Mata Matarri
3. Bagian #3

13  EXT. SUDUT TAMAN - DESA – PAGI

Matarri duduk sendirian di salah satu sudut taman.

Seekor kucing kampung yang kotor mendekatinya, dan tak ragu melompat ke pangkuannya dengan manja.

Untuk sesaat Matarri membelai-belainya.

Dua bocil bersepeda nampak melewati tempat di mana Matarri duduk. Mereka adalah Upis (10 tahun) dan Momoa (10 tahun).

UPIS
Lihat, anak itu sedang main dengan kucing yang kotor!

MOMOA
Ya, ampun, ia seperti gak ngeliatnya!


Keduanya mendekati Matarri.

Matarri menyadarinya, dan segera menoleh. 

MATARRI
Siapa kalian?


Upis dan Mamao kaget. Mereka seperti baru tersadar dengan kebutaan Matarri.

MOMOA
Ia buta?
(Tanpa terdengar suaranya)


Upis mengangkat bahu.

Momoa kemudian membuat gerakan-gerakan di depan Matarri, dan Upis melambai-lambai tangan di depan wajah Matarri, tapi Matarri tak bereaksi.

UPIS
Asal kamu tahu ya, kucing yang kamu pegang itu kotor sekali!

MOMOO
Sepertinya dia baru jatuh ke selokan!

MATARRI
Oooh!


Matarri mulai menggeser kucing itu agak menjauh.

UPIS 
Kamu harus mencuci tanganmu.

MOMOA
Di sana ada kolam dan pancuran.

UPIS
Ayo, ikuti aku!


Matarri mengambil tongkatnya dan mulai bangkit.

Ketiganya melangkah pelan ke kolam.

UPIS
Siapa namamu? Dan di mana rumahmu? Kog kami tak pernah melihatmu?

MATARRI
Aku Matarri, dan tinggal di rumah Nenek Dadali. Tapi mungkin hanya sebentar saja di sana.

UPIS
Oya, aku Upis.

MOMOA
Kalau S-nya diganti L, ia jadi menjijikkan!


Matarri tersenyum.

UPIS
Jangan dengarkan dia! Nama asliku sebnenarny Saputri. Upis hanya nama panggilan saja.

MOMOA
Kalau aku, panggil saja Momoa. Dari namaku kamu sudah bisa membayangkan tubuhku kan?
(Momoa memamerkan ototnya yang sebenarnya berisi lemak)


MATARRI
Kamu pasti pandai menyanyi... seperti Momo Geisha...

MOMOA
Bukan ituuu! Momoa itu seperti nama aktor yang main Aquaman. Badannya besar!

UPIS
Itukan maumu! Kalau orang lain ya bebas membayangkannya dong!


Mereka tiba di kolam, Upis membantu mengambilkan air untuk membasuh tangan Matarri

UPIS
Karena kamu sudah berteman dengan kami, jangan lagi duduk sendirian ya! Aneh sekali melihat seseorang duduk sendiri di sini. Karena di sini... semua orang bisa kamu jadikan temanmu kog.


Matarri hanya bisa mengagguk.

CUT              


14  INT. TERAS RUMAH NENEK DADALI - MALAM

Suasana desa nampak sepi.

Matarri duduk di teras dalam diam. Di ruang dalam, ia mendengar Nenek Dadali sedang menelpon.

NENEK DADALI (O.S)
Bagaimana? Oh, belum ya. Ya sudah, nanti kalau sudah berhasil mendapatkannya, segera beri kabar ya!


Tak lama Nenek Dadali keluar.

NENEK DADALI
Aku belum menemukan panti yang bisa menampungmu. Tinggallah di sini sampai aku mendapatkannya.


Matarri hanya mengangguk.

CUT


15  EXT. DESA – PAGI

START OF MONTAGE

1. Jalanan panjang beraspal yang tak terlalu lebar.

2. Sawah-sawah dengan tanaman padi yang bergerak pelan dalam irama pagi.

3. Sungai kecil mengalir dengan airnya yang jernih, beberapa burung nampak diam di atas dahan-dahan pohon.

4. Beberapa rumah sederhana dengan halaman-halaman yang luas.

5. Rumah milik Nenek Dadali dipenuhi bunga-bunga yang mekar.

END OF MONTAGE

CUT


16  INT. RUANG TENGAH – RUMAH NENEK DADALI – PAGI

Nenek Dadali keluar dari kamarnya, dan ia sedikit terkejut melihat apa yang ada di meja makan.

CLOSE UP

Meja makan telah dipenuhi nasi hangat, tempe dan tahu goreng, serta sepiring sayur oseng. Dan di depan 2 kursi tersusun masing-masing satu piring dengan sendok serta segelas air putih.

NENEK DADALI
Bagaimana... kau bisa?

MATARRI
Semalam, setelah nenek masuk kamar aku... menjelajahi rumah ini...

NENEK DADALI
Men... jelajah?


CUT


17  INT. RUANG TENGAH – RUMAH NENEK DADALI – MALAM – FLASHBACK

Matarri berjalan pelan menyentuh barang-barang yang dilewatinya. Dimulai dari meja makan, lalu bergerak ke belakang, menyentuh meja dapur, kompor, panci-panci, rak piring, juga membuka satu persatu botol bumbu di rak bumbu. Ia juga sampai di kulkas dan memegang satu demi satu plastik yang ada di situ.

CUT


18  INT. RUANG TENGAH – RUMAH NENEK DADALI – MALAM

Nenek Dadali makan dengan gerakan lambat.

Matarri juga makan dengan gerakan yang juga lambat.

MATARRI
Maaf, kalau makanannya tak seenak buatan Nenek...


Nenek Dadali tak menanggapinya.

CUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar