LORD OSIS
19. Senyuman Terindah

1. INT. SALON — PAGI

Tahun 2024, Zoya telah bangun di pagi buta dan telah berpakaian rapi. Di depan cermin, Zoya sedang dirias oleh seorang MUA kepercayaan Mama Mia. Tak lupa, adik Nola ikut menunggu di samping Zoya.


DIK NOLA
(Menopang dagu dengan kedua tangan. Tersenyum ke arah Zoya)


ZOYA
Apa, La?


DIK NOLA
Cakep, hehe.


ZOYA
Widih! Baru tau lu? Kan aku tiap hari cangtip!


DIK NOLA
Huek.


MAMA MIA
Hush. Kalian kok berantem sih.


MUA
Namanya juga saudara, Bu. (Cekikikan)


ZOYA
(Sibuk mengetik di gawainya. Sibuk berbalas pesan dengan Selin dan Fina) Aku udah di salon nih.


FINA
Aku juga sudah di salon. Bentar lagi beres.


SELIN
Eh, gue baru bangun! Aaa!


ZOYA
(Kasih emoticon wajah datar) Gak kaget sih, Sel.


FINA
Sudah, nanti aja mandinya. Segera dandan. Jangan lupa pake parfum sebotol.


SELIN
Ih kalian jahat! Tapi wisudanya jam tujuh, kan?


FINA
Iya. Masih ada satu setengah jam lagi buat siap-siap.


CUT TO:

2. INT. GEDUNG SERBAGUNA — PAGI

Zoya berjalan memasuki gedung serbaguna sembari takjub melihat desain interior di ruangan luas tersebut. Di gedung inilah, para wisudawan & wisudawati akan merayakan hari kelulusan mereka.


ZOYA
Kita langsung masuk aja, Ma, Pa.


MAMA MIA
Iya, Kak.


PAPA WIDAD
Itu, Pak Manto hadir gak?


ZOYA
Kayaknya sih hadir, Pa. Aku sudah tanya ke Dafin.


PAPA WIDAD
Oh itu orangnya. Pak Manto! (Mengangkat tangan kanan. Tersenyum lebar)


PAK MANTO
(Bersalaman dengan Pak Widad) Wah, lama gak ketemu ya.


MAMA MIA
(Bersalaman dengan Bu Manto)


ZOYA
(Mencari keberadaan Dafin)


PAPA WIDAD
Loh, yang mau diwisuda mana?


PAK MANTO
Itu. (Menunjuk ke arah tempat parkir) Dafin lagi belajar menyetir.


ZOYA
Owh.


DAFIN
(Berlari menuju keluarganya) Ini, Yah, kuncinya. Yuk masuk. (Melihat ke arah Zoya. Tersenyum)


ZOYA
(Membalas senyum)


Di depan panggung, terdapat kursi-kursi berjejer rapi dan telah terisi separuh dari yang hadir. Zoya dan Dafin duduk bersama teman satu kelas mereka.


DAFIN
Selin, Fina mana, Zoy?


ZOYA
Fina OTW. Selin ya sudahlah.


DAFIN
Mungkin Selin udah di ayok ayok sama dia tuh. (Pandangan mengarah ke Baro)


BARO
(Duduk jauh dari Zoya & Dafin. Bolak-balik menempelkan gawai ke telinga dan melepaskan gawai dari telinga)


ZOYA
Oohh gitu.


DAFIN
Warna favoritmu gak berubah ya? (Melihat gaun Zoya) 


ZOYA
Iya dong. Maroon and beige. Kamu tuh, coba warna lain yang lebih cerah. Warna kuning, biru muda, atau pastel. Coklattt mulu!


DAFIN
Aku suka coklat, biar aku kelihatan manis. (Memejamkan mata, tersenyum)


ZOYA
(Tertawa)


SELIN (O.S.)
(Berbisik dari belakang) Zoy. Ada Fina loh.


ZOYA
(Spontan berdiri. Membalikkan badan) Mana?


SELIN
Tapi boong (Menjulurkan lidah)


ZOYA
(Mencubit lengan Selin) Dasar yah. Ih!


SELIN
Aduh! (Mengelus lengannya. Perhatiannya langsung beralih ke Baro) Baro. Kamu duduk dimana?


ZOYA
Sama Dafin lah! Kita yang nomor urut terakhir. Yuk ah ke belakang! (Memarik lengan Selin)


SELIN
Tapi tapi! Tapi aku bisa tukeran posisi sama di sebelahnya Baro. Aaa!


ZOYA
(Berjalan dengan Selin) Sudah Sel. Ntar habis acara, masih ada waktu buat foto-foto.


SELIN
Iya iya.


ZOYA
(Melebarkan bola mata karena melihat Rafa di kejauhan)


SELIN
Eh Zoy. Tadi Fina chat, kayanya sudah sampai parkiran. Bentar lagi kita foto-foto ya?


ZOYA
(Masih menatap Rafa. Tak menoleh ke Selin) Ntar aja. Gampang.


FINA (O.S.)
Hei! Selin! Zoya!


SELIN
Eh! Si cantiq sudah datang. (Memegang lengan Fina) Nah sudah lengkap nih pelanginya.


FINA
Eh, iya! Gue ijo. Lu kuning. Zoya merah!


SELIN & FINA
(Tertawa)


Di barisan kursi lain, yang cukup jauh dari posisi duduk Zoya, Rafa sedang berbincang-bincang dengan teman sekelasnya.


ANDRA
Itu mahkota sudah dipersiapkan sejak setahun yang lalu, ya, Raf?


WAWAN
Oh iya?


ANDRA
Iya. Pas pensi, dia pesen dua ke Erta.


RAFA
Hush. Diem.


HALIM
Yang pake satunya, Ketos umum kan? Gue lihat waktu pensi.


RAFA
Wah, makin diterusin. Sudah guys. Kalian kalo pengen mahkota, pesen noh ke Erta.


WAWAN
Ketos umum? Zoya ya?


ANDRA
Ya.


RAFA
Ya, kan wajar gue kasih mahkota ke dia.


ANDRA
Sudahlah. Lu kalo suka, sekarang kesempatan lu buat bilang.


HALIM
Yes. Hari ini!


ANDRA
Temuin dia. Bilang. Be gentleman.


RAFA
Siapa yang suka dia? Gue sama dia cuma rekan kerja.


ANDRA
Ati-ati, awas nyesel.


WAWAN
Ato gue aja yang bilang? Ntar yang dapetin gue, tambah repot.


HALIM
Loh, lu suka sama Zoya?


WAWAN
Ya, aneh aja gitu ada orang yang gak suka sama modelan kayak Zoya. (Melirik ke Rafa)


ANDRA
Wah, bahaya. Kalau kalian berdua perang, bilang ya. Dimana dan kapannya.


RAFA
Sialan lu. (Mengerutkan dahi)


CUT TO:

3. INT. GEDUNG SERBAGUNA — SIANG

Seusai acara formalitas wisuda, kini para wisudawan & wisudawati diperbolehkan untuk berfoto-foto ria. Zoya berpose bersama Selin dan Fina.


SELIN
Bagus banget sih, mahkota lu. Nih lihat. (Menunjukkan hasil foto)


ZOYA
Ya... Makasih. (Tertawa)


FINA
Eh, eh. Foto sama Dafin yuk. Please, temenin.


SELIN
Hah? Temenin? Lu sendiri lah!


ZOYA
Dap! Dafin! Sini! Fina mau foto sama lu!


FINA
Anjrit.


SELIN
Yuk. Senyum yuk. (Cekikikan)


Zoya sengaja memposisikan Dafin dan Fina untuk berfoto bersama. Barulah dia punya kesempatan untuk diam-diam kabur dari dua sahabatnya.


PAPA WIDAD
Zoya.


ZOYA
Eh?


ZOYA (V.O.)
Yah ketahuan.


MAMA MIA
Sudah selesai foto-fotonya?


ZOYA
Belum. (Mengatupkan bibir. Melebarkan kedua netra)


PAPA WIDAD
Loh kenapa?


ZOYA
Aku pengen foto bareng adiknya Kak Rifa. Wakil ketosku, Pa. Mana ya dia?


MAMA MIA
Owalah. Itu mereka lagi foto keluarga di studio itu.


ZOYA
(Spontan menoleh ke arah yang dimaksud oleh Mama) Wah! Iya itu!


PAPA WIDAD
Ya udah, ayok kita foto kayak gitu juga.


DIK NOLA
Temennya Kak Zoya yang itu, cakep ya.


ZOYA
Hm? Hu'um (Melihat ke arah Rafa. Salah tingkah)


Zoya tak melepas pandangannya dari sosok pria berjas kelabu dengan kemeja navy yang masih berpose ria. Di dekat studio mini tersebut, Kak Rifa menyadari keberadaan Zoya dan keluarga. Kak Rifa beserta ayah dan ibunya menyapa Pak Widad, Bu Mia, dan Zoya.


KAK RIFA
Eh, Pak, Bu. Apa kabar?


MAMA MIA
Alhamdulillah, baik, Kak Rifa.


PAPA WIDAD
Wah. Pada habis foto ya?


KAK RIFA
Iya. Bapak, Ibu, mau foto juga?


MAMA MIA
(Tersenyum ramah) Iya. Ini mau foto bersama juga, mumpung lengkap dan lagi cakep.


PAPA WIDAD
Sana, Zoy. Katamu tadi mau foto bareng adiknya Kak Rifa.


KAK RIFA
Oh! Silakan. Sana Raf, temenin Zoya.


ZOYA
(Tersenyum tipis. Menunduk malu)


RAFA
Sini, Zoy. (Mengulurkan tangan)


MAMA MIA
Loh, kok bisa samaan pakai mahkota itu?


KAK RIFA
Haha, iya, Bu. Karena dulu sama-sama beli di acara pensi. Ya kan, Raf?


ZOYA & RAFA
(Mengangguk)


Zoya dan Rafa telah berdiri bersama di studio mini, mengarah ke satu kamera. Saat sesi photoshoot, Rafa tak melewatkan kesempatan untuk mengobrol.


RAFA
(Melepas senyuman sejenak) Lu kuliah dimana?


ZOYA
Gue di Bandung. Sekampus bareng Dafin. Satu jurusan juga. Teknik Kimia.


RAFA
Hah? Kenapa-


ZOYA
Lu, dimana?


RAFA
Gue di kampus yang dulu tempat kuliahnya Kak Rifa, tapi beda jurusannya. Gue milih jurusan managemen.


ZOYA
Oh.


RAFA
Lu kan tahu, Dafin punya bisnis. Kenapa dia gak masuk jurusan bisnis aja sih?


ZOYA
Tapi lu tahu dia suka Kimia, kan? Duh, suka-suka dia ajalah.


FOTOGRAFER
Yak lihat sini! Kasih senyum terindahnya! Satu, dua, tiga!


RAFA
(Tersenyum. Lalu kembali datar) Zoy. Lu seriusan kuliah di Bandung?


ZOYA
Ya serius. Terus?


RAFA
Gue di Surabaya. Lu gak mau ikutan kuliah di sana bareng gue?


ZOYA
(Menoleh ke Rafa) Kenapa gue harus ikut lu? Alasannya apa?


RAFA
Huft. Canda Zoy.


RAFA (V.O.)
Gue baru inget. Kita sudah sama-sama diterima di kampus masing-masing. Masa iya gue egois minta dia pindah? Pasti gelontorin biaya lagi, hmm.


RAFA
Eh terus gimana sesi terapi lu?


ZOYA
Sudah selesai. Hehe. Mungkin sesekali aja. Eh, gak tau deh. Terserah Mama Papa.


RAFA
Tapi, lu pasti bakalan sibuk. Kayak Kak Rifa noh. Kalian kan sama-sama teknik. (Manyun. Menyilangkan kedua tangan. Menunduk)


ZOYA
Eh jatuh! (Menangkap mahkota Rafa)


RAFA
(Ikut menangkap tangan Zoya. Terbelalak)


ZOYA
Huft. Hampir aja.


RAFA
Gak bakal pecah kok, Zoy. (Tertawa) Thanks ya. (Mengambil mahkotanya)


ZOYA
(Manyun) Iya tau. Tapi kan nanti kotor kalau jatuh, Raf.


KAK RIFA
Raf, sini! Gantian sama yang lain.


Papa Widad dan Mama Mia memasuki studio mini setelah mengobrol sejenak dengan keluarganya Rafa.


RAFA
Ya! (Berbisik) Thanks, Zoy. (Menepuk pundak Zoya. Tersenyum)


ZOYA
Hu'um. (Melambaikan tangan)


RAFA (V.O.)
(Berjalan menjauh dari studio) Aku gak mau janjiin apapun, termasuk janji kita bakal ketemu lagi di masa depan. Karena masa depan adalah milik Allah. Nanti... kita masih bisa ketemu lagi. Entah kapan.


Seusai berfoto, Zoya berdiri mematung sembari melihat sosok Rafa yang perlahan hilang di keramaian. Sedangkan Papa, Mama, dan Nola sedang sibuk melihat hasil foto bersama sang fotografer.


ZOYA (V.O.)
Ending-nya cuma gini aja? Setelah setahun kita bareng, ujung-ujungnya pisah? (Pandangan menunduk) Tapi... Kalau berpisah jadi awal jalan menuju kebaikan, it's okay. Kita pisah karena mengejar cita-cita, di kota yang berbeda, di kampus yang berbeda. 


RAFA
(Berhenti melangkah. Menengok ke belakang sejenak) Ini bukan akhir, kan?


ZOYA
Ya Allah... Tolong jaga hati kami.


DISSOLVE TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar