Pesan di Lembar Terakhir
8. Scene 71-80 (Keputusan)

71.INT. VILLA – KAMAR REINER – MALAM

Kita melihat Reiner sedang duduk bersandar di kasurnya. Ada laptop di atas pahanya. Dia sedang mengetik sesuatu, melanjutkan novelnya. Wajah Reiner tampak pucat. Lalu Reva datang sambil membawa secangkir teh hangat yang ia letakan di meja nakas sebelah kasur. Setelahnya Reva duduk di sebelah Reiner.

REVA

Emang enggak bisa ya, kamu istirahat dulu. Dari pagi enggak ada udahannya mantengin laptop.

REINER

Nanggung. Aku harus cepet selesain novel ini.

REVA

Judulnya apa sih?

Reiner berhenti mengetik. Dia memandang ke depan sebentar, lalu beralih memandang Reva.

REINER

Aku juga belum nemu judul yang tepat.

Reiner kembali mengetik. Reva terdiam. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi masih tampak ragu.

REVA

Kak ...

REINER

Ya?

REVA

Beberapa hari yang lalu setelah ketemu sama Raina ...

Reiner melihat ke arah Reva dan memotong ucapan Reva.

REINER

Jangan bahas sekarang ya, Rev. Nanti pasti aku ceritain semuanya ke kamu. Oke?

Reva mengangguk seraya tersenyum tipis.

REVA

Kamu masih mau ngetik terus, kak?

Reiner mengangguk.

REVA (CONT’D)

Kalo kamu masih enggak mau istirahat, aku bakalan tidur di sini. Gimana?

Reiner dan Reva saling pandang.

CUT TO

72.INT. RUMAH RAINA – RUANG TENGAH – SIANG

Raina dan kedua orang tuanya, serta Radit sudah duduk di ruang keluarga. Mereka tampak serius.

RUDI (KE RAINA)

Apa kamu sudah benar-benar memikirkan hal ini?

RAINA

Papa enggak perlu repot-repot mikirin apa yang ada di pikiran Raina. Sejak awal, kalian emang berencana buat deketin aku sama Radit kan?

Rita dan Rudi saling pandang. Sementara Radit hanya diam memperhatikan.

RITA

Iya. Kami memang sengaja ingin menjodohkan kamu dengan Radit. Karena ...

Rita sengaja menhentikan ucapannya. Dia melihat ke arah Rudi seolah meminta pendapat. Rudi menggeleng pelan sebagai kode agar Rita tidak melanjutkan ucapannya. Radit yang mengerti pun tampak tegang.

RAINA

Karena apa?

RITA

Mama dan papa sudah tau mengenai Reiner yang memiliki wanita lain di belakang kamu.

Raina terkejut dan menatap mamanya dengan nanar. Mata Raina juga merah dan berkaca-kaca.

RITA (CONT’D)

Reiner yang cerita langsung ke mama. Dan ... Radit pun tau soal itu.

Raina semakin terkejut dan tidak mengerti. Lalu dia menarik napas dalam dan membuangnya cepat. Radit pun terlihat pasrah. 

RAINA

Oke, cukup. Mau gimanapun juga, enggak akan ada yang berubah. Pokoknya aku mau pernikahan ini cepat dilaksanakan. Enggak perlu ada tunangan segala.

Rita saling pandang dengan Rudi. Mereka terlihat lega. Berbeda dengan Radit yang memandang Raina dengan cemas.

CUT TO

73.EXT. RUMAH RAINA – TERAS BELAKANG – SIANG

Raina sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya.

RAINA

Aku tunggu skejulnya nanti malem ya, Mbak.

MANAJER (O.S)

Emang enggak masalah kalo kamu masih kerja saat hari pernikahan kamu udah di depan mata?

RAINA

It’s oke, Mbak. Aku boring di rumah. Udah ya, aku tutup.

MANAJER (O.S)

Oke, kalo gitu. Nanti malem aku kirim ya.

Raina menutup panggilan. Lalu di belakangnya ada Radit yang baru datang dan menghampiri.

RADIT

Aku boleh duduk di sini?

Raina menggeser duduknya. Radit duduk di sebelah Raina.

RAINA

Sebelum hari H, saya enggak mau Cuma di rumah aja. Saya mau lanjutin kerjaan saya sebagai model. Saya harap kamu ngerti.

RADIT

Iya. Saya tau diri, kok. Saya enggak akan melarang kamu ini-itu. Saya akan dukung apapun yang kamu lakukan.

RAINA

Yaudah, saya ke kamar dulu.

Raina berdiri. Dia hendak pergi, tapi Radit juga ikut berdiri dan menghentikannya.

RADIT

Soal Reiner ... saya minta maaf karena enggak ngasih tau kamu sejak awal.

Raina menatap Radit sebentar.

RAINA

Enggak usah dibahas lagi. Saya juga udah enggak peduli.

Raina pergi meninggalkan posisinya.

CUT TO

74.INT. STUDIO – PAGI

Raina sedang melakukan pemotretan salah satu brand kecantikan. Dia tampak serius dan profesional. Di sela-sela pemotretan, Raina terkejut melihat sosok Reiner di depannya. Raina bengong dan membuatnya tidak fokus pemotretan.

PHOTOGRAFER

Ada apa, Rain?

Raina terkesiap dan memejamkan matanya sebentar. Yang dia liat barusan hanya halusinasinya.

RAINA

Enggak apa-apa. Sorry-sorry.

PHOTOGRAFER

Kita lanjut ya?

Raina mengangguk. Dia pun kembali melakukan pemotretan.

CUT TO

75.INT. STUDIO – RUANG RIAS – SIANG

Raina masuk ke ruang rias dan duduk di sofa dengan wajah lesu. Di sana ada SEORANG MAKEUP ARTIS (30) yang sedang beres-beres.

MAKEUP ARTIST

Udah selesai, Mbak?

Raina hanya mengangguk. Dia menyandarkan punggungnya dengan wajah menengadah ke atas. Matanya terpejam.

MAKEUP ARTIST (CONT’D)

Mau langsung dihapus make upnya, Mbak?

RAINA

Nanti aja biar saya sendiri.

MAKEUP ARTIST

Ngomong-ngomong, tumben Mbak Raina sendiri? Biasanya sama pacarnya?

Raina membuka matanya. Dia melihat ke arah makeup artist di depannya.

RAINA

Saya udah enggak punya pacar. Jadi mulai sekarang, enggak usah tanya-tanya soal dia lagi ya.

MAKEUP ARTIST

(meringis kecil)

Maaf ya, Mbak.

CUT TO

76.EXT. STUDIO – LOBBY – SIANG

Raina keluar dari studio. Di lobby dia dihentikan oleh MIRA (32) yang berjalan di belakangnya.

MIRA

Raina!

Raina berhenti dan berbalik. Mira menghampiri Raina.

RAINA

Kenapa, Mbak?

MIRA

Besok ada job pemotretan lagi nih. Mau diambil enggak?

RAINA

Konsepnya apa?

MIRA

Outdoor gitu. Tapi lokasinya di Bandung. Gimana?

Raina terdiam.

MIRA (CONT’D)

Kok diem? Kalo kamu enggak bisa, enggak apa-apa kok. Aku coba cari talent lain. Aku juga kan enggak bisa maksa calon pengantin.

RAINA

Aku ambil, Mbak. Kirimin aja alamatnya ya. Dan soal pernikahanku ... semuanya batal.

Mira tampak terkejut.

MIRA

Lho, kok bisa batal? Kenapa?

Radit datang menghampiri Raina.

RADIT

Udah selesai?

Raina mengangguk. Mira pun memperhatikan Radit.

RAINA (KE MIRA)

Mbak, kenalin ini Radit. Dia ... calon suamiku.

Mira menatap Radit dengan bingung.

CUT TO

77.EXT. VILLA – BALKON – SORE

Reiner sedang berdiri di pinggir balkon sambil melihat ke arah pemandangan di depannya. Ada hutan kecil dan hamparan kota jauh di depannya. Reiner mengingat lagi obrolannya dengan Raina (Scene 68). Tanpa sadar Reiner mengenggam pinggir pagar balkon dengan kuat.

Lalu Reva datang dari arah belakang dan berdiri di sebelah Reiner.

REVA

Kamu lagi liat ke arah Jakarta, atau salah satu orang di kota itu?

REINER

Maafin aku, Rev. Pikiran aku enggak bisa berhenti dari Raina. Setiap detik ... ada berbagai pertanyaan di benakku. Apa yang Raina lagi lakuin sekarang? Dia udah makan atau belum?

Reva mengembuskan napas kasar. Ekspresinya tampak santai.

REVA

Wajar kok. Aku bisa ngerti. Selama bertahun-tahun kalian menjalin hubungan. Jadi butuh waktu yang lama juga buat kamu benar-benar ngelupain dia. Atau seenggaknya membiasakan diri untuk jauh dari Raina.

Reiner menghadap ke arah Reva dan menatapnya.

REINER

Tapi aku juga enggak yakin kalau aku bisa melupakan Raina.

Reva memeluk Reiner.

CUT TO

78.INT. RUMAH RAINA – KAMAR RAINA – MALAM

Raina sedang merapikan bajunya yang akan dimasukan ke koper. Lalu Rita datang dan duduk di pinggir kasur.

RAINA

Percuma kalo mama ke sini Cuma mau berusaha ngelarang aku ke Bandung.

RITA

Tapi, Rain ... mama melakukan itu untuk kebaikan kamu juga.

RAINA

Kebaikan yang mana? Toh, aku ke Bandung Cuma buat pemotretan.

RITA

Yakin kalau kamu enggak akan berusaha bertemu Reiner lagi?

Raina menghentikan pekerjaannya. Dia memandang mamanya dengan skeptis.

RAINA

Aku enggak akan sempet ngelakuin hal yang udah enggak penting lagi. Mama enggak perlu cemasin soal itu. Okey?

DISSOLVE TO

79.EXT. VILLA KEDUA – HALAMAN BELAKANG – PAGI

Raina sedang melakukan pemotretan dengan konsep outdoor. Di sekitarnya ada para kru yang bersiaga.

PHOTOGRAFER

Oke, good!

Raina menghampiri photografer untuk melihat hasil foto-fotonya. Raina menatap hasil foto itu dengan serius.

RAINA (V.O)

Kenangan itu sama aja kayak hasil foto-foto ini. Pasti akan ada sampai kapanpun selama hasil fotonya dijaga dengan baik. Tapi aku bingung sama kenangan bareng Reiner selama ini. Harusnya aku apain? Hapus atau sobek kayak foto yang udah usang, atau tetep dibiarin sampai semuanya musnah dengan sendirinya.

CUT TO

80.INT. VILLA – KAMAR REINER – PAGI

Kita melihat Reiner sedang membuka gorden jendela kamarnya. Dia terkejut saat melihat ke bawah.

INSERT : Set pemotretan dengan Raina yang sudah selesai. Lalu Radit menghampiri untuk memberikan botol minum ke Raina.

REINER

Rain?

CUT TO

 

 

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar