LORD OSIS
9. Rahasia Bersama

1. EXT. LAPANGAN BASKET — SORE

Rafa beserta tim basketnya tengah mempersiapkan pertandingan yang akan dilangsungkan bulan depan. Mereka berlatih basket selama beberapa jam hingga pukul empat sore. Langit sore ini cukup cerah, dan indah dipandang. Perpaduan biru dan jingga membuat kedua netra Rafa tak bosan menatap lukisan Tuhan yang begitu indahnya.


RAFA
(Duduk di samping Wawan) Wan.


WAWAN
(Meneguk air dari dalam botol) Hm?


RAFA
Ternyata Zoya memang cocok jadi ketua.


WAWAN
Ha?


RAFA
Iya. Waktu gue cerita kalau teman dekatnya itu yang share video, dia benar-benar tenang, engga yang pengen banget ngelabrak gitu.


WAWAN
Terus dia maunya gimana? 


RAFA
(Mengingat kejadian tadi siang) Dia itu jagonya mengorek informasi, tapi engga kelihatan kayak lagi kepo. Pertama. Dia pasti pasang wajah ramah dan semanis mungkin ke temannya itu.


FLASHBACK TO:

INT. KELAS 11 IPA 1 — SIANG


ZOYA
(Mengejutkan Dafin dari depan sembari menggebrak meja) Dapin!


DAFIN
(Mengubah posisi menunduk menjadi mengangkat kepala) Apa?


ZOYA
(Tersenyum manis)


DAFIN
Ada apa sih? Kamu kok senyum terus ke aku? Awas naksir loh ya.


BACK TO:

EXT. LAPANGAN BASKET — SORE


RAFA
Kedua. Dia kasih sesuatu ke temannya. Entah itu makanan atau minuman. Biar ngobrolnya nyaman. Kalau nyaman, timbul rasa percaya.


FLASHBACK TO:

INT. KELAS 11 IPA 1 — SIANG


ZOYA
Tadi ada jus botol kesukaanku. Jadi aku beli dua. Satu buat aku, satu buat kamu.


DAFIN
Oh ya? Wah. I love you sekebon, Zoy. (Mengambil satu botol jus di depannya) Enak nih buat teman belajar.


ZOYA
(Senyum licik) Hm, jadi keingat pas acara LDKS.


DAFIN
(Meminum jus)


ZOYA
Waktu itu, pas selesai LDKS, terus makan bareng di warung, Dap. Di sana aku pesan jus. Eh ternyata rasa jusnya sama kayak ini.


DAFIN
Oh gitu. Mungkin bahan yang dipakai sama-sama berkualitas.


ZOYA
Niatnya sih... Waktu di warung itu, aku mau telepon kamu. Mau kasih rekomendasi warung yang menyediakan jus terenak! (Menunjukkan layar gawainya kepada Dafin) Engga cuma jus, Dap! Makanan di sana juga uenak pol! 


DAFIN
(Diam. Fokus melihat layar gawai)


ZOYA (V.O.)
Kok diam?


ZOYA
Kapan-kapan... Kita kesana yuk.


DAFIN
Kemana?


ZOYA
Ke warung itu. Nanti aku kasih tahu jalannya.


DAFIN
Aku sudah pernah kesana.


ZOYA
(Mata melebar) Oh ya? Wah menarik. Berarti tadi yang aku bilang tuh benar semua, 'kan?


DAFIN
Hu'um. Itu warung punya kakak aku. Kak Kevin. 


ZOYA
HAH? Seriusan, Dap? Terus, terus kamu ikut bantu-bantu disitu?


DAFIN
Engga sih. Sesekali aja. Kenapa?


ZOYA
Ya... (Agak gelagapan) um, bagus dong. Kamu jadi adik yang baik karena bantuin kakak.


DAFIN
Kalau mau mampir, mampir aja, Zoy.


ZOYA
Tapi aku maunya bareng kamu. Cari tanggal aja buat bareng kesana. Gimana?


DAFIN
Oke. Sekalian kerja kelompok di warung, gimana?


BACK TO:

EXT. LAPANGAN BASKET — SORE


RAFA
Terakhir, Zoya dapat deh jawabannya. Jadi warung yang kemarin itu, itu punya kakaknya Dafin!


WAWAN
Wah, meskipun mereka bestie sejak SD. Ternyata tetap ada yang disembunyikan ya? Tidak percaya 100%.


RAFA
Ya gitu deh, Wan. Jadi Zoya pengen cari jawaban dari dua soal. Satu, soal Dafin tiba-tiba muncul di warung. Dua, soal motif Dafin yang malah menyebar video.


WAWAN
Dan, satu soal sudah terjawab. Dafin tiba-tiba muncul di TKP ya karena dia adik dari pemilik warung. 


CUT TO:

2. INT. RUANG RAPAT — SORE

Para pengurus OSIS baru saja melakukan rapat dadakan. Karena dadakan, jadi peserta yang hadir tak lebih dari 30 orang. Mereka membahas tentang rencana pensi sekolah mereka.


ALEX
Besok lu lihat konsep pensi SMA Tunas Bangsa, Zoy. Mungkin aja kita bisa terinspirasi dari sana.


ZOYA
Siap. Nanti aku catat apa aja yang gue lihat di sana. Oh iya, seksi empat. Erta.


ERTA
Iya?


ZOYA
Gimana persiapan buat tim basket sekolah kita?


ERTA
Progresnya sudah matang. Jadi tempat, jadwal, sama peserta lomba sudah fix. Tempat sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara lomba. Jadwal pertandingan juga sudah, yaitu bulan depan dengan nomor urut lima. Gue juga sudah koordinasi sama ketua tim basket, kalau anggota tim sudah terpilih. Terus bakal ada beberapa pengurus OSIS yang ikut lomba basket, seperti Rafa, Andra dan yang lainnya.


ZOYA
Oke. Thanks infonya. Terus seksi enam. Asti.


ASTI
(Menegakkan posisi duduk) Hadir.


ZOYA
Katanya akan diadakan bazaar ya? 


ASTI
Iya. Tapi jadwalnya bersamaan sama kunjungan polri ke sekolah. Ya kan, Fer?


FERDI
Sebenarnya bukan masalah sih. Jadi tiap kelas akan melakukan bazaar. Terus untuk sosialisasi polri bisa dilaksanakan di aula. 


ZOYA
Seksi enam sama tujuh... Asti, Ferdi. Coba nanti bikin rundown kasar ya. Terus nanti kita bicarain lagi gimana enaknya. Apa bazaar dulu, baru sosialisasi. Atau gimana.


ASTI
Kalau menurutku ya. Paginya bazaar. Siangnya sosialisasi. 


FERDI
Gak bisa. Polri itu datangnya jam delapan. Jadi bazaarnya siang hari aja.


ZOYA
Oke. Calm guys. Coba buat rundown nya dulu. Besok sore kita bahas lagi ini. Berarti kita masih punya waktu seminggu lagi. (Menunduk. Membaca catatan) Oh iya, Erta. Gimana progres study tour-nya?


ERTA
Untuk study tour masih dilakukan polling tempat yang akan dituju. Sebenarnya seksi tiga, Ilmi juga mau rekomendasikan beberapa tempat bersejarah gitu, biar sekalian nambah ilmu.


ZOYA
Oke. Berarti progres masih sama seperti sebelumnya ya. Study tour bisa disesuaikan sama budget, jarak lokasinya, keinginan teman-teman. Kalau gitu, coba buat ini aja... Em.


ERTA
Buat rute perjalanan sementara ya? 


ALEX
Nah! Cakep. Jadi lu buat rute itu mungkin tiga atau lebih dengan satu-dua destinasi yang beda. Terus baru deh buat polling mana rute yang paling banyak dipilih sama teman-teman.


CUT TO:

3. EXT. LAPANGAN BASKET — SORE

Para pemain basket sedang duduk beristirahat setelah latihan satu putaran. Rafa duduk di samping Andra sembari sesekali menyeka keringat dengan sapu tangan. Tak lama kemudian, datanglah Wawan dengan sekantung gorengan.


WAWAN
Nih! Cepetan ambil! Ntar kehabisan loh!


Seusai kedua temannya mengambil satu gorengan, Wawan mengoper kantung tersebut ke belakang.


ANDRA
(Mengunyah.Tiba-tiba terbatuk) Eh, Wan! Ambilin botol gue yang itu.


WAWAN
(Sigap mengambil sebuah botol dengan tangan kiri)


RAFA
(Mengunyah pisang goreng)


ZOYA
(Berbicara dari belakang Rafa) Yang gue tahu nih... Penderita diabetes tuh gak boleh makan gorengan.


Rafa menoleh ke belakang karena mencari sosok yang menyindirnya seperti itu. Andra dan Wawan juga melihat sosok Zoya yang tiba-tiba muncul.


RAFA
(Memberi isyarat dengan telunjuk di depan bibir. Wajah panik)


ANDRA
Eh?


ZOYA
Hm? Kena-


Rafa menarik Zoya supaya menjauh dari para pemain basket. Sembari berdiri, Rafa memberitahu Zoya tentang rahasia yang harus dijaga.


ZOYA
Loh kenapa gue ditarik? Gue gak boleh dekat sama teman lu?


RAFA
Gue lupa. Harusnya gue kasih tahu ini sebelumnya.


ZOYA
Apa?


RAFA
Yang tahu gue punya diabetes itu... cuma keluarga gue sama lu, Zoya.


ZOYA
(Terperangah) Emangnya kenapa? Kenapa lu gak cerita ke sahabat lu? Gue aja cerita ke dua sahabat gue, biar gak salah paham.


RAFA
Gue menyembunyikan ini... karena gue gak mau dijauhi, Zoy.


ZOYA
Masa sih? Justru kalau lu bilang, mereka bisa dukung lu.


RAFA
Sebenarnya, ini suka-suka gue ya. Gue mau bilang atau engga, ini urusan gue. Urusan lu cuma satu, (Mendekat) buat gue percaya kalau lu bisa jaga rahasia gue.


ZOYA
(Diam. Menatap Rafa. Mengerjapkan kedua netranya)


RAFA
Prinsip gue tuh, gak boleh mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan, supaya bisa tetap profesional.


ZOYA
(Mengangguk) Ternyata prinsip kita sama. Tetap profesional. Jangan menautkan urusan pribadi ke dalam pekerjaan.


DISSOLVE TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar