Pesan di Lembar Terakhir
1. Scene 1-10 (Titik Awal)

ACT 1

1.INT.RUMAH RAINA - KAMAR RAINA - PAGI

Kita melihat wajah RAINA (23) yang sedang tertidur dengan tenang. Lalu ketenangan itu berubah menjadi gelisah. Raina yang masih memejamkan matanya menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan seperti sedang mimpi buruk.

TERDENGAR SUARA DERING PONSEL yang langsung membangunkan Raina. Dia terduduk dengan pandangan gelisah. Terlihat kening Raina berkeringat, padahal kamarnya memakai pendingin ruangan. Raina menoleh ke ponselnya yang tergeletak di nakas. Dia meraihnya.

RAINA
(sedikit panik)
Halo, Reiner?
REINER (O.S)
Iya, Rain. Ini aku. Suara kamu kenapa? Kok, kayak orang ketakutan gitu?
RAINA
Aku mimpi buruk, Rei..
REINER (O.S)
Mimpi buruk apa, sih?
RAINA
Tentang kamu.

DISSOLVE TO

2.EXT.TAMAN - MALAM

Terlihat suasana taman yang sepi dan penerangan yang kurang. Hanya ada SUARA AIR MANCUR yang terdengar. Lalu kita melihat Raina berjalan menghampiri air mancur dan berdiri di sebelahnya.

Raina celingak-celinguk ke sekitar. Dia tampak gelisah karena tidak bisa menemukan apa yang dia cari. Kemudian Raina mengambil ponsel dari tasnya. Dia menghubungi seseorang, tetapi tidak ada jawaban. Wajahnya semakin terlihat cemas.

RAINA
(bergumam)
Reiner kemana, sih? Katanya udah mau sampe.

Raina celingak-celinguk lagi. Dia duduk di bangku dekatnya. Raina melihat ke jam di tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Dia berdiri lagi dan melihat ke sekitar. Raina hendak meninggalkan posisinya, tetapi berhenti ketika lampu-lampu di sekitarnya menyala dengan terang.

Raina membelalak sekaligus kagum. Kemudian REINER (25) datang berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Raina melihat ke arah Reiner dan berlari memeluknya dengan erat.

RAINA
Kamu ke mana aja, sih? Bilangnya udah mah sampai. Tapi aku tungguin dari tadi enggak dateng-dateng.
REINER
Tadi ada sedikit macet di jalan. Maaf, ya.

Raina semakin mengeratkan pelukannya pada Reiner. Dia tiba-tiba terisak. Reiner pun tampak bingung, lalu melepaskan pelukan Raina.

REINER
(Terkejut)
Kamu kenapa? Kok, nangis?
RAINA
Aku takut kamu enggak dateng dan ninggalin aku.

Reiner tertawa.

REINER
Kamu ada-ada aja. Emangnya aku mau pergi ke mana, sih? Aku di sini, kok. Udah ya, jangan nangis.

Reiner menghapus air mata Raina, lalu memeluknya lagi. Di dalam pelukan itu, Reiner menarik salah satu tangan Raina untuk masuk ke kantung jaketnya. Raina mengerutkan kening ketika menemukan sesuatu di dalamnya. Lalu Raina melepas pelukan. Di tangannya sudah ada sebuah kotak kecil berwarna merah.

RAINA
Ini apa?

Reiner tidak menjawab. Dia hanya tersenyum. Lalu Raina membuka kotak itu dan terlihat sebuah cincin emas berwarna siver dengan huruf R di tengahnya.

Raina melebarkan matanya terkejut. Lalu dia menatap Reiner.

REINER
Will you marry, me?

Air mata Raina menetes. Dia mengangguk lalu memeluk Reiner lagi.

DISSOLVE TO

3.INT.BUTIK - SIANG

1 Bulan kemudian ...

Kita melihat sebuah tirai terbuka dan menampilkan Raina yang sudah mengenakan gaun pernikahan yang mewah. Rambutnya tertata dengan rapi beserta riasan wajahnya yang natural, tetapi terlihat anggun. Di depannya ada Reiner yang membelalak kagum ketika melihat Raina yang begitu cantik. Malah selama beberapa detik Reiner menganga. Di sini Reiner sudah mengenakan setelan jas untuk foto prawedding. Rambutnya juga sudah tertata rapi.

RAINA
Gimana, Rei? Kayaknya aku agak gendutan ya? Soalnya pas fitting pertama enggak sepas ini.

Reiner tidak menjawab. Dia masih terpaku melihat Raina.

RAINA (CONT'D)

Rei?

Baru Reiner terkesiap dan berjalan pelan menghampiri Raina.

REINER

Aku tau kamu memang cantik. Tapi aku enggak tau kalau ternyata kamu bisa lebih cantik lagi.

Raina tersenyum lebar. Lalu Reiner mengulurkan tangannya untuk diraih oleh Raina yang berdiri di sebuah pijakan. Keduanya saling memandang dan tersenyum.

CUT TO

4.INT.BUTIK - STUDIO - SIANG (CONT)

Kita melihat Raina dan Reiner yang sedang menjalani pemotretan pre-wedding. Mereka tampak mesra dan bahagia.

DISSOLVE TO

5.INT.RUMAH RAINA - RUANG TENGAH - MALAM

Kita melihat Raina dan Reiner sedang duduk di sofa sambil fokus ke laptop. Mereka sedang memeriksa persiapan pernikahan yang sudah hampir selesai.

REINER

Semuanya udah siap. Tinggal lusa kita harus tester makanan untuk menu hari H nanti.

RAINA

Yup. Saat yang paling aku tunggu-tungguin.

REINER

Dasar tukang makan.

RAINA

Biarin. Dari pada tukang selingkuh. Lagian aku enggak akan bisa gemuk ini walaupun satu tumpeng aku habisin.

Mereka tertawa geli. Kemudian Reiner mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di sofa. Lalu menginteruksikan Raina agar duduk setengah tertidur sambil menyandar ke bahunya.

RAINA

Habis nikah nanti, kita mau honeymoon di mana?

REINER

Mmm, enggak tau ya. Aku belum mikirin sampai situ, sih.

RAINA

Lho, kok belum? Justru itu yang paling penting, dong.

REINER

Emangnya kamu mau ke mana, sih?

RAINA

Gili Trawangan?

REINER

(Heran)

Kok, ke sana? Emangnya kamu enggak mau keluar negri, gitu?

RAINA

Ngapain jauh-jauh kalau di negara sendiri udah ada banyak tempat yang indah? Lagian tuh ya, katanya Gili Trawangan itu salah satu tempat yang indah di Indonesia. Aku juga belum pernah ke sana. Sengaja aku simpan keinginan itu karena emang nunggu momennya kayak gini.

REINER

Oke, kita ke Gili Trawangan.

Raina tampak kesenangan dan mengambil telapak tangan Reiner untuk dia kecup punggung tangannya.

DISSOLVE TO

6.INT.HOTEL - SEBUAH RUANGAN - PAGI

Kita melihat Raina sedang menunggu Reiner yang belum datang setelah menunggu dua jam. Berulang kali Raina menghubungi ponsel Reiner, tidak ada jawaban. Lalu SEORANG PRIA (40) datang mengetuk pintu dan membukanya.

SEORANG PRIA

Maaf, Mbak. Apa Mas Reiner-nyasudah datang?

RAINA

Belum, Mas. Bisa minta waktu sebentar lagi, enggak?

Pria itu tampak berpikir-pikir sebentar.

SEORANG PRIA

Bisa, Mbak. Tapi 15 menit mas Reiner belum datang, kita langsung mulai aja, ya.

RAINA

Iya, Mas. Makasih ya.

Wajah Raina terlihat sangat cemas dan gelisah.

CUT TO

7.INT.HOTEL - DEPAN RUANGAN - SIANG

Kita melihat BEBERAPA ORANG keluar dari ruangan sambil membawa wadah besar berisi beberapa menu. Di belakangnya ada Seorang pria dan Raina yang mengekor lalu saling berpamitan.

Lalu Raina menghubungi ponsel Reiner lagi dan tetap tidak ada jawaban. Raina sangat cemas dan bingung. Beberapa saat kemudian ponsel Raina bergetar. Cepat-cepat dia menerima panggilan itu. Raina pikir itu Reiner, tetapi mamanya, RITA (45).

RAINA

Reiner?

RITA (O.S)

Ini mama, bukan Reiner. Tapi bukannya kamu lagi tester menu sama Reiner?

Raina tampak lemas.

RAINA

Rei enggak dateng. Ponselnya enggak bisa dihubungin.

RITA (O.S)

Yaudah, kalo gitu mama suruh orang jemput kamu.

RAINA

Enggak usah, Mah. Raina bisa pulang naik taksi, kok.

RITA (O.S)

Enggak boleh. Kamu itu calon pengantin. Enggak boleh pergi-pergi sendiri. Tadi juga kamu kan diantar sama supir. Udah, pokoknya kamu diem dulu di situ. Enggak sampai setengah jam kok. Kamu shareloc sekarang ya.

RAINA

Mah ...

RITA (O.S)

Nurut sama mama. Oke?

Raina masih tampak tidak suka dengan mamanya yang terlalu protektif.

DISSOLVE TO

8.INT.RUMAH RAINA - KAMAR RAINA - MALAM

1 Minggu kemudian ...

Kita melihat Raina sedang mondar-mandir di depan ranjangnya. Dia sedang menggenggam ponselnya karena habis menghubungi ponsel Reiner yang tidak bisa dihubungi. Ini adalah dua minggu sebelum hari pernikahan mereka.

Raina tampak gelisah, khawatir, dan bingung. Lalu Raina terduduk di ujung ranjangnya. Dia melihat ke layar ponselnya yang menampilkan wallpaper foto Reiner dan dirinya.

RAINA

Kamu di mana sih, Rei?

DISSOLVE TO

9.INT. RUMAH RAINA - RUANG TAMU - PAGI

Kita melihat orang tua Raina bersama seorang laki-laki bernama RADIT (27), sedang mengobrol tidak begitu serius. Dari arah sini, terlihat Raina yang baru menuruni anak tangga merasa heran karena tidak mengenali siapa laki-laki itu, tetapi merasa kalau wajahnya femiliar.

Radit melihat ke arah Raina dan tersenyum. Dari situ Rita menoleh ke belakang ke arah Raina.

RITA

Eh, Rain. Sini deh.

Raina berjalan ke arah ruang tamu. Ada RUDI (50), papanya Raina.

RITA (CONT’D)

Kamu ingat sama Radit, kan? Dia yang jemput kamu di hotel beberapa hari yang lalu.

RAINA

(berpikir sebentar)

Iya, Raina ingat.

RITA

Radit mau ajak kamu makan siang di luar. Kamu mau, kan?

Raina tidak menjawab. Dia memikirkan sesuatu dan setelahnya seperti memiliki sebuah ide. Lantas Raina menyeringai kecil.

CUT TO

10.EXT. RUMAH REINER - DEPAN GERBANG - SIANG

Kita melihat sebuah rumah sederhana tetapi memiliki dua lantai. Dari suasanaya, rumah itu tampak tidak berpenghuni karena sepi.

Kita melihat sebuah mobil terparkir di depan gerbang rumah. Raina keluar lebih dulu. Baru setelahnya disusul oleh Radit.

RADIT

(bingung)

Ini di mana? Bukannya kita mau makan di restoran?

RAINA

Kapan-kapan aja ke restorannya. Ada hal yang lebih penting yang harus saya lakuin.

Raina membuka pintu gerbang yang tidak digembok. Radit memperhatikan rumah itu dan menyusul Raina.

CUT TO










Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar