis. Meski Sandra menghapus air mata Hanin sambil tersenyum, tapi tetap saja hati Hanin terasa sakit.

CUT TO:

127. INT.KORIDOR KAMPUS – SIANG

Terlihat Citra, Friska dan Ririn sedang berjalan di koridor kampus dengan beberapa buku menghiasi tangan Friska.

FRISKA

Alhamdulillah, akhirnya Hanin siuman juga ya.

RIRIN

Iya, gue udah takut banget kehilangan dia.

FRISKA

Lo ngomong apaan sih Rin. (ke Citra) Cit, kita langsung ke rumah Hanin kan?

CITRA

Kayanya besok aja deh. Hanin kan baru siuman. Pasti keluarganya pengen kangen-kangenan sama dia.

Friska dan Ririn mengangguk.

CUT TO:

128. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG

Sandra sedang tidur berdampingan bersama Hanin dengan tatapan yang lurus menatap langit-langit kamar. Sandra memegang erat tangan Hanin.

SANDRA

De, Kakak nyesel. Kenapa Kakak bisa deket sama kamu saat keadaan kamu kaya gini. De, dulu Kakak kasar banget ya sama kamu? Maafin ya. Kamu pasti ngira kalau Kakak benci sama kamu? Tapi kenyataannya nggak gitu. Kakak nggak pernah benci sama kamu. Kakak sengaja ngelakuin itu, karena Kakak nggak siap kalau nanti harus kehilangan kamu.

Tiba-tiba air mata Hanin menetes.

SANDRA

De, seandainya waktu bisa diulang. Kakak nggak akan biarin kamu kesepian. Kakak nggak akan pernah sia-siain kebersamaan yang bisa tercipta saat bersama kamu. Kakak nggak akan nyesel punya adik cantik kaya kamu. Kakak tau semua ini terlambat De.

Sandra mencium tangan Hanin.

SANDRA

Kamu tau nggak? Kakak bener-bener merasakan ketakutan yang sangat hebat. Keadaan kamu sekarang membuat Kakak semakin takut kehilangan kamu.

Mendengar itu air mata Hanin kembali menetes, dan spontan jari tangan Hanin bergerak lalu menggenggam pelan tangan Sandra. Sandra bahagia dan tak kuasa menahan air matanya, Sandra mencium tangan Hanin lagi.

SANDRA

De, kamu bisa liat kan apa yang sekarang ada di depan kamu. Meski cuma gambar, tapi setidaknya kamu bisa lihat matahari terbit. Kakak tau kamu pasti kangen bangun pagi, berlari menuju jendela dan berdiri di balkon untuk melihat matahari terbit. Jangan pernah menyerah melawan rasa sakit itu ya! Kakak yakin kamu kuat. Kamu harus sembuh De! Demi Kakak, Bunda, kak Hans, dan semua orang yang menyayangi kamu.

Hanin makin merasa sesak, tapi ia tidak bisa berbuat apapun.

HANIN (V.O)

Maafin Hanin Kak. Tapi Hanin udah nggak kuat lagi. Hanin nyerah. Hanin menyerah.

Lagi-lagi Hanin hanya meneteskan air matanya saja.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar