Pesan di Lembar Terakhir
4. Scene 31-40 (Bertemu)

ACT 2

31.INT. RUMAH RAINA – KAMAR RAINA – MALAM

Kita melihat Raina sedang berbaring di ranjangnya. Matanya terpejam, lalu terbuka secara perlahan. Pandangannya masih sedikit buram dan berganti jelas. Di depannya ada Reiner yang sedang menatapnya.

RAINA

Reiner?

Raina bangun dibantu oleh Reiner. Raina memandangi wajah Reiner dengan terkejut, lalu memeluknya erat.

RAINA (CONT’D)

Kamu kemana aja sih? Aku enggak suka kamu pergi tanpa kabar kayak gitu?

Raina melepas pelukannya pada Reiner. Reiner tersenyum kecil menatap Raina.

RAINA (CONT’D)

Sekarang kasih aku penjelasan sedetail mungkin. Kenapa ponsel kamu enggak bisa dihubungin?

Reiner tidak menjawab. Dia masih memandangi Raina dengan lekat. Raina pun mulai bingung.

RAINA (CONT’D)

Rei? Kenapa diem aja? Jawab dong.

Reiner mendekat ke Raina dan mengecup keningnya. Lalu Reiner berdiri dan berbalik pergi meninggalkan Raina.

RAINA (CONT’D)

Kamu mau ke mana Rei?

Reiner tidak menjawab. Dia terus berjalan membuka pintu dan menghilang.

RAINA (CONT’D)

Reiner!

DISSOLVE TO

32.INT. RUMAH SAKIT – IGD – MALAM (PRESENT DAY)

Raina terbaring di ranjang pasien dengan tangan yang sudah diinfus. Raina membuka matanya pelan-pelan dan melihat Radit di sebelahnya.

RADIT

Gimana keadaan kamu sekarang? Masih sakit perutnya?

Raina melihat ke arah tangannya yang diinfus.

RAINA

Kita udah di Jakarta?

RADIT

Masih di Bandung. Mana mungkin saya bawa kamu pulang dalam keadaan pingsan. Tadi saya udah hubungin orang tua kamu kalo kita nginep dulu di sini sampai kamu pulih.

RAINA

Enggak mau. Saya harus pulang. Siapa tau Reiner ke rumah.

Raina bangkit dengan tergopoh-gopoh. Dia memaksakan diri, padahal tubuhnya masih tampak lemas.

RADIT

Tolong jangan memaksakan diri kayak gini. Kamu masih lemas.

Raina tidak mempedulikan Radit. Dia sudah duduk di pinggir ranjang dan mencopot infusan di tangannya sambil memerih. Raina berjalan pelan-pelan.

RADIT (CONT’D)

Raina ... jangan keras kepala. Kalau kamu enggak mau ikutin kata saya atau dokter, paling enggak kamu harus peduli sama diri kamu sendiri.

Raina terus berjalan meninggalkan kamar IGD.

CUT TO

33.INT. RUMAH SAKIT – BANGSAL – MALAM

Kita meihat suasana bangsal sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang melintas. Lalu kita fokus pada Raina yang berjalan dengan gontai sambil berpegangan dengan dinding. Raina tampak merasakan pening di kepalanya. Kemudian di belakangnya Radit menyusul.

RADIT

Raina ...

Raina pingsan. Radit panik dan buru-buru menghampiri Raina. Radit celingak-celinguk mencari pertolongan. Kemudian Radit menggendong tubuh Raina dan membawanya kembali ke arah ruang IGD.

CUT TO

34.INT. RUMAH SAKIT – IGD – MALAM

Raina tertidur di atas ranjang pasien. Di sebelahnya ada Radit yang memandangi wajah Raina begitu lekat.

RADIT (V.O)

Saya enggak bisa bayangin gimana jadinya kamu saat tau apa yang terjadi sama calon suami kamu.

TERDENGAR SUARA dering ponsel Radit yang membuatnya tersentak dan langsung mengambil ponsel dari saku celananya. Terlihat nama ‘Tante Rita’ di layar ponsel. Radit menerima panggilan.

RITA (O.S)

(cemas)

Gimana keadaan Raina sekarang?

Radit melihat ke arah wajah Raina.

RADIT

Dia udah tidur. Setelah pingsan tadi, Raina sempat bangun sebentar. Dia enggak banyak bicara dan langsung tidur.

RITA (O.S)

Apa Raina ngomongin soal Reiner lagi?

RADIT

Enggak, Tante.

RITA (O.S)

Yaudah, tante sangat minta tolong ke kamu ya Radit. Terus jaga Raina kemanapun dia pergi. Tante khawatir.

RADIT

Pasti, Tante. Tante enggak usah khawatir selama Radit ada di samping Raina.

DISSOLVE TO

35.INT. VILLA – KAMAR REVA – PAGI

Kita melihat Reva sedang menelepon ASTRI (40), mamanya yang sedang berada di luar negri.

ASTRI (O.S)

Gimana keadaan kalian di sana?

REVA

Baik-baik aja. Mama enggak usah terlalu khawatir ya. Mama juga harus pentingin kesehatan mama sendiri.

ASTRI (O.S)

Iya, Sayang. Setelah semua urusan di sini beres, mama pasti langsung terbang ke Indo. Kalian baik-baik ya?

REVA

Iya, Ma.

Panggilan pun selesai. Reva menutup panggilan seraya menghela napas panjang dan berat.

CUT TO

36.INT. VILLA – KAMAR REINER – PAGI

Kita melihat Reiner sedang duduk di pinggir ranjang. Wajahnya tampak sedikit pucat. Kemudian Reiner membuka laci di nakas sebelah ranjang. Di dalam sana terlihat kotak kecil berwarna merah yang di bawahnya terdapat figura foto. Reiner mengambil kotak kecil dan figura foto, lalu menutup laci. Tangannya sedikit gemetar ketika membuka kotak kecil berisi sepasang cincin pernikahannya dengan Raina. Reiner memandangi cincin itu, lalu buru-buru menutupnya lagi. Dari situ Reiner melihat ke figura foto yang di dalamnya ada Raina dan dirinya sedang tertawa.

TERDENGAR SUARA pintu diketuk dari luar. Reiner cepat-cepat meletakan figura foto dan kotak merah ke dalam laci nakas lagi. Kemudian Reva membuka pintu dan berdiri di sana.

REVA

Udah siap?

Reiner mengangguk.

REVA (CONT’D)

Kita berangkat sekarang ya?

Reiner berdiri dan menghampiri Reva.

CUT TO

37.INT. RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU – PAGI

Kita melihat suasana rumah sakit yang cukup ramai. Radit memapah Raina untuk duduk di salah satu kursi tunggu.

RADIT

Kamu tunggu di sini sebentar ya. Saya mau ambil obat dulu.

Raina mengangguk. Wajahnya tampak masih pucat. Radit pun pergi ke arah loket obat.

CUT TO

38.EXT/INT. MOBIL – DEPAN LOBBY RUMAH SAKIT – PAGI

Kita melihat Reiner dan Reva saling pandang setelah mobil berhenti di depan lobby rumah sakit. Wajah Reiner tampak menegang. Lalu Reva meletakan telapak tangannya di samping Reiner dan langsung di sambut oleh Reiner yang menggenggam telapak tangan Reva.

REVA

Kita masuk?

Reiner mengangguk.

CUT TO

39.INT. RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU – SIANG (BACK TO)

Raina masih duduk di ruang tunggu sambil melihat ke sekitar. Lalu dari kejauhan dia melihat Reiner bersama seorang perempuan berjalan masuk dari pintu utama.

RAINA

(berbisik)

Reiner?

Raina cepat-cepat berdiri dan berjalan menghampiri Reiner.

CUT TO

40.INT. RUMAH SAKIT – LOBBY RUMAH SAKIT – SIANG (CONT)

Raina menghadang jalannya Reiner dan Reva. Raina menatap Reiner tajam dan lekat. Begitupun Reiner yang melakukan hal sama.

RAINA

Kamu ke mana aja?

Reiner tidak menjawab. Lalu Raina melihat ke arah Reva yang menggandeng tangan Reiner.

RAINA (CONT’D)

Ini siapa?

Reva melepas genggaman tangannya pada Reiner.

REINER

Kamu ngapain di sini?

RAINA

Kamu yang harusnya jawab pertanyaan aku.

Mata Raina sudah tampak memerah. Dari belakang Radit menyusul. Suasana di antara mereka semakin menegang.

CUT TO

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar