Rentang Kisah Paling Dalam
4. 4, MAISAROH NGEBET CINTA, scene 23-33

23.    EXT. PERSIMPANGAN DESA–MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, SALVINIA

Ajidarma mengantar Salvinia sampai di persimpangan batas desa. Salvinia pun turun dan pergi setelah melambaikan tangan. Ajidarma kemudian menyalakan motornya dan melaju meninggalkan persimpangan.

CUT TO

24.    EXT. BEBERAPA METER DARI PERSIMPANGAN DESA–MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, 3 ORANG LAKI-LAKI

Ajidarma menghentikan motornya ketika dihadang dua motor tepat di depannya. Ketiga laki-laki itu turun dari motor. Tatapan mereka sangat tajam dan sinis.

LAKI-LAKI 1

Siapa kau, berani sekali mengantar Salvinia?!

AJIDARMA

Memangnya kenapa?

Dua orang laki-laki yang usianya hampir sebaya dengan Ajidarma. Yang satu berkulit lebih gelap dan sedikit berisi. Dia mendekati Ajidarma.

Sebuah pukulan mendarat di wajah Ajidarma. Ajidarma limbung dan sepeda motornya oleng. Ajidarma ambruk ketika salah seorang dari mereka memukul pundaknya dengan kayu. Ajidarma tersungkur di rerumputan.

DISSOLVE TO

25.    INT. KAMAR AJIDARMA – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI, SALVINIA, AYU

Ajidarma terbaring di tempat tidur. Ia mulai siuman dan melihat Larasati yang merawatnya. Ajidarma merasa pundaknya sangat sakit.

LARASATI

Ibu kan sudah bilang jangan main ke desa sebelah.

Tiba-tiba Salvinia masuk ke kamar Ajidarma dan menanyakan keadaanya.

SALVINIA

Mas Aji? Mas Aji baik-baik aja kan?

Salvinia  menghampiri Ajidarma sambil mengelus lengannya.

AJIDARMA

Iya. Mas baik-baik aja kok.

SALVINIA

Maafin Salvinia ya, Mas. Salvinia tidak tahu siapa orang itu.

AJIDARMA

Maaf untuk apa? Kamu gak salah kok. Mas baik-baik aja.

Tiba-tiba saja Larasati menekan hidung Ajidarma yang bekas bogeman. Ajidarma  memekik kesakitan.

AJIDARMA

Aduhhhh…

Larasati senyum-senyum kecil melihat tingkah Ajidarma  yang sedikit manja.

SALVINIA

Tuh kan… masih sakit.

Ajidarma meringis sambil menahan sakit. Situasi hening sejenak dan Larasati keluar dari kamar. Salvinia menyentuh kening Ajidarma begitu lembut. Ajidarma terlihat menikmati sentuhan itu, lalu memegang jemari tangan Salvinia.

AJIDARMA

Vin… Kamu sudah punya pacar?

Salvinia terlihat malu-malu sambil tersenyum tipis.

SALVINIA

Mmmm… belum, Mas. Emangnya kenapa?

AJIDARMA

Gak apa-apa. Mas cuma tanya. Mau jadi pacar mas enggak?

SALVINIA

Mmm….

( menunduk dan tersenyum.)

AJIDARMA

Mas suka kamu.

Salvinia tertunduk malu, lalu berlari keluar dari kamar sambil tersenyum-senyum.

INTER CUT

Ayu tiba-tiba masuk ke kamar Ajidarma dan membawakan semangkuk bubur.

AYU

Eh hem…

Ayu berdehem sambil meletakkan semangkuk bubur di meja kecil.

AYU

Duhh… yang lagi jatuh cinta.

Kayaknya bakal ditraktir makan nih, atau nonton.

AJIDARMA

Huussst

CUT TO

26.    INT. RUANG TAMU – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA, SALVINIA

Ajidarma duduk di ruang tamu. Di samping duduk Salvinia yang membaca sebuah novel. Ajidarma memberanikan diri menanya jawaban Salvinia tadi.

AJIDARMA

Bagaimana?

SALVINIA

Apanya?

AJIDARMA

Tentang ucapan mas tadi.

Salvinia tampak malu-malu.

SALVINIA

Iya, Mas. Salvinia mau.

AJIDARMA

Yes.. Yes..

Auuu…

Ajidarma memekik kecil ketika merasa sakit di pundaknya.

SALVINIA

Kenapa, Mas?

AJIDARMA

Gak apa-apa.

Ajidarma cengar-cengir antara menahan sakit dan berusaha tertawa

CUT TO

27.    EXT. PERKEBUNAN TEMBAKAU – PAGI

PEMAIN: PARA PEKERJA

Terlihat para pekerja di perkebunan itu sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang memanen daun tembakau. Ada yang membersikan rumput dan ada yang mengangkut tembakau.

CUT TO

28.    INT. KAMAR AJIDARMA – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA

Ajidarma mengetik di laptopnya. Beberapa shoot.

O.S.AJIDARMA

Perkebunan itu menjadi satu-satunya sumber rezeki bagi masyarakat di sekitar. Para pekerja masih banyak berasal dari pulau jawa. Mereka begitu antusia bekerja di perkebunan tembakau, walau sebagian pekerjanya banyak yang buta huruf.

Aku tidak tahu ada kejadian apa dulu di perkebunan itu. Cerita Nek Melur membawaku kemabli ke masa lalu. Tragis apa yang dihadapi nek Melur.

DISSOLVE TO

 

29.    EXT. PERKEBUNAN TEMBAKAU – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA, MAISAROH (23 TAHUN)

Ajidarma berjalan di areal perkebunan. Tiba-tiba ada seseorang yang menegurnya.

MAISAROH

Mas Ajidarma…

Refleks Ajidarma menoleh melihat siempunya suara. Maisaroh tersenyum  sambil melambaikan tangannya. Gadis dengan postur tidak terlalu tinggi, wajahnya biasa-biasa saja. Berkulit sawo matang mengenakan hijab yang dililit ke leher.

MAISAROH

Aku Maisaroh, Mas. Adiknya Sawal

Maisaroh terlihat salah tingkah. Maisaroh langsung saja mengamit jermari tangan Ajidarma dan menciumnya. Refleks Ajidarma menghempaskan tangannya dengan lembut.

Ajidarma sedikit lupa dengannya. Dahi Ajidarma berkerut berusaha mengingat siapa gadis itu.

AJIDARMA

Astaga aku lupa.

MAISAROH

Kapan datang, Mas?

AJIDARMA

Kemarin. Sawal di mana?

Maisaroh  menunduk dengan ekspresi sedih.

MAISAROH

Mas Sawal sudah meninggal, Mas.

Dua tahun yang lalu karena kecelakaan.

Ajidarma terkejut.

AJIDARMA

Maaf, mas gak tahu beritanya.

MAISAROH

Mas Sawal kecelakaan dan meninggal di tempat.

Saroh jadi sedih, Mas…

Maisaroh menghapus air matanya.

MAISAROH

Mas Aji mau kemana?

AJIDARMA

Hhh. Mau ke bangsal. Mau melihat-lihat perkebunan.

MAISAROH

Saroh temeni ya, Mas. Kebetulan Saroh gak ada kegiatan.

Ya itung-itung bisa jalan sama mas Aji.

AJIDARMA

Jalan sama aku?

(bergumam sendiri)

Hm, gak usah. Mas sendiri aja.

MAISAROH

Gak papa kok, Mas. Saroh juga gak ada kerjaan. Yuk.

Maisaroh mengamit lengan Ajidarma. Terlihat Ajidarma risih digandeng Maisaroh. Ajidarma berusaha melepaskan tangannya dengan perlahan, tapi Maisaroh  malah menggandeng Ajidarma. Ajidarma  kembali berusaha melepas tangan Maisaroh dan pura-pura membetulkan lipatan baju lengan panjangnya.

MAISAROH

Sejak kepergian mas Aji, desa kita jadi sepi. Banyak yang merantau ke kota. Tidak seperti dulu lagi. Dulu rasanya bahagia sekali punya temen yang banyak. Tapi sekarang, selain sudah pada berumah tangga juga banyak yang merantau dan tidak kembali lagi.

AJIDARMA

Oh…

Ajidarma manggut-manggut.

AJIDARMA

Kita pulang saja, Saroh. Sudah sore.

MAISAROH

Mm.. tapi Saroh masih ingin berlama-lama sama mas Aji..

(merengek manja)

AJIDARMA

Nggak enak dilihat orang.

Mas Aji masih banyak pekerjaan.

Mas mau pulang.

Maisaroh manyun dan memberenggut. Ajidarma berjalan kembali ke rumah.

CUT TO

30.    INT. RUANG TAMU – SIANG

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI

Ajidarma masuk ke dalam rumah. Ia bergidik membayangkan Maisaroh yang mengamit lengannya.

AJIDARMA

Sial, aku digandeng Maisaroh.

Mudah-mudahan gak ada yang lihat

(bergumam)

Larasati keluar dari kamar dan melihat Ajidarma yang seperti habis ketemu setan.

LARASARI

Kamu dari mana aja, Ji. Ibu cariin dari tadi.

AJIDARMA

Dari perkebunan, Bu.

LARASATI

Trus kenapa wajahmu seperti itu?

Kayak baru ketemu kuntilanak.

AJIDARMA

Mmm.. Gak apa-apa kok, Bu.

(nyengir)

CUT TO

31.    EXT/INT. RUMAH SEDERHANA – SORE

PEMAIN: AJIDARMA, ABDULLAH (90 TAHUNAN)

Ajidarma ke rumah sederhana milik Darto. Ajidarma membawa bungkusan dari rumah. Ia melihat laki-laki tua itu di teras rumahnya. Ajidarma ingin mendengarkan cerita laki-laki tua itu.

AJIDARMA

Assalamualaikum...

ABDULLAH

Waalaikumsalam....

AJIDARMA

Kek, gimana kabarnya?

ABDULLAH

Baik. Kamu siapa?

AJIDARMA

Ajidarma, Kek. Kakek sudah makan? Ini saya bawain makanan. Jangan sungkan-sungkan, Kek. Dimakan ya.

Ajidarma meletakan bungkusan itu di atas meja kayu dan memperhatikan teras rumah yang sudah rusak. Darto membuka bukusan itu. Ajidarma kemudian bertanya tentang perjuangannya di perkebunan tembakau.

AJIDARMA

Bagimana perkebunan tembakau, Kek?

ABDULLAH

Dulu sebagian tanah perkebunan itu punya saya.

Tahun 1933, sebagian pekerja di perkebunan tembakau datang dari pulau jawa.

Banyak gadis-gadis remaja yang diiming-iming akan diberi kesenangan dan gaji tinggi. Kenyataanya mereka dijadikan buruh dan banyak yang dijadikan wanita penghibur.

DISSLOVE

MONTAGE

-  Kedatangan para pekerja.

-  Pekerja di perkebunan

-  Gadis-gadis remaja menjadi perempuan penghibur.

DISSOLVE BACK TO SC. 31

32.  EXT/INT. RUMAH SEDERHANA – SORE

PEMAIN: AJIDARMA, ABDULLAH (90 TAHUNAN)

Ajidarma begitu serius mendengarkan cerita Abdullah.

ABDULLAH

Sudahlah… Saya tidak mau mengingat cerita itu.

Ajidarma kembali mengamati wajah Abdullah yang sudah keriput. Abdullah juga terlibat pembakaran rumah warga.

CUT TO

33.  EXT. HALAMAN DEPAN-RUMAH AJIDARMA – MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, AYU

Ajidarma tiba di halaman depan rumah. Ia melihat lampu menyala di ruang tamu. Ajidarma hendak masuk tapi Ayu lebih dulu keluar. Kemudian Ayu menarik lengan Ajidarma keluar halaman. Ajidarma tamapk pensaran.

AJIDARMA

Ada apa?

AYU

Mas Aji ada hubungan apa dengan Maisaroh?

Ajidarma mengerut kan dahi.

AJIDARMA

Maisroh?

(Bergumam)

 Mas gak ada hubungan apa-apa sama dia.

Emang kenapa?

AYU

Trus, kenapa dia datang kemari?

AJIDARMA

Datang kemari? Mau ngapain?

AYU

Haloo, yang tanya Ayu bukan mas Aji.

AJIDARMA

Ya nggak tahu lah. Mungkin cuma berkunjung.

AYU

Berkunjung kok bawa rantang dan bawa makanan.

Maksudnya apa coba? Dia itu mau coba-coba pedekate lagi ama mas Aji.

Ajidarma menarik nafas dalam-dalam berusaha menenangkan suasana.

AJIDARMA

Sudahlah. Gak baik suujon. Biar mas jumpai dulu dia.

AYU

Awas ya kalau ada hubungan apa-apa dengan Maisaroh.

Ayu mengancam. Ajidarma pun masuk menjumpai Maisaroh.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar