SUNSHINE (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
17. Part 17

ESTABLISH JALANAN KOTA JAKARTA PAGI

103. INT.RUMAH HANIN(RUANG MAKAN) - PAGI

Dengan semangat Hanin menuruni tangga dengan memakai seragam SMP. Sedikit berlari Hanin menghampiri Bunda, dan Hans yang sedang sarapan pagi.

HANIN

Pagi Bun, Kak.

Bunda dan Hans bengong melihat pakaian Hain.

HANIN

Bunda, Bunda gimana sih? Kok nggak bangunin Hanin! Kalo Hanin kesiangan dan terlambat masuk kelas gimana?

BUNDA

Sayang, kamu mau kemana? Kenapa kamu pakai seragam seperti itu? Mendingan sekarang kamu kembali istirahat ke kamar yah!

HANIN

Iiihhhh Bunda. Aku kan mau sekolah. Dan hari ini ujian matematika. Aku udah terlambat banget ini Bun. Aku pergi ya.

Hanin buru-buru pergi usai mencium tangan Bunda lalu Hans.

Bunda terus menatap Hanin sambil meneteskan air mata. Hans mencoba mendekap Bunda untuk menenangkan hatinya.

Saat Hanin akan membuka pintu, tiba-tiba langkahnya terhenti. Hanin baru menyadari pakaiannya. Seketika air matanya menetes. Dengan ketidak-pahaman atas apa yang terjadi, Hanin kembali menghampiri Bunda dan Hans, lalu Hanin memeluk Bunda.

HANIN

Bunda..

Hanin merengek.

BUNDA

Sayang...

Bunda mencoba menenangkan Hanin yang menangis di pelukannya.

HANIN

Apa yang terjadi Bun? Kenapa Hanin bisa pake seragam seperti ini? Hanin bingung Bunda, Hanin nggak ngerti apa yang sebenernya Hanin lakukan sekarang.

BUNDA

Semua baik-baik aja sayang.

Perlahan Hanin melepas dekapan Bunda. Dan baertanya pada Hans.

HANIN

Kak, tolong jelasin!

HANS

Enggak apa-apa sayang. Kamu baik-baik aja.

Tapi Hans terlihat sedih. Apalagi milihat Hanin kebingungan seperti itu dengan apa yang ia lakukan.

CUT TO:

104. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) – MALAM

Pintu kamar Hanin terbuka. Kita lihat Sandra masuk sambil membawa makan malam untuk Hanin.

SANDRA

De, waktunya makan malam.

Tapi Hanin malah seperti orang ketakutan saat melihat Sandra.

SANDRA

De, kamu kenapa?

Sandra meletakkan makanan ke atas meja. Lalu Sandra duduk di samping Hanin yang makin terlihat ketakutan.

HANIN

Hanin mohon maafin Hanin Kak. Hanin bener-bener nggak sengaja ngerusakin gitar Kakak. Tolong jangan marah sama Hanin! Hanin mohon..

Seketika Sandra diam, air matanya menetes melihat sikap Hanin. Sandra memilih beranjak dan pergi dengan tangis, saat meninggalkan Hanin yang sedang ketakutan sendiri.

CUT TO:

ESTABLISH KOTA JAKARTA SORE

105. EXT.HALAMAN RUMAH HANIN - SORE

Nampak Hanin sedang duduk sendirian di kursi taman sambil melihat bunga-bunga di halaman rumahnya. Citra, Friska dan Ririn datang menghampiri Hanin dengan membawa buah-buahan.

FRISKA

Hai Nin, sendirian aja deh.

RIRIN

Nih dari pada bengong! Kita bawain buah-buahan buat lo.

Ririn menyodorkan buah-buahan kepada Hanin. Tapi Hanin malah bengong, bukannya mengambil buah-buahan dari tangan Ririn, Hanin malah beranjak dari duduknya dan memandang mereka aneh.

HANIN

Kalian nyari kak Sandra ya? Tunggu sebentar! Aku panggil kak Sandra dulu ya.

Hanin bergegas pergi meninggalkan mereka.

Citra, Friska dan Ririn dibuat tak mengerti dengan sikap Hanin.

FRISKA

Si Hanin kenapa?.

RIRIN

Tau, kok aneh gitu?

Tidak lama Sandra menghampiri Citra, Friska dan Ririn yang masih duduk di kursi taman.

SANDRA

Maaf ya, kalian pasti nunggu lama.

Sapa Sandra tersenyum ramah.

FRISKA

Nggak apa-apa kok Kak.

CITRA

Hanin-nya mana Kak?

Sandra duduk di kursi yang kebetulan masih kosong dari ke empat kursi yang ada di halaman, dengan raut muka tak biasa yang Sandra tunjukkan pada ketiga sahabat Hanin.

SANDRA

Maafin sikap Hanin ya.

Mimik wajah Sandra berubah jadi sendu.

CITRA

Sebenernya Hanin kenapa Kak? Kenapa dia ngira kita temen Kakak? Seakan-akan Hanin tidak mengenali kita.

SANDRA

Pengaruh obat-obatan membuat Hanin terkena Delirium, seperti yang tadi kalian lihat. Akhir-akhir ini Hanin sering kebingungan, bahkan terkadang ingatan Hanin kembali ke beberapa tahun ke belakang. Itu sebabnya tadi Hanin tidak mengenali dan malah mengira kalian temen Kakak.

Citra, Friska dan Ririn cukup kaget plus sedih.

SANDRA

Sekali lagi Kakak minta maaf atas sikap Hanin. Dan Kakak berharap kalian bisa mengerti kondisi Hanin sekarang.

Mereka mengangguk dengan ekspresi wajah sedih mereka, begitu pula Sandra yang tak kalah sedih usai menceritakan kondisi Hanin.

FRISKA

Tapi ini nggak akan lama kan Kak?

SANDRA

Kak Hans bilang ini hanya bersifat sementara. Bisa dalam hitungan hari, atau hitungan jam saja.

RIRIN

Syukurlah. Kalau gitu kita boleh masuk dan ketemu Hanin Kak?

SANDRA

Tentu. Hanin pasti senang. Tapi Kakak minta sama kalian, tolong bersikap seperti biasa ya! Kakak cuma nggak mau Hanin sedih kalau dia tau.

Mereka menganggukkan. Setelah itu Sandra beranjak dari duduknya diikuti Citra, Frisa dan Ririn. Lalu mereka melangkah masuk ke rumah.

CUT TO:

106. INT.RUMAH HANIN(RUANG TAMU) - SORE

Baru saja Sandra, Citra, Friska dan Ririn menginjakkan kaki di ruang depan, mereka langsung disuguhkan oleh kepanikan Bunda.

BUNDA

Sayang, kamu liat Hanin?

SANDRA

Hanin kan ada di kamarnya Bun.

BUNDA

Nggak ada Sandra. Bunda sampe nyuruh bibi nyari ke halaman belakang, tapi Hanin nggak ada. Tolong cari Hanin San!

Bunda sangat panik dan khawatir.

SANDRA

Iya, iya Bun. Sandra akan cari Hanin.

Sandra pamitan kepada Bunda dan bergegas pergi.

CITRA

Kita juga Tante.

Ketiga sahabat Hanin pun bergegas pergi.

CUT TO:

107. MONTAGE

Sandra, Hans, Citra, Friska dan Ririn mencari Hanin.

A. Dengan mengendari mobilnya, Sandra mencoba mencari Hanin di jalanan sekitar perumahan tempat mereka tinggal.

B. Sementara ketiga sahabat Hanin, berpencar mencari ke tempat-tempat yang selama ini pernah mereka datangi.

C. Begitu pun Hans yang menelusuri jalanan kota dan bertanya ke beberapa pejalan kaki dengan memperlihatkan foto Hanin.

CUT TO:

ESTABLISH JAKARTA MALAM

108. INT.RUMAH HANIN(RUANG TAMU) – MALAM

Pukul 22:30. Kita lihat Hanin masuk dan menghampiri Bunda, Hans, Sandra dan juga ketiga sahabatnya dengan langkah gontai diiringi air mata. Hanin langsung memeluk erat Bunda dan meluapkan kesedihannya.

BUNDA

Hanin, sayang..

Bunda bahagia sambil mencium kening Hanin yang saat itu masih ada di dalam pelukannya.

HANIN

Bunda.. Ayah jahat Bun, ayah jahat! Ayah bohongin Hanin. Katanya ayah nungguin Hanin. Tapi nyatanya ayah nggak datang. Ayah jahat Bun, ayah jahat!

Hanin begitu sedih dan kecewa. Bunda menenangkan Hanin dengan mengelus kepala Hanin penuh kasih.

BUNDA

Enggak sayang, ayah nggak jahat.

HANIN

Ayah jahat Bunda! Katanya ayah bakal nungguin Hanin di deket komedi putar. Tapi sampe tempat itu tutup ayah nggak datang. Ayah jahat Bunda! Ayah bohong sama Hanin.

Tiba-tiba suara Hanin semakin mengecil dan Hanin tidak sadarkan diri.

Semua sedih. Karena mereka yakin Hanin kembali terserang Delirium.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar