36. INT./EXT. RUMAH BU ISYANA - R. TAMU - TERAS – SORE.
Cast: DINDA, BU ISYANA, ODING
DINDA duduk di teras rumah BU ISYANA (Dinda mulai sering menginap di rumah Bu Isyana sejak Baim di Yogya). DINDA sedang menunggu temanya yang akan menghampiri untuk pergi bersama ke ultahnya SELLA. Tak lama kemudian datang temannya yang ditunggu.
DINDA
Tante! Oding! Dinda pergi dulu, ya?! Assalamu’alaikum!
BU ISYANA, ODING (O.S)
(Serempak)
Waalaikumussalam!
BU ISYANA
Pulangnya jangan sampai malam, ya, Din?!
DINDA
Ya, Tante!
Sementara itu, BU ISYANA yang duduk di ruang tamu, tak berhenti dari sulamannya.
ODING yang sedang berada di ruang yang sama, segera pamit pada BU ISYANA.
ODING
Bu, Oding pergi dulu, ya!
BU ISYANA
Mau kemana, Ding?
ODING
Ada urusan dengan teman! (Keluar rumah).
BU ISYANA
Pulangnya jangan sampai malam, ya?!
ODING (O.S)
Beres, Bu!
Sesaat kemudian terdengar suara knalpot motor ODING, menjauh dari pendengaran BU ISYANA.
CUT TO
37. EXT. JALANAN – MALAM.
Cast: ODING
Dengan motor trailnya ODING mengikuti sebuah mobil. ODING mengambil jarak, agar yang di buntuti tidak curiga.
ODING (V.O)
Ini jalan menuju ke rumah Dedi!
ODING terus membuntuti. Seperti dugaan ODING, mobil itu masuk ke halaman rumah DEDI.
ODING turun dari motor. Ia memerhatikan siapa yang akan keluar dari mobil dari depan pagar rumah DEDI.
( longshot ) ODING mengepalkan tinjunya ....( camera movement / change fokus)... di latar-depan tampak DINDA keluar dari dalam mobil dipapah DEDI. Lampu teras menerangi, DINDA dibawa masuk ke dalam rumah DEDI. Setelah mengantar DEDI dan DINDA, mobil itu meluncur pergi lagi.
CUT TO
38. EXT/INT. RUMAH DEDI - HALAMAN - KAMAR DEDI – MALAM.
Cast: ODING, DEDI, DINDA
ODING sudah sampai di teras rumah DEDI. ODING langsung melabrak dengan menendang pintu depan. Pintu terkuak paksa. ODING masuk ke kamar yang sedikit pintunya terbuka. Tampak DEDI sedang membuka bajunya sendiri. DINDA telentang di ranjang Dedi dengan pakaian sedikit terbuka.
DEDI yang terkejut setengah mati, tak sempat menghindari ketika hajaran bertubi-tubi mendarat di rahang kiri dan kanan.
Belum puas menghajar wajah, DEDI yang sudah tak berdaya, di rengut rambutnya. ODING menarik paksa dengan tarikan dahsyat. Tanpa ampun lagi, perut DEDI dihantam ke dengkul ODING sekeras-kerasnya.
DEDI sudah ‘habis’. Yang tersisa hanya nyawa, suara dan nafas yang tersendat dan sedikit tenaga. Ia menggelongsor di lantai.
ODING merapikan pakaian DINDA, lalu mengangkat tubuh DINDA dari ranjang DEDI.
DEDI
Ding... aku minta maaf. Tolong ini jangan di... perpanjang. Sebut saja... kamu butuh duit berapa?
ODING tak sepatah pun mengeluarkan suara. Ia melangkah keluar rumah dengan memondong DINDA.
FADE OUT
FADE IN
39. INT. RUMAH BU ISYANA - R. KELUARGA - KAMAR TAMU – SIANG.
Cast: BU ISYANA, ODING, DINDA
BU ISYANA sedang berada di meja makan ketika ODING datang, mengucapkan salam. BU ISYANA menjawab salam. ODING melihat, di wajah ibunya ada sedikit ketegangan dan ia tahu sebabnya.
ODING
Kak Dinda belum keluar dari kamar, Bu?
BU ISYANA
Justru Ibu mau tanya kamu, ada apa? Semalam kalian pulang bersama, Dinda mabuk dan sampai sekarang belum keluar dari kamar?!
ODING
Tak ada apa-apa, Ibu tenang aja. Mungkin Kak Dinda sedang ada masalah dengan pacarnya1
ODING mendapat kesempatan menghindar dari kejaran pertanyaan ibunya , ketika.....
DINDA (O.S)
Oding! Dik....!
ODING
Ya, Kak...!
DINDA masih di kamar ketika ODING datang menghampiri
ODING
Ada apa, Kak?
DINDA
Hape kakak tidak ada. Kamu lihat?
ODING
Nggak, Kak. Kakak nggak ingat, kira-kira ketinggalan di mana?
DINDA
Nggak. Berarti hilang.
ODING
Beli lagi nanti, Kak. Oding beli’in, mau yang merk apa?
DINDA
Masalahnya ada nomor Baim. Yang penting nomor Baim, Kakak harus segera menghubungi.
ODING
Masih ingat nomer Baim, ‘kan, Kak? Pake ponsel Oding aja. Coba, nomornya berapa...?
DINDA menyebutkan nomer ponsel BAIM. ODING mengetik dan men-save ke ponselnya.
ODING
(Memberikan ponselnya ke Dinda)
Nih, Kak, pake aja.
DINDA
(Menerima ponsel Oding)
Sebetulnya Kakak masih sedikit pusing, nih! Tadi malam Oding jemput Kakak di mana? Waktu Sella ngajak mencoba hidangan, kayaknya Mas Dedi datang... Pas pulang, Kakak sudah nggak ingat. Ingatan Kakak kayak samar, di bawa Mas Dedi... apa siapa?
ODING
Oding jemput Kakak di rumahnya Dedi. Tapi... sudahlah, Kakak istirahat aja dulu.
DINDA
Ya, Ding. Terima kasih, ya? O ya, Ding! (Berbisik)
Soal semalam jangan bilang ke Tante, ya?!
ODING
Ya, Kak.
CUT TO
40. INT. RUMAH BU ISYANA - KAMAR TAMU – SORE.
Cast: DINDA
DINDA gelisah. Ia duduk, berdiri, mondar-mandir di dalam kamar. Ada perasaan kuatir terjadi sesuatu sehingga sikap BAIM berubah total terhadap dirinya. Secara berkala, sudah berlalu tiga jam ia berusaha menghubungi BAIM, tapi ponselnya selalu menjawab: nomor yang Anda tuju tidak bisa dihubungi. Sekarang DINDA ingin memastikan sekali lagi.
DINDA (V.O)
jika masih sama, aku akan mencari cara lain agar bisa ngomong sama BAIM.
(mengetik nomor Baim lagi)
SUARA PONSEL (O.S)
Nomor yang Anda tuju tidak terdaftar.
DINDA langsung lemas. Ada firasat, hubungannya dengan BAIM akan mengalami masalah serius.
FADE OUT
FADE IN
41. EXT. RUMAH BAIM - LINGKUNGAN SEKITARNYA – SIANG.
Cast: DINDA
Di hari ketiga sejak malam jahanam, DINDA datang ke rumah BAIM. DINDA bermaksud ingin menemui AYU. Tapi rumah BAIM terkunci rapat!
DINDA bertanya pada para tetangga. Tapi tak ada yang tahu ke mana perginya AYU. DINDA bertanya pada orang yang mengontrak rumah BAIM di sebelah. DINDA mendapat informasi yang mengecewakan; sudah dua hari AYU pergi!
CUT TO
42. INT. RUMAH BU ISYANA - R.TAMU - R. KELUARGA – SIANG.
Cast: DINDA, BU ISYANA, ODING
DINDA menemui BU ISYANA yang sedang ada di ruang keluarga. DINDA curhat dan menumpahkan seluruh keluh kesahnya, dengan mata basah oleh air mata kesedihannya.
DINDA
Tante, Baim nggak mau ngomong lagi sama Dinda....
BU ISYANA
Sabar, ya, Sayang. Nanti bila waktunya telah tiba, segala sesuatunya telah mereda, Tante yakin, Baim pasti mau ngomong dan minta penjelasan Dinda. Yakinlah, Sayang. Karena keyakinan itu yang akan menguatkanmu. Apalagi jika Allah sudah menakdirkan Baim jodohmu, tak ada yang tak mungkin.
DINDA menemui ODING yang sedang berada di ruang tamu. Sebelum DINDA bicara, ODING malah sudah lebih dulu tanya.
ODING
Sudah bisa bicara dengan Baim, Kak?
DINDA
Belum, Ding. Apa pendapatmu jika Kakak dalam situasi begini?
ODING sungguh prihatin melihat keadaan DINDA, tapi ia tak bisa ikut menyelesaikan masalah DINDA dengan BAIM.
ODING
Andai saja saya tahu dan bisa membantu mencari di mana Baim berada, saya akan datangi dan jelaskan semua persoalannya.
DINDA
Ia di Yogya, tapi Kakak tak tahu tempat tinggal dan kampusnya.
ODING
Andai saya bisa jadi jaminan Baim, asal ia mau akur lagi sama Kak Dinda, akan saya lakukan. Tapi sayangnya itu tak bisa saya lakukan. Saya marah pada Dedi, tadi ia mentransfer untuk Kak Dinda dua ratus lima puluh juta.
DINDA
Kakak ngggak mau terima. Terserah Oding aja.
ODING
Itu uang Kakak.
DINDA
Kakak sedang memikirkan, bagaimana bisa segera berbicara dengan Baim
ODING
Kak Dinda, kalau cinta sedang diuji, kesabaran adalah jembatan untuk melewatinya. Bersabarlah, Kakak pasti bertemu dan akur dengan Baim lagi.
DINDA
Kakak punya keyakinan yang sama, Ding.
ODING
Kalau jodoh, nggak akan ke mana, percayalah, Kak!
DINDA
Iya, Kakak percaya.
CUT TO