Pesan di Lembar Terakhir
2. Scene 11-20 (Mencari)

11.EXT.RUMAH REINER - DEPAN PINTU - SIANG (CONT)

Kita melihat Raina menekan bel. Tidak ada yang datang. Lalu Raina mengetuk pintu berkali-kali. Tetap tidak ada yang menjawab.

RADIT

Ini rumah siapa?

RAINA

Calon suami saya.

RADIT

Reiner?

RAINA

Kalo udah tau ngapain nanya?

Raina celingak-celinguk ke sekitar rumah. Dia juga mengintip ke cela jendela.

RADIT

Kenapa kamu ngajak saya ke sini?

RAINA

Karena kalau enggak sama kamu, mama saya enggak akan ngebolehin saya keluar dengan dalih calon pengantin harus dipingit. Tapi gimana maujadi pengantin kalau calon suaminya enggak ada kabar?

RADIT

Kamu udah coba hubungin ponselnya lagi? Atau hubungin teman-teman terdekatnya Reiner?

RAINA

Reiner itu introvert. Dia enggak punya temen deket selain saya, pacarnya. Keluarganya juga di luar ... kota.

Di akhir kata, Raina memelankan nada suaranya. Seperti ada hal yang dia lewati.

RADIT

Ada apa?

RAINA

Kamu mau enggak, anterin saya ke Bandung?

CUT TO

12.EXT/INT. MOBIL - DALAM PERJALANAN - SORE

Kita melihat Radit mengendarai mobil dengan wajah tampak kesal. Di sebelahnya, Raina terlihat gelisah. Raina berulang kali melirik ke arah Radit yang fokus melihat ke jalanan di depannya.

RAINA

Emang enggak bisa kamu bantuin saya kali ini aja?

RADIT

Barusan saya udah bantuin kamu.

RAINA

Bantuin apaan?

RADIT

Bawa kamu keluar rumah dengan berbohong kalau kita mau lunch. Tapi taunya? Kamu malah ngajak saya ke rumah calon suami kamu.

Raina meringis kecil.

RAINA

Ya, maaf kalau soal itu. Abis mau gimana? Coba deh, kamu bayangin. Sebentar lagi saya mau nikah, tapi calon suami saya malah ngilang enggak tau ke mana. Ngeselinnya lagi, saya enggak bisa nyari dia dengan alasan konyol.

Radit terdiam. Dia melirik ke arah Raina sambil mengembuskan napas pelan. Radit tampak iba dengan Raina yang terlihat putus asa.

CUT TO

13.EXT. VILLA - BALKON - MALAM

ESTABLISH : PEMANDANGAN PEGUNUNGAN DENGAN LAMPU-LAMPU KOTA YANG MENYALA DARI ATAS

Kita melihat Reiner berdiri di pinggir balkon sambil memandang ke arah pemandangan kota di depannya. Pelan-pelan mata Reiner memerah. Ujung matanya berair lalu hendak jatuh tapi saat TERDENGAR SUARA GADIS memanggilnya dari arah belakang, buru-buru Reiner menyibak air matanya. Reiner berbalik badan.

REINER

Reva? Kenapa enggak bilang kalau kamu udah sampai?

REVA (20) berlari menghampiri Reiner dan langsung memeluknya dengan haru. Reiner tampak senang dan mengelus rambut belakang Reva.

REINER (CONT'D)

Kamu sengaja mau kasih kejutan atau ...

Reva melepas pelukannya dan menatap wajah Reiner dengan mata berkaca-kaca.

REVA

Bukan waktunya kasih kejutan. Aku cuma enggak mau bikin repot.

Reiner tersenyum simpul. Lalu Reva memeluknya lagi dengan erat.

CUT TO

14.INT. RUMAH RAINA - RUANG TENGAH - PAGI

Kita melihat Raina yang sudah berpakaian rapi menuruni anak tangga dengan pelan-pelan. Raina melihat ke sekitarnya untuk memastikan kalau tidak ada orang yang mengetahui rencananya kabur.

Dari arah dapur terlihat MBOK IYEM (47) melihat ke arah Raina dan menghampirinya.

MBOK IYEM

Non Raina tumben udah bangun pagi-pagi gini?

Raina menghentikan langkahnya dan terdiam seperti patung. Lalu Raina berbalik ke arah Mbok Iyem. Raina memberikan kode ke Mbok Iyem untuk mengecilkan suaranya.

RAINA

(Berbisik)

Duh, Mbok. Bisa enggak sih kecilin suaranya?

MBOK IYEM

(Berbisik)

Emang kenapa, Non?

RAINA

Mbok, pokoknya jangan bilang-bilang kalo Raina ...

Rita datang dari arah samping Raina.

RITA

Jangan bilang-bilang soal apa?

Raina menoleh ke Rita dengan terkejut dan menjadi salah tingkah. Lalu Mbok Iyem pamit kembali ke dapur.

RAINA

Enggak ada apa-apa. Aku cuma mau ke depan, mau jogging sebentar.

Rita memperhatikan penampilan Raina dari atas sampai bawah kaki.

RITA

Yakin mau jogging dengan penampilan kayak gini?

RAINA

Emang salah kalo aku jogging pake celana jins? Mama kenapa belum rapi? Emang enggak berangkat ke kantor?

RITA

Sejak kapan mama ke kantor jam 6 pagi? Enggak usah mengalihkan pembahasaan. Kamu mau ke rumah Reiner kan?

RAINA

Iya! Aku emang mau ke rumah Reiner. Emang salah kalo aku ke rumah calon suamiku sendiri?

Raina berbalik hendak pergi, tapi lengannya ditahan oleh Rita. Raina tampak kesal dengan mamanya.

RAINA (CONT'D)

Apalagi sih, Ma? Mama mau ngunciin aku di kamar?

RITA

Biar Pak Dodi anter kamu.

Raina mengerutkan keningnya dengan bingung menatap mamanya.

CUT TO

15.EXT. RUMAH REINER – DEPAN GERBANG – PAGI

Kita melihat Raina keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Lalu dia menghampiri gerbang dan menekan bel berkali-kali, tapi tidak ada yang keluar dari rumah Reiner. Raina tampak kesal dan frustrasi. Lalu Raina mengambil ponsel di saku celananya. Dia menghubungi ponsel Reiner, tetapi nomornya tidak aktif.

Kemudian dari arah belakang datang seorang wanita bernama BIK CICI (30) memakai daster sambil membawa beberapa kantung platasik berisi belanjaan.

BIK CICI

Non Raina?

Raina berbalik menghadap Bik Cici.

RAINA

Bik Cici? Syukur deh, ada Bik Cici. Reiner ada di dalem kan, Bik? Kok udah beberapa hari ini, dia enggak bisa saya hubungin ya?

Wajah Bik Cici tampak bingung dan gelisah.

RAINA (CONT’D)

Bik? Kok, diem aja sih?

BIK CICI

Anu, Non. Soal Mas Reiner...

RAINA

Reiner kenapa? Dia baik-baik aja, kan?

Bik Cici tampak semakin bingung.

BIK CICI

Maaf, Non. Bibik enggak tau di mana Mas Reiner.

RAINA

(kesal)

Lho, kok bisa enggak tau? Kan selama ini cuma Bik Cici yang tinggal sama Reiner. Bik Cici giman, sih?

Bik Cici terlihat takut. Sedangkan Raina tampak frustrasi. Beberapa saat setelahnya Raina mengembuskan napas, berusaha tenang.

RAINA (CONT’D)

Kira-kira Reiner ke Bandung enggak? Ke tempat mamanya?

BIK CICI

Emmm ... Bibik juga kurang tau, Non.

CUT TO

16.EXT/INT. MOBIL – DALAM PERJALANAN – PAGI

Kita melihat Raina melamun sambil memandang ke arah jalanan. Dia terlihat sedih dan bingung. Sedangkan PAK DODI (45) tampak fokus menyetir.

CUT TO FLASHBACK

17.EXT. SEKOLAH – KORIDOR – SIANG

7 tahun yang lalu ...

Kita melihat suasana koridor yang cukup ramai para siswa berlalulalang. Di antaranya ada Raina yang berjalan seorang diri. Lalu tiba-tiba Reiner menghadang jalan Raina dengan merentangkan tangannya di depan wajah Raina.

RAINA

(bingung dan ketus)

Siapa lo?

REINER

Kamu Raina, kan?

RAINA

Gue yang nanya duluan. Harusnya elo yang jawab. Bukan malah balik nanya.

Reiner tersenyum semringah. Sedangkan Raina mengerutkan dahinya dengan bingung. Lalu Reiner menurunkan tangannya dan mengubah posisi seperti hendak berjabat tangan.

REINER

Aku Reiner. Lanjutannya Arkananta.

RAINA

Terus?

REINER

Kamu ... jadi pacar aku, ya?

Raina membelalak.

FLASHBACK CUT TO

18.EXT/INT. MOBIL – DALAM PERJALANAN – PAGI (BACK TO)

Terlihat Raina menyimpulkan senyumnya setelah mengingat pertemuan pertamanya dengan Reiner. Mobil berhenti di lampu lalu lintas. Lalu Raina melihat SEORANG LAKI-LAKI dari belakang yang berjalan di tepi jalan. Raina menyangka itu Reiner.

RAINA

Pak, sebentar ya.

Raina cepat-cepat turun dari mobil.  

PAK DODI

Iya, Non.

CUT TO

19.EXT. JALANAN – PAGI

Raina turun dari mobil dan berjalan cepat menghampiri SEORANG LAKI-LAKI yang belakangnya mirip dengan Reiner. Raina menepuk  bahu laki-laki itu.

RAINA

Rei?

Laki-laki itu berbalik. Raina tampak kecewa karena dia salah orang.

SEORANG LAKI-LAKI

Ada apa ya, Mbak?

RAINA

Eh, maaf. Saya salah orang.

SEORANG LAKI-LAKI

Oh iya enggak apa-apa, Mbak.

Laki-laki itu meninggalkan Raina yang tampak sedih. Dia terdiam dengan putus asa. Lalu TERDENGAR SUARA klakson mobil yang berbunyi bergantian. Di samping Raina, sudah ada mobil Pak Dodi yang kacanya terbuka.

PAK DODI

Non, ayo masuk! Lampunya udah hijau. Nanti bapak ditilang polisi.

CUT TO

20.INT. VILLA – KAMAR – MALAM

Kita melihat Reiner duduk di kursi belajar. Di depannya ada laptop. Dia hanya memandangi halaman ms.word yang masih kosong. Lalu Reiner mengetik beberapa kata, tapi dihapus lagi. Reiner terlihat gelisah. Dia mengembuskan napas kasar sambil menyandarkan punggung belakangnya di kursi.

TERDENGAR SUARA pintu diketuk dari arah luar.

REVA (O.S)

Aku masuk ya!

Reiner melihat ke arah pintu sambil tersenyum simpul.

REINER

Iya, masuk aja.

Kita melihat Reva masuk dan berjalan menghampiri Reiner. Reva membawa secangir teh hangat. Dia meletakannya di sebelah laptop.

REVA

Penulis novel juga butuh minum kan?

Reiner tersenyum. Sementara Reva duduk di ujung ranjang, tidak jauh dari belakang posisi Reiner duduk. Kemudian Reiner memutar kursinya menghadap Reva.

REINER

Kamu udah makan?

REVA

Belum.

REINER

Kenapa?

REVA

Nungguin.

REINER

Nungguin siapa?

REVA

Nungguin tukang sate.

Mereka tertawa. Reva berdiri dan mendekat ke Reiner.

REVA (CONT’D)

Aku tunggu di bawah ya. Awas kalo enggak dateng juga. Aku jual laptopnya ke tukang sate.

Reiner terkekeh geli.

CUT TO

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar