LORD OSIS
14. OSIS In Love

1. INT. RUANG RAPAT — SIANG

Siang ini, Rafa diberi kabar bahwa ada rapat dadakan yang membuatnya harus meninggalkan kelas. Disana, Rafa langsung duduk di dekat Andra.


RAFA
Ndra, ada apa?


ANDRA
Ada mantan ketos datang.


RAFA
(Berbisik) Tapi kenapa dadakan sih? Dikira gue gak mau belajar apa ya?


ANDRA
Kagak tahu gue. Tanya aja langsung ke Zoya.


RAFA
Tu anak dimana? Dia yang panggil-panggil, tapi kok belum muncul?


ANDRA
Noh (melihat ke arah pintu)


Dari pintu masuk, terlihat Zoya bersama seorang pria yang lebih tinggi darinya, dengan logo merah di lengan yang menandakan bahwa pria tersebut telah menginjak kelas 12. Mereka berdua segera menuju ke tengah ruangan.


ZOYA
Halo, selamat siang. Maaf karena rapatnya lumayan dadakan. Sebenarnya gak dadakan ya, karena sebelum ini, saya sudah menginfokan kalau hari ini ada rapat, tapi jamnya masih belum ditentukan, bukan begitu?


SEMUA ORANG
YA!!


ZOYA
Hari ini, kita kedatangan tamu spesial yang telah lama kita tunggu kehadirannya. (Menunjuk) Ada yang sudah kenal, belum? Kalau belum, kenalin nih... Kak Zawir!


SEMUA ORANG
(Bertepuk tangan)


KAK ZAWIR
(Menerima mikrofon) Iya. Selamat siang semuanya. Aku Zawir, dari 12 IPS 2, Mantan Ketua OSIS tahun 2021/2022.


SEMUA ORANG
(Bertepuk tangan)


KAK ZAWIR
Sebelumnya kita sudah ketemu pas acara LDKS, 'kan?


SEMUA ORANG
YA!!


KAK ZAWIR
Nah, next event kita bakal ketemu lagi nih. Event apa? Ada yang bisa tebak?


ERTA
(Mengangkat tangan)


ZOYA
Ya! Silakan Erta.


ERTA
Acara pensi


KAK ZAWIR
Ya! Benar!


SEMUA ORANG
(Bersorak)


KAK ZAWIR
Nah, nanti acara pensi, aku bakalan hadir. Terus selama persiapan pensi, ketos tahun ini, Zoya, ingin aku ikut serta mengawasi sama menjadi pemberi nasehat biar acara pensinya bisa berjalan lancar. Jadi, kalian bisa tanya-tanya apapun soal pensi ke aku. Atau kalian bisa juga konsultasi kalau memang masih bingung.


ZOYA
Wah, thanks banget ya, Kak Zawir.


SEMUA ORANG
(Bertepuk tangan)


ZOYA
Nah, temen-temen! Hari ini kita bakal bahas rundown kasar di depan Kak Zawir. Jadi, seksi empat, Erta dan kawan-kawan, silakan menyampaikan rundown pensinya.


Zoya duduk di samping Rafa, tanpa menoleh sekalipun ke arah Rafa. Dia sibuk dengan pulpen dan catatan kecilnya, membiarkan Rafa berbisik riang di sampingnya.


RAFA
Zoya. Zoy.


ZOYA
(Tak menoleh)


RAFA
Kok lu gak bilang mau ngehubungi Kak Zawir?


ZOYA
(Menunduk. Mencatat.)


RAFA
Gue sering loh, papasan sama Kak Zawir. Jadi lu gak perlu repot-repot ngadain rapat dadakan gini.


ZOYA
(Kembali tegak. Melihat ke depan.)


RAFA
Gue sempat ngobrol sama Kak Zawir. Gue minta konsep pensi zamannya. Pensi zaman kita harus lebih bagus dari sebelumnya.


ZOYA
(Menggaruk kening. Tetap melihat ke depan)


RAFA
Zoy. Lu sore ini kemana?


ZOYA
(Mulai mencatat)


RAFA
(Mengambil pulpen Zoya) Zoy. Lu denger gue gak sih? (Mengerutkan dahi)


ZOYA
(Menoleh ke Rafa) Apaan sih lu? Balikin pulpen gue. (Merebut pulpennya. Kembali mencatat)


RAFA
Ekhem. Lu gak lupa 'kan? Minggu besok ada apa?


ZOYA
Gak tahu.


RAFA
Pokoknya besok harus lu yang hadir, bareng gue.


ZOYA
Dih. Maksa.


RAFA
Acaranya dari siang, sampai malam.


ZOYA
Gak mau. Ajak aja yang lain. (Melihat Erta presentasi.)


RAFA (V.O.)
Kamu belum kenal aku, Zoy. (Melihat Erta presentasi. Tersenyum tipis)


CUT TO:

2. INT. LORONG KELAS — PAGI

Jumat pagi ini, Zoya mendapat tatapan heran dari tiap siswa yang dilewatinya di lorong-lorong kelas. Tatapan heran tersebut disebabkan Zoya yang akhir-akhir ini sering terlihat berjalan beriringan dengan Kak Zawir. Setelah beriringan, Kak Zawir dan Zoya berpisah menuju kelas masing-masing.


CUT TO:

3. INT. KELAS — PAGI

Di kelas, Zoya juga dicecar oleh kedua sahabatnya bagaikan wartawan selebriti. Zoya berjalan santai hingga duduk dibangkunya. Barulah dia mulai menjawab rumor kedekatannya dengan Kak Zawir.


SELIN
(Berbisik) Zoy, itu bukan sekedar dekat karena OSIS?

ZOYA
Sekarang sih, masih iya. Gak tahu gimana ke depannya.


FINA
Ternyata seleramu yang high class ya, hihi.


ZOYA
Pokoknya lebih high dari aku deh. Hahaha.


SELIN
Gue bukan cemburu lagi. Gue iri woi!


FINA
Aku juga iri. Eh. Berarti Zoya dapetin kakel, mantan waketos, good looking.


SELIN & FINA
OSN Ekonomi! Atlet badminton! Qori' sekolah!


FINA
Waw! Cocok banget sama kamu, Zoy! (Tepuk tangan)


ZOYA (V.O.)
(Tersenyum paksa) Duh. Iya ya. Banyak banget kelebihan Kak Zawir. (Menghembuskan nafas)


ZOYA
Engga jadi deh. Insecure aku tuh.


SELIN
Loh. Justru harus bangga dong ada seorang high class yang deketin lu. Berarti lu tuh dia percayai sebagai orang yang bisa jagain hatinya. Eaa!


ZOYA
Iyain aja biar cepet.


ZOYA (V.O.)
Yang penting... (Melihat wajah bahagia kedua sahabatnya) Fina gak jadi marah ke aku. (Menghela nafas) Memang ada beberapa hal yang perlu dilepaskan untuk menjaga hal lainnya agar tidak terlepas.


Sembari menunggu para siswa kelas 11 IPA 1 berdatangan, Selin dan Fina memilih untuk duduk. Kini Fina duduk di depan, terpisah dari Zoya dan Selin yang duduk nomor dua dari belakang. Kemudian Zoya berbisik kepada Selin.


ZOYA
Gimana? Dramanya bagus gak?


SELIN
(Mendekatkan kepalanya ke Zoya) Yah, jadi cuma drama?


ZOYA
(Mengangguk)


SELIN
Beneran juga gak apa, Zoy. Ih, kalau kakel yang itu, gue setuju 1000 persen. Sumpah dah.


ZOYA
Gak, Sel. Gue yang gak cocok buat Kakak high class itu.


SELIN
(Tepuk jidat) Huh, capek debat sama si keras kepala.


CUT TO:

4. INT. LORONG KELAS — SORE

Seusai kelas, Zoya tak ditemani oleh Kak Zawir, melainkan ditemani oleh Dafin. Zoya tetap menyapa Dafin seperti biasanya. Mereka berjalan sepanjang lorong menuju tempat parkir.


ZOYA
(Menoleh ke samping) Eh, Dapin!


DAFIN
Huum.


Sejenak mereka terjebak di keheningan. Lalu Dafin memulai percakapan.


DAFIN
Kamu digosipin sama kakel OSN ekonomi. Kalian beneran dekat banget ya?


ZOYA
Lumayan. Dia 'kan mantan ketos, Dap. Jadi aku butuh bantuannya buat persiapan pensi. Dari kemarin, aku sama kak Zawir ngobrolin itu terus.


DAFIN
Gosip-gosip itu berarti gak bener, 'kan?


ZOYA
Bisa benar, bisa salah. Aku suka Kak Zawir. Dia cakep, so why? (Tersenyum lebar)


DAFIN
Oke. (Wajah datar)


ZOYA (V.O.)
(Menghela nafas) Aneh aja gitu, Dap. (Melirik ke Dafin) Kita sudah kenal sejak SD. Terus tiba-tiba saling cinta, padahal kita temenan.


ZOYA
(Tanpa sadar bersuara) Tapi rencana Allah gak bisa dikalahkan sama keinginan manusia. (Langsung sadar. Mengatupkan bibir)


DAFIN
(Menoleh) Kayaknya, sekarang waktunya buat ngejar lewat jalur langit.


ZOYA
Hah? (Melebarkan netra. Menolehkan kepalanya ke arah Dafin)


DAFIN
Ekhem. Maksudnya, bentar lagi ujian. Jangan lupa belajar sama berdoa, Zoy.


ZOYA
Oh ya! Belajar bareng, yuk. Please...


DAFIN
Atur aja waktunya. Aku bisa kapan aja, sesuain aja sama jadwalmu.


ZOYA
Siap, Pak Dapin!


CUT TO:

5. INT. RUANG RAPAT — SIANG

Sabtu siang yang cerah di ruang rapat, Zoya duduk berdampingan dengan Kak Zawir. Sehingga Zoya diapit oleh Rafa dan Kak Zawir. Kak Zawir yang cemberut dan sesekali mengerutkan dahi, berbeda dengan Rafa selalu memasang wajah tersenyum.


ZOYA
Kak. Lagi nulis apa? (Mendekati Kak Zawir)


KAK ZAWIR
Oh. Cuma catatan kecil.


ZOYA (V.O.)
(Posisi duduk masih mendekat ke Kak Zawir. Melirik ke arah Rafa) Gak ada niatan ngajak ngobrol gitu? Dia gak cemburu ya? (Menjauh dari Kak Zawir. Kembali ke posisi tegak) Hm. (Tatapan sendu) Ternyata kita sebatas akrab dalam teman dan rekan kerja ya?


RAFA (V.O.)
(Tersenyum. Menoleh ke arah Zoya) Oh. Sudah selesai main dramanya sama kakel? Hehe.


FLASHBACK

INT. KANTIN — SIANG

Saat mengantri di salah satu lapak, Rafa kebetulan bertemu oleh Selin. Mereka memesan jenis makanan yang sama dan mengobrol tentang topik yang sama.


SELIN
Lu suka sama Fina?


RAFA
Fina? Fina siapa nih? Di kelas gue ada yang namanya Finna, Vina, Fiena.


SELIN
No. Fina di kelas 11 IPA 1.


RAFA
Wah. Yang mana ya? Anak OSIS? Atau dia ikut apa gitu?


SELIN
Dia anak PMR. Kenal gak?

RAFA
(Menggeleng)


SELIN
Haish! Berarti Dafin bohong.


RAFA
Hah?


SELIN
Jadi gini... Fina, temen gue sama Zoya, dia suka sama Dafin. Eh, terus Dafin bilang kalau dia suka sama Zoya-


RAFA
Nah kan! Tebakan gue bener. Dia itu suka sama Zoya, bukan cuma teman.


SELIN
Gak cuma itu, Rafa. Dafin bilang juga kalau lu suka sama Fina. Anjrit. Padahal lu aja gak kenal Fina, ya kan?


RAFA
Sialan tuh anak.


SELIN
Bahayanya, Fina mulai percaya. Dia mulai merhatiin lu, Rafa. Ampun dah. Katanya, lu sering curi-curi pandang ke dia. Aduh! Makin repot deh.


RAFA
Loh? Masa sih? Kok gue gak ngerasa merhatiin dia?


SELIN
Oke. Nanti gue jelasin ke Fina kalau dia sudah salah paham. Mungkin yang Fina lihat itu... lu random aja ngelihat keramaian, bukan curi pandang ke temen gue.


RAFA
Nah, itu bener sih. Gue aja lupa sama wajahnya si Fina itu. Sorry to say ya.


SELIN
Makanya itu, gue saranin Zoya buat dekatin cowok selain Dafin. Terserah dah. Siapa aja.


RAFA
Kenapa harus gitu? 


SELIN
Biar hubungan Zoya sama Fina gak renggang. Biar Fina percaya kalau Zoya sama Dafin tuh pure temenan aja. Eh, Zoya ternyata deketin Kak Zawir! Mantap!


RAFA
Berarti gosip yang ada itu, beneran ya?


SELIN
Engga. Hahaha! Kata Zoya, itu cuma drama.


RAFA
(Mengerutkan dahi. Bingung)


SELIN
(Berhenti tertawa) Kata Zoya, itu tuh biar Fina percaya. Sama biar Dafin menyerah. Terus Zoya tuh, gak mau mikirin apa yang di luar jangkauannya.


RAFA
Oh, ya. Gue paham.


BACK TO:

INT. RUANG RAPAT — SIANG

Rafa mengulurkan tangan menuju lengan atas Zoya. Dia memperbaiki postur duduk Zoya. Tentu saja, wanita itu menoleh dengan netra terbelalak.


ZOYA
(Menaikkan bahu.) Eh, apa?

RAFA
Jaga postur badanmu, Zoy. (Tersenyum. Mengusap pucuk kepala Zoya)


DISSOLVE TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar