SUNSHINE (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
14. Part 14

ESTABLISH PERGANTIAN HARI

81. INT.APARTEMEN CITRA - SORE

Citra, Friska dan Ririn tampak khawatir melihat Hanin terbaring dengan badan yang lemas dan muka yang pucat.

CITRA

Kita ke rumah sakit aja ya Nin!

HANIN

Nggak usah Cit. Aku baik-baik aja.

FRISKA

Tapi kalo Bunda lo tau, dia juga bakal ngelakuin hal yang sama dengan kondisi lo sekarang ini, Nin.

CITRA

Bener kata Friska Nin, kita ke dokter aja ya!

HANIN

Aku baik-baik aja, cuma demam biasa. Istirahat sebentar pasti sembuh kok. Kalau nggak keberatan, aku stay di sini aja ya? Aku janji nggak akan nyusahin kalian.

CITRA

Lo ngomong apa sih? Udah mending sekarang lo istirahat! Muka lo pucet banget!

Hanin tersenyum. Sementara mereka bertiga membereskan barang-barang yang mereka bawa pas naik gunung kemarin.

HANIN (V.O)

Maafin aku ya, aku nggak mau kalian tau kalau aku ini penyakitan.

CUT TO:

82. MONTAGE

Hampir dua hari Hanin terbaring di tempat tidur. Betapa perhatiannya ketiga sahabatnya selama Hanin sakit. Secara bergantian mereka merawat dan meluangkan waktu untuk menemani Hanin. Dan itu sangat membuat Hanin bahagia.

CUT TO:

ESTABLISH PERGANTIAN HARI

83. INT.APARTEMEN CITRA - PAGI

Hanin masih terbaring lemas di atas tempat tidur. Citra dan Ririn menghampiri sebelum pergi ke kampus.

RIRIN

Kita ke kampus dulu ya. Lo nggak apa-apa kan kita tinggal sendiri?

HANIN

Iya, aku nggak apa-apa kok Rin.

Hanin berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal saat itu ia sedang kesakitan dan sedikit sesak juga.

CITRA

Ya udah, kita pergi dulu ya.

Citra dan Ririn pergi.

Hanin mencoba mengatur nafasnya yang mulai tak stabil. Tapi Hanin kembali mencoba baik-baik saja ketika Friska datang menghampiri sambil membawa semangkuk bubur.

FRISKA

Makan dulu ya Nin! Terus minum obat!

HANIN

Kamu pergi aja Fris! Biar nanti aku makan sendiri aja.

Sepinter apapun Hanin menyembunyikan. Friska tetap merasa ada yang tidak beres dengan Hanin.

FRISKA

Nin, lo baik-baik aja kan? Sumpah muka lo pucet banget.

HANIN

Aku nggak apa-apa kok. Udah cepet pergi! Citra sama Ririn belum jauh.

FRISKA

Ya udah gue pergi ya. Tapi lo beneran nggak apa-apa kan?

Hanin mengangguk. Dengan ragu Friska pun pergi. Setelah Friska benar-benar keluar, Hanin langsung meringis kesakitan. Sambil memegang dada, Hanin mencoba mengatur nafasnya.

HANIN

Kok akhir-akhir ini nafas aku sering sesak gini ya?

Sambil terus mengatur nafas Hanin mengambil ponsel dan menghubungi Hans.

HANIN

Halo Kak..

CUT TO:

84. EXT.AREA DEPAN RUMAH SAKIT - PAGI

Hans yang baru sampe di rumah sakit pun langsung menjawab panggilan dari Hanin.

HANS

Halo De..

Adegan selanjutnya CUT TO CUT antara Hanin dan Hans.

HANIN

Kak Hans (nafasnya cepat)-

Mendengar suara Hanin, Hans langsung panik.

HANS

Sayang kamu kenapa? De?

Hanin semakin kesulitan bernafas, ngomongnya putus-putus karena sesak.

HANIN

Kak.. tolong Hanin.. Kak.. dada Hanin sesak banget.

Hans semakin panik, tapi mencoba untuk tenang.

HANS

Kamu atur nafas pelan-pelan ya! Sekarang kamu dimana?

HANIN

Apartemen.

HANS

Oke. Kakak langsung ke sana.

Hans bergegas pergi. Sementara Hanin semakin kesakitan. Handphone pun jatuh dari genggamannya. Nafas Hanis semakin tidak stabil.

CUT TO:

ESTABLISH DEPAN APARTEMEN

85. MONTAGE

Hans tiba sampai perjalanan menuju kamar Hanin.

A. Mobil Hans masuk ke area apartemen. Setelah terparkir Hans langsung turun membawa tabung oksigen kecil dan bergegas masuk ke apartemen.

B. Hans langsung menuju lift. Tapi karena lama, Hans memutuskan untuk melewati tangga darurat.

C. Sementara di kamar kondisi Hanin semakin mengkhawatirkan. Wajah yang pucat dan berkeringat. Sambil meringis menahan sakit dan nafas yang semakin sulit.

D. Hans terus menaiki tangga darurat.

CUT TO:

86. INT.APARTEMEN CITRA – PAGI

Terlihat pintu terbuka. Hans menghampiri Hanin yang sedang kesakitan dan sesak nafas.

HANS

Astagfirullah De.

Dengan segera Hans memberikan Hanin oksigen untuk membantu nafas Hanin.

HANS

Kok bisa kaya gini sih? Atur nafas pelan-pelan ya!

Dibantu oksigen Hanin mencoba mengatur nafasnya dibimbing Hans. Kita lihat tangan Hanin menggenggam erat tangan Hans. Seolah Hanin sudah tidak tahan menahan sakit.

HANS

Kakak disini sayang.

Hanin meneteskan air mata sambil memandang sendu wajah Hans. Hans mengelus kening Hanin dengan penuh kasih.

HANS

Kita pulang yah!

Hanin menggelengkan kepala.

HANS

Kali ini dengerin Kakak De!

Hanin kembali meneteskan air mata. Tak ingin berlama-lama Hans langsung membawa Hanin keluar dari kamar.

CUT TO:

87. EXT.PARKIRAN APARTEMEN – PAGI

Hans membawa Hanin masuk ke dalam mobil dan duduk di bagian depan dengan masih mengenakan oksigen. Setelah memberikan posisi duduk yang enak untuk Hanin, Hans pun masuk ke dalam mobil. Sebelum Hans menghidupkan mobilnya, Hanin memegang tangan kiri Hans yang baru saja akan menarik pedal gigi.

HANIN

Kak pliss, jangan bawa Hanin pulang! Hanin nggak mau kakak dalam masalah.

HANS

Kita ke rumah sakit dulu! Kakak nggak mau kamu kenapa-napa.

Hanin pasrah. Hans langsung menghidupkan mesin mobil. Mobil pun berjalan meninggalkan area apartemen.

CUT TO:

88. INT.RUMAH HANIN - SIANG

Bunda masuk ke rumah dengan tergesa dan langsung menghampiri Hans yang sedang duduk di sofa. Bunda sangat panik.

BUNDA

Hans, Hanin baik-baik aja kan?

HANIN

Hanin kecapean aja Bun. Hans udah bawa ke rumah sakit kok. Dan sekarang Hanin lagi istirahat di kamar.

Bunda menghela nafas lega.

BUNDA

Ini nih yang Bunda takutin.

Bunda terlihat kesal.

HANS

Hans mohon jangan marahin Hanin Bun. Ini semua salah Hans.

Bunda hanya diam. Bunda langsung pergi menuju kamar Hanin.

CUT TO:

89. INT.APARTEMEN CITRA - SORE

Tampak Citra, Ririn dan Friska memasuki apartemen. Ririn yang lebih dulu masuk kamar cukup kaget melihat Hanin tidak ada di kamar dan kondisi tempat tidur pun cukup berantakan.

RIRIN

Cit, Fris, Hanin kok nggak ada sih?

Citra dan Friska langsung menghampiri Ririn. Citra dan Friska kaget.

CITRA

Lah iya, tuh anak kemana?

Friska melihat secarik kertas yang tergeletak di atas bantal.

FRISKA

Cit coba liat ini!

Mereka bertiga melihat kertas yang bertuliskan.

INSERT tulisan tangan Hanin: “Temen-temen, aku pulang dulu ya. Aku ada urusan. Maaf nggak ngabarin dulu. –Hanin-“

Citra, Friska dan Ririn merasa lega.

CITRA

Sukur deh kalo dia pulang ke rumahnya. Takutnya kenapa-napa.

Friska dan Ririn ngangguk.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar