SUNSHINE (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
11. Part 11

ESTABLISH KOTA JAKARTA MALAM

ESTABLISH KAMPUS PAGI

65. EXT.KORIDOR KAMPUS - PAGI

Hanin, Citra, Ririn dan Friska sedang berjalan di koridor.

CITRA

Kayaknya ada yang lagi bahagia nih?

Hanin tersenyum malu.

FRISKA

Cie bahagia kenapa nih? Kasih tau kita dong!

HANIN

Em Guys, akhirnya dia mau nerima cinta aku.

Friska dan Ririn kaget. Tapi akhirnya mereka ikut bahagia.

CITRA

Bener kan kata gue, cinta lo nggak mungkin bertepuk sebelah tangan Nin.

Citra ikut bahagia melihat sahabatnya itu bahagia, meski hatinya berkata lain.

RIRIN

Emm.. jadi selama ini kalian main rahasia-rahasian nih dari kita.

HANIN

Bukan gitu-

CITRA

Udah, yang penting Hanin udah jadian. Jadi kita tinggal tunggu traktiran-nya aja, iya kan?

Ririn dan Friska ngangguk. Hanin tersenyum bahagia karena ketiga sahabatnya ikut bahagia.

FRISKA

Cepet kenalin ya Nin! Kita kan penasaran. Cowok kaya apa sih yang udah buat lo kesemsem gini.

Pandangan Hanin tiba-tiba teralih, setelah tidak sengaja melihat Deva lewat.

HANIN

Iya pasti aku kenalin. Emmm, aku tinggal dulu ya. Ada urusan sama pangeran aku. Dahhh..

Hanin pergi ke arah Deva yang sedang berjalan.

Pandangan Citra, Friska dan Ririn terfokus ke arah Deva.

FRISKA

Tunggu deh! Kok gue ngerasa ada yang aneh. Pangeran Hanin? Maksudnya cowok itu pangeran Hanin? Tapi kan itu Deva.

Deva yang kini sudah berjalan didampingi Hanin. Citra dan Deva sempat saling menatap aneh dari kejauhan, sebelum Deva benar-benar pergi bersama Hanin.

Ririn dan Friska lalu memandang Citra sinis.

RIRIN

Cit! Jangan bilang kalau pangeran yang Hanin maksud itu Deva?

Citra cukup bingung untuk menjawab pertanyaan Ririn. Setelah beberapa saat berpikir Citra mengangguk.

CITRA

Gue mohon sama kalian, tolong rahasiain ini! Jangan sampe Hanin tau tentang Deva.

Friska dan Ririn merasa kecewa.

FRISKA

Sumpah ya Cit! Gue masih nggak ngerti apa yang ada dipikiran lo sekarang?! Lo sama Deva tuh udah lama pacaran. Dan sekarang lo malah- Emch ahhhh.

Friska jadi merasa kesal sendiri.

RIRIN

Nggak seharusnya lo lakuin ini. Hanin cuman sahabat baru buat kita. Jadi lo nggak perlu ngelakuin ini buat dia. Gue—

Citra langsung potong omongan Ririn.

CITRA

Udah guys! Hargai keputusan gue. Dan kalo seandainya semua itu terjadi sama kalian, gue pasti ngelakuin hal yang sama. Gue cuma nggak mau temen gue kecewa.

Friska dan Ririn tak bisa berkata apa-apa lagi.

CITRA

Dan kalian juga tau kan. Hanin baru pertama kali jatuh cinta, dan gue nggak mau dia ngerasain sakit hati sebelum dia ngerasain apa itu cinta. Gue harap kalian ngerti kenapa gue ngelakuin ini.

Citra pergi meninggalkan Ririn dan Friska yang masih terlihat tidak terima dengan keputusan yang Citra ambil.

Ririn dan Friska malah jadi pandang-pandangan nggak jelas, sampe akhirnya mereka pun memutuskan untuk menyusul Citra.

CUT TO:

66. EXT.SEBUAH TEMPAT MAKAN – SORE

Tampak Hanin baru saja tiba bersama Deva. Lalu mereka berjalan menghampiri Citra, Ririn dan Friska yang sudah tiba lebih dulu.

HANIN

Hay semuanya.

CITRA/FRISKA/RIRIN

Hay..

Citra, Deva, Friska dan Ririn terlihat canggung. Namun, mereka berusaha untuk tetap bersikap santai di depan Hanin.

HANIN

Oh iya kenalin. Ini Kak Deva, pacar aku.

DEVA

Haii, Deva.

CITRA/FRISKA/RIRIN

Haii Deva.

Hanin dan Deva pun duduk.

Meskipun mencoba bersikap biasa, tetap saja pandangan Deva tidak lepas dari Citra, begitupun sebaliknya.

Tak mungkin membiarkan Hanin menyadari, Friska dan Ririn mencoba mengalihkan pandangan Hanin dengan melihat-lihat buku menu.

CUT TO:

67. INT.LOBI APARTEMEN - MALAM

Di lobi Citra tidak sengaja berpapasan dengan Deva.

CITRA

Deva, kok belum pulang?

Deva menarik tangan Citra dan memeluknya. Namun, Citra tidak merasa nyaman, sehingga dia melepaskan pelukan Deva.

CITRA

Jangan kaya gini Dev!

DEVA

Tapi aku kangen banget sama kamu Cit. Akhir-akhir ini kamu menghindar terus dari aku.

CITRA

Semua ini demi kebaikan kita.

DEVA

Sampai kapan Cit? Sampai kapan aku harus siksa perasaan kamu kaya gini?

Citra hanya diam.

DEVA

Tolong akhiri semua ini! Aku pengen kita kaya dulu lagi.

Deva mencium kening Citra lalu memeluk tubuh Citra.

Kali ini Citra diam, ia sama sekali tidak menolak apalagi sampai menghindar. Nampaknya Citra tidak bisa menyembunyikan lagi perasaannya, bahwa Citra juga sangat merindukan Deva. Suasana lobi apartemen yang sepi membuat mereka terhanyut dalam kerinduan.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar