Retak Yang Mengutuh (Skrip)
9. (Scene 36 - 42)

36. INT./EXT. RUMAH BU ISYANA - R. TAMU - TERAS – SORE.

Cast: DINDA, BU ISYANA, ODING  

DINDA duduk di teras rumah BU ISYANA (Dinda mulai sering menginap di rumah Bu Isyana sejak Baim di Yogya). DINDA sedang menunggu temanya yang akan menghampiri untuk pergi bersama ke ultahnya SELLA. Tak lama kemudian datang temannya yang ditunggu.

DINDA

Tante! Oding! Dinda pergi dulu, ya?! Assalamu’alaikum!

BU ISYANA, ODING (O.S)

(Serempak)

Waalaikumussalam!

BU ISYANA

Pulangnya jangan sampai malam, ya, Din?!

DINDA

Ya, Tante!

Sementara itu, BU ISYANA yang duduk di ruang tamu, tak berhenti dari sulamannya.

ODING yang sedang berada di ruang yang sama, segera pamit pada BU ISYANA.

ODING

Bu, Oding pergi dulu, ya!

BU ISYANA

Mau kemana, Ding?

ODING

Ada urusan dengan teman! (Keluar rumah).

BU ISYANA

Pulangnya jangan sampai malam, ya?!

ODING (O.S)

Beres, Bu!

Sesaat kemudian terdengar suara knalpot motor ODING, menjauh dari pendengaran BU ISYANA.

CUT TO

37. EXT. JALANAN – MALAM.

Cast: ODING

Dengan motor trailnya ODING mengikuti sebuah mobil. ODING mengambil jarak, agar yang di buntuti tidak curiga.

ODING (V.O)

Ini jalan menuju ke rumah Dedi!

ODING terus membuntuti. Seperti dugaan ODING, mobil itu masuk ke halaman rumah DEDI.

ODING turun dari motor. Ia memerhatikan siapa yang akan keluar dari mobil dari depan pagar rumah DEDI.

( longshot ) ODING mengepalkan tinjunya ....( camera movement / change fokus)... di latar-depan tampak DINDA keluar dari dalam mobil dipapah DEDI. Lampu teras menerangi, DINDA dibawa masuk ke dalam rumah DEDI. Setelah mengantar DEDI dan DINDA, mobil itu meluncur pergi lagi.  

CUT TO

38. EXT/INT. RUMAH DEDI - HALAMAN - KAMAR DEDI – MALAM.

Cast: ODING, DEDI, DINDA

ODING sudah sampai di teras rumah DEDI. ODING langsung melabrak dengan menendang pintu depan. Pintu terkuak paksa. ODING masuk ke kamar yang sedikit pintunya terbuka. Tampak DEDI sedang membuka bajunya sendiri. DINDA telentang di ranjang Dedi dengan pakaian sedikit terbuka.

DEDI yang terkejut setengah mati, tak sempat menghindari ketika hajaran bertubi-tubi mendarat di rahang kiri dan kanan.

Belum puas menghajar wajah, DEDI yang sudah tak berdaya, di rengut rambutnya. ODING menarik paksa dengan tarikan dahsyat. Tanpa ampun lagi, perut DEDI dihantam ke dengkul ODING sekeras-kerasnya.

DEDI sudah ‘habis’. Yang tersisa hanya nyawa, suara dan nafas yang tersendat dan sedikit tenaga. Ia menggelongsor di lantai.    

ODING merapikan pakaian DINDA, lalu mengangkat tubuh DINDA dari ranjang DEDI.

DEDI

Ding... aku minta maaf. Tolong ini jangan di... perpanjang. Sebut saja... kamu butuh duit berapa?

ODING tak sepatah pun mengeluarkan suara. Ia melangkah keluar rumah dengan memondong DINDA.

FADE OUT

FADE IN

39. INT. RUMAH BU ISYANA - R. KELUARGA - KAMAR TAMU – SIANG.

Cast: BU ISYANA, ODING, DINDA

BU ISYANA sedang berada di meja makan ketika ODING datang, mengucapkan salam. BU ISYANA menjawab salam. ODING melihat, di wajah ibunya ada sedikit ketegangan dan ia tahu sebabnya.

ODING

Kak Dinda belum keluar dari kamar, Bu?

BU ISYANA

Justru Ibu mau tanya kamu, ada apa? Semalam kalian pulang bersama, Dinda mabuk dan sampai sekarang belum keluar dari kamar?!

ODING

Tak ada apa-apa, Ibu tenang aja. Mungkin Kak Dinda sedang ada masalah dengan pacarnya1

ODING mendapat kesempatan menghindar dari kejaran pertanyaan ibunya , ketika.....

DINDA (O.S)

Oding! Dik....!

ODING

Ya, Kak...!

DINDA masih di kamar ketika ODING datang menghampiri

ODING

Ada apa, Kak?

DINDA

Hape kakak tidak ada. Kamu lihat?

ODING

Nggak, Kak. Kakak nggak ingat, kira-kira ketinggalan di mana?

DINDA

Nggak. Berarti hilang.

ODING

Beli lagi nanti, Kak. Oding beli’in, mau yang merk apa?

DINDA

Masalahnya ada nomor Baim. Yang penting nomor Baim, Kakak harus segera menghubungi.

ODING

Masih ingat nomer Baim, ‘kan, Kak? Pake ponsel Oding aja. Coba, nomornya berapa...?

DINDA menyebutkan nomer ponsel BAIM. ODING mengetik dan men-save ke ponselnya.

ODING

(Memberikan ponselnya ke Dinda)

Nih, Kak, pake aja.

 

DINDA

(Menerima ponsel Oding)

Sebetulnya Kakak masih sedikit pusing, nih! Tadi malam Oding jemput Kakak di mana? Waktu Sella ngajak mencoba hidangan, kayaknya Mas Dedi datang... Pas pulang, Kakak sudah nggak ingat. Ingatan Kakak kayak samar, di bawa Mas Dedi... apa siapa?

ODING

Oding jemput Kakak di rumahnya Dedi. Tapi... sudahlah, Kakak istirahat aja dulu.

DINDA

Ya, Ding. Terima kasih, ya? O ya, Ding! (Berbisik)

Soal semalam jangan bilang ke Tante, ya?!

ODING

Ya, Kak.

CUT TO

40. INT. RUMAH BU ISYANA - KAMAR TAMU – SORE.

Cast: DINDA

DINDA gelisah. Ia duduk, berdiri, mondar-mandir di dalam kamar. Ada perasaan kuatir terjadi sesuatu sehingga sikap BAIM berubah total terhadap dirinya. Secara berkala, sudah berlalu tiga jam ia berusaha menghubungi BAIM, tapi ponselnya selalu menjawab: nomor yang Anda tuju tidak bisa dihubungi. Sekarang DINDA ingin memastikan sekali lagi.

DINDA (V.O)

jika masih sama, aku akan mencari cara lain agar bisa ngomong sama BAIM.

(mengetik nomor Baim lagi)

SUARA PONSEL (O.S)

Nomor yang Anda tuju tidak terdaftar.

DINDA langsung lemas. Ada firasat, hubungannya dengan BAIM akan mengalami masalah serius.

FADE OUT

FADE IN

 

41. EXT. RUMAH BAIM - LINGKUNGAN SEKITARNYA – SIANG.

Cast: DINDA

Di hari ketiga sejak malam jahanam, DINDA datang ke rumah BAIM. DINDA bermaksud ingin menemui AYU. Tapi rumah BAIM terkunci rapat!

DINDA bertanya pada para tetangga. Tapi tak ada yang tahu ke mana perginya AYU. DINDA bertanya pada orang yang mengontrak rumah BAIM di sebelah. DINDA mendapat informasi yang mengecewakan; sudah dua hari AYU pergi!

CUT TO

42. INT. RUMAH BU ISYANA - R.TAMU - R. KELUARGA – SIANG.

Cast: DINDA, BU ISYANA, ODING

DINDA menemui BU ISYANA yang sedang ada di ruang keluarga. DINDA curhat dan menumpahkan seluruh keluh kesahnya, dengan mata basah oleh air mata kesedihannya.

DINDA

Tante, Baim nggak mau ngomong lagi sama Dinda....

BU ISYANA

Sabar, ya, Sayang. Nanti bila waktunya telah tiba, segala sesuatunya telah mereda, Tante yakin, Baim pasti mau ngomong dan minta penjelasan Dinda. Yakinlah, Sayang. Karena keyakinan itu yang akan menguatkanmu. Apalagi jika Allah sudah menakdirkan Baim jodohmu, tak ada yang tak mungkin.

DINDA menemui ODING yang sedang berada di ruang tamu. Sebelum DINDA bicara, ODING malah sudah lebih dulu tanya.

ODING

Sudah bisa bicara dengan Baim, Kak?

DINDA

Belum, Ding. Apa pendapatmu jika Kakak dalam situasi begini?

ODING sungguh prihatin melihat keadaan DINDA, tapi ia tak bisa ikut menyelesaikan masalah DINDA dengan BAIM.

ODING

Andai saja saya tahu dan bisa membantu mencari di mana Baim berada, saya akan datangi dan jelaskan semua persoalannya.

DINDA

Ia di Yogya, tapi Kakak tak tahu tempat tinggal dan kampusnya.

ODING

Andai saya bisa jadi jaminan Baim, asal ia mau akur lagi sama Kak Dinda, akan saya lakukan. Tapi sayangnya itu tak bisa saya lakukan. Saya marah pada Dedi, tadi ia mentransfer untuk Kak Dinda dua ratus lima puluh juta.

DINDA

Kakak ngggak mau terima. Terserah Oding aja.

ODING

Itu uang Kakak.

DINDA

Kakak sedang memikirkan, bagaimana bisa segera berbicara dengan Baim

ODING

Kak Dinda, kalau cinta sedang diuji, kesabaran adalah jembatan untuk melewatinya. Bersabarlah, Kakak pasti bertemu dan akur dengan Baim lagi.

DINDA

Kakak punya keyakinan yang sama, Ding.

ODING

Kalau jodoh, nggak akan ke mana, percayalah, Kak!

DINDA

Iya, Kakak percaya.    

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar