LORD OSIS
12. Gagalnya Double Date

1. INT. WARUNG — SIANG

Minggu siang ini, Zoya dan Dafin habiskan waktu mereka di warung. Mereka sembari mengerjakan tugas sekolah bersama. Tak disangka, kakaknya Dafin menghampiri mereka.


KAK KEVIN
Assalamu'alaikum.


ZOYA & DAFIN
(Menoleh) Wa'alaikumussalam.


ZOYA
(Menyalami Kak Kevin) Halo, Kak. (Tersenyum)


KAK KEVIN
(Tersenyum) Hei, Zoya. Sudah lama gak ketemu ya?


ZOYA
Hehe, iya, Kak.


KAK KEVIN
Kalau mau main ke rumah, main aja. Atau ke sini, juga gak apa-apa. Ibu di rumah senang loh, kalau kamu datang, Zoya.


ZOYA
Ahaha, iya, Kak. Sesekali saya mampir ke rumah, ketemu sama Tante.


DAFIN
Kakak aja yang sibuk banget sampai gak pernah ketemu Zoya lagi. (Wajah datar)


ZOYA
Ya gak masalah kok. 'Kan Kak Kevin sudah punya tempat makan ini. Pantas kalau sibuknya ya disini. Hehe.


KAK KEVIN
Hehe, maaf ya. Tapi kalau Zoya lagi pengen makan, kesini aja.


ZOYA
Iya, Kak. Sudah dua kali saya ke sini. Makanannya murmer semua.


DAFIN
Kalau kamu murmer, aku gratis, Zoy. Hahahaha!


KAK KEVIN
Ya kamu 'kan emang spv disini, oi (Terkekeh.) Ya sudah. Aku mau ke dapur ya. Selamat makan siang!


ZOYA
Eh iya, Kak. Terima kasih.


Mereka segera merapikan meja dari buku-buku. Digantikan oleh piring dan gelas yang berisi pesanan mereka masing-masing.


DAFIN
(Memasukkan sesuap makanan)


ZOYA
Dap. (Menyedot jus)


DAFIN
Hm?


ZOYA
Kamu disini sudah jadi spv? Setahuku, spv itu pimpinan gak sih?


DAFIN
(Menaikkan alis sedetik) ya begitulah. Awalnya aku pernah jadi staf gudang stok bahan makanan. Terus, dua tahun kemudian, Kak Kevin bilang, kalau temannya mengundurkan diri. Ya sudah, aku ambil alih tugasnya jadi spv


ZOYA
Terus yang jadi manager disini, siapa?


DAFIN
Ada, kakak sepupu aku. Umurnya lebih tua dari Kak Kevin.


ZOYA
Jadinya disini tuh, hampir semuanya isi kerabat dekat ya?


DAFIN
Oh iya. Aku belum pernah cerita ini ke kamu ya? Jadi warung ini tuh, emang warisannya kakek. Dulu kakek suka banget bilang, ambil bisnis ya? Ambil bisnis, biar pintar dan kaya. Waktu itu, aku masih kecil... Jadi masih belum paham maksud omongan beliau. Tapi sekarang, aku ngerti. Owalah, maksudnya kakek dulu tuh, begini toh. Maksudnya masuk jurusan bisnis atau kerja berbisnis.


ZOYA
Terus... (Mendekat. Berbisik) Kenapa Kak Kevin?


DAFIN
(Semakin mendekat ke wanita berkerudung pastel itu) Karena yang lulus kuliah duluan dia. (Cekikikan)


ZOYA
Owh. Ya ya. (Mengangguk-angguk)


Mereka kembali dalam keheningan sejenak. Menikmati makan siang ditemani oleh alunan musik yang menenangkan.


ZOYA (V.O.)
(Mengunyah makanan. Menatap jalanan dari balik jendela. Bernyanyi dalam hati) Beautiful, beautiful, beautiful, beautiful angel. Love your imperfections, every angle.


DAFIN
(Bergumam) Started when we were younger. Swear to God that I loved her.


ZOYA
(Menoleh) Dap. Kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu kerja disini?


DAFIN
(Melihat ke arah Zoya dengan tatapan tajam) Emangnya perlu ya?


ZOYA
Perlu dong! Aku temanmu. Aku sering ngerepotin kamu. Makanya agak kaget pas tahu kamu lagi kerja disini. Kesibukan mu bertambah. (Memelankan suara) Aku jadi gak enak buat minta tolong.


DAFIN
Aku gak sibuk kok. Santai santai aja. Kalau kamu butuh aku, bilang aja, gak usah sungkan.


ZOYA
Oke. (Menghembuskan nafas) Disini lumayan luas. Kapan kapan... Kalau ada tugas kelompok, ngerjainnya disini bareng-bareng yuk.


DAFIN
Hm? Jangan deh.


ZOYA
Loh, kenapa?


DAFIN
Gak usah, Zoy.


ZOYA
Iya. Tapi kenapa gak boleh?


DAFIN
Biar mereka gak minta traktir aneh-aneh.


ZOYA
Owalah.


CUT TO:

2. INT. KELAS 11 IPA 1 — PAGI

Keesokan harinya, Zoya mendengarkan ocehan Selin dan Fina yang telah duduk bersama di bangku belakang. Wajah kedua sahabatnya itu terlihat masam, kesal, dan marah yang tertahan. Tentu saja Zoya tak tahan untuk tak bertanya.


ZOYA
Kalian kenapa, guys? (Menggaruk pipi yang tak gatal)


SELIN
Lagi jengkel sama satu orang yang nyebelin banget nget!


FINA
Gak nyangka sih, dia orangnya kayak gitu. Kok bisa ya... Aku suka sama orang yang kayak gitu. (Menggeleng-geleng kecil)


ZOYA
Maksudnya gimana sih?


SELIN
Kemarin jumat, aku sama Baro ngajakin Fina sama Dafin buat jalan-jalan ke bazaar di alun-alun. Terus rencananya bakal ke pantai juga. Eh! Kemarin pagi, Dafin malah gak hadir. Gak minta maaf, gak kasih alasan, mana dadakan lagi! Pokoknya dia cuma bilang gak bisa datang. Nyebelin banget gak sih, Zoy?! 


ZOYA
Iya iya. Pelanin suaramu.


FINA
Aku telepon, chat, vidcall, gak dibalas. Jahat banget sih. 


ZOYA
Tapi kemarin kalian tetap berangkat jalan-jalan nya?


SELIN
(Mengangguk) Jadinya cuma aku sama Baro aja yang nge-date


FINA
Aku jadi nyamuk. Ish!


ZOYA (V.O.)
(Menunduk. Bingung mau bilang apa) Jadi Dafin gak bilang kalau kemarin dia lagi bareng aku di warung. Sebegitunya jaga rahasia, ya Dap?


FINA
Dafin gak suka aku ya? Kalau suka, pasti dia luangin waktu buat jalan-jalan bareng aku. (Netra berkaca-kaca)


SELIN
(Mengelus lengan dan punggung Fina) Ya sudah, Fin. Masih banyak yang lainnya. Mungkin dia cuma cocok jadi teman, bukan pasangan.


FINA
Aku kira... Kita bakal foto bareng. Aku sama kamu punya pasangan masing-masing. Eh, gagal.


ZOYA
Suruh siapa kalian gak ngajak aku. Jadi gagal, 'kan?


SELIN
Tapi kamu sama siapa? Kamu belum pernah cerita kamu suka sama siapa gitu, Zoy.


ZOYA
Oh ya?


ZOYA (V.O.)
(Sekilas teringat sosok Rafa yang memperbaiki postur tubuh Zoya)


FINA
Iya. Apa jangan-jangan kamu suka sama kakel?


ZOYA
(Lamunan buyar. Mata berkedip sedetik. Terkejut) Kakel siapa, woi?!


SELIN & FINA
(Terkekeh)


FINA
Mungkin aja cerita pas kelas 10 dulu masih lanjut, ya ges ya.


ZOYA
Aku sama kakel itu sebatas rekan OSIS, gak lebih.


SELIN
Oh iya, Zoy. Kamu 'kan dekat sama Dafin. Biasanya dia hari minggu tuh, sibuk apa sih?


ZOYA
Oh, itu... (Gelisah. Keringat dingin) Gak tahu juga ya. Coba tanya langsung aja. Biar clear


ZOYA (V.O.)
Maaf. Maaf. Maaf. Maaf, aku bohong.


FINA
Nanti aku tanyain deh.


SELIN
Sekalian tembak aja, Fin. Biar plong! Dor!


FINA
Eh! Gimana kalau kamu duluan aja yang praktekin?


SELIN
Gak. Aku maunya ditembak. Ditembak dengan Saranghaeyo.


Diam-diam Zoya sudah mengeluarkan gawai dan mengetikkan sesuatu dari layar gawainya. Jemarinya lumayan cepat menari-nari di atas layar selama beberapa detik.


CUT TO:

3. INT. LORONG KELAS — SORE

Dengan seragam basket, Rafa melihat Zoya yang bersandar di dinding seorang diri. Dari penglihatannya, Zoya sedang sibuk mengetik gawai dengan wajah serius. Sesekali Zoya mengepalkan tangan kirinya.


ZOYA
Ih! Dia nih kenapa sih?! Ih!


RAFA
(Mendekat. Lalu berbisik) Lagi kesel sama siapa, Lord?


Lagi dan lagi, Rafa berhasil membuat Zoya kaget karena kemunculan Rafa yang tiba-tiba. Tangan Zoya refleks memukul tubuh Rafa.


ZOYA
(Memekik) Heh! Astaghfirullah. Kaget ih! Rafa!! (Memukul)


RAFA
Lu kenapa sih? Ini sudah sore loh.


ZOYA
Apa masalah lu? Ini urusan gue.


RAFA
(Melembutkan suara) Ada apa? Ayo pulang. (Menarik pelan lengan Zoya)


Kaki Zoya ikut melangkah perlahan saat lengannya ditarik oleh Rafa. Kedua mata dan kesepuluh jarinya masih sibuk dengan gawai.


RAFA
(Melepaskan pegangan dari lengan Zoya) Kamu lagi marah sama siapa?


ZOYA
Dafin.


RAFA
Oh. Kirain sama aku.


ZOYA
(Berhenti melangkah) Nih ya. Dia tuh parah banget, Raf. 


RAFA
(Berhenti melangkah. Mendengarkan ocehan Zoya sambil tersenyum)


ZOYA
Ngebatalin janji buat double date sama temanku, tapi gak ngasih tahu kalau dia lagi bareng aku di warung. 'Kan bisa ya... Dia tuh ngajak teman-temanku ke warungnya, terus double date di warung. Beres deh. Ish! 


RAFA
Dia batalin double date sama temanmu? Dia suka sama temanmu? 


ZOYA
Gak tahu. Temanku yang suka dia.


RAFA
Terus, dia batalin itu buat nge-date sama kamu di warungnya, gitu?


ZOYA
Ih, siapa yang nge-date sama dia? Aku? Engga lah!


Tanpa terasa, akhirnya mereka sampai di tempat parkir motor. Zoya memutuskan untuk segera pulang dan menenangkan diri.


ZOYA
Haduh! Capek ngomong sama kamu! Aku mau balik!


RAFA (V.O.)
(Tersenyum) Ternyata kalian sedekat itu ya. (Berdiri mematung. Menatap Zoya yang sibuk dengan motor yang tak bisa dihidupkan)


Hampir saja Zoya membanting motornya karena amarah yang sedang memuncak. Rafa datang menolong Zoya yang terlihat berputus asa.


RAFA
(Menekan jagrak tengah. Menghidupkan motor Zoya) Gimana? Bisa 'kan?


ZOYA
(Mengangguk) Makasih.


RAFA
(Mengusap pucuk kepala Zoya) Sudah dong manyunnya. (Tersenyum)


ZOYA
(Berhenti manyun. Menatap Rafa)


RAFA
Aku pulang duluan ya. Hati-hati di jalan. Assalamu'alaikum.


ZOYA
(Suara kecil) Waalaikumussalam.


Rafa berjalan menjauh dari Zoya, dan mendekati motornya. Tak lama, Rafa membawa motornya pergi bersama lambaian tangannya ke arah Zoya. Zoya hanya tergagu sembari menatap kepergian Rafa. Dia juga memegangi jantungnya yang berdegup kencang.


ZOYA (V.O.)
Zoya, kamu kenapa?

DISSOLVE TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar