LORD OSIS
4. Pesta Demokrasi

1. EXT. HALAMAN SEKOLAH – PAGI

Selamat datang bulan Oktober! Awal bulan ini, OSIS SMAN 55 Jakarta mengadakan pesta demokrasi. Semua siswa berhak menggunakan suaranya untuk memilih salah satu dari ketiga kandidat calon ketua OSIS.


Suasana disana tak terlalu gaduh meskipun banyak siswa yang berkumpul. Para siswa yang berjas merah berkumpul di tengah lapangan. Mereka mengawasi jalannya pemilihan ketua OSIS tahun ini supaya tidak ada kecurangan ataupun hal yang tidak diinginkan. Ada dua tarup lebar yang menaungi orang-orang yang sedang berpesta demokrasi, ada kursi sebanyak 50-an buah sebagai tempat menunggu sebelum dipanggil namanya untuk menyumbangkan hak pilih masing-masing, dan ada 3 kotak abu-abu sebagai tempat memilih suara secara privasi.


CUT TO:

2. INT. AULA SEKOLAH – SIANG

Semua pengurus OSIS berkumpul di aula untuk menonton perhitungan suara pemilihan ketua OSIS. Zoya, Rafa, dan Alex duduk bersama kubu masing-masing. Suasana menegang selama hampir 1 jam karena menunggu hasil dari pemungutan suara secara real-time.


PENGURUS PENGHITUNGAN SUARA
Jadi disini, hasilnya sudah didapat, juga sudah dicek orisinalitasnya. Karena menggunakan teknologi, jadi perhitungan suara ini bisa lebih menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Ekhm. Sekarang, silakan melihat ke layar.


Layar menunjukkan diagram batang vertikal yang terus bergerak naik. Kandidat no. 3 berhenti pada skor 26,8%. Sedangkan diagram dua kandidat lainnya masih terus melaju. Skor mereka saling berkejaran, persis seperti kedua bola mata mereka yang saling melirik dengan dagu yang terangkat. Semenit kemudian, kandidat no. 2 mendapat skor 31,7%.


RAFA (V.O.)
Ah sial! Dikit banget! (Menggaruk pucuk kepala.)


Tak butuh waktu semenit, skor untuk kandidat no. 1 pun keluar. Zoya membelalakkan kedua matanya. Mulutnya spontan menganga dan cepat-cepat ditutup oleh kedua tangannya.


PENGURUS PENGHITUNGAN SUARA
Ya. Ini adalah hasil pemungutan suaranya. Nomor 3 mendapat skor 26,8%. Nomor 2 mendapat 31,7%. Dan nomor 1 mendapat suara terbanyak! Sebanyak 41,5%!


Semua bertepuk tangan untuk melepas perasaan lega. Senyum lebar dan ucapan selamat dialamatkan untuk Zoya sembari menepuk bahunya atau bersalaman dengannya. Lalu semua kandidat ketua OSIS dipersilakan untuk maju dan menampakkan diri dihadapan para pengurus OSIS.


PEMBINA OSIS
Assalamu'alaikum, selamat siang semuanya. Alhamdulillah, di hari yang cerah ini telah diadakan pemilihan ketua OSIS Periode 2022/2023. Dari tiga kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan ketua OSIS tahun ini, yang memperoleh suara terbanyak adalah kandidat urutan pertama yaitu Zoya Inayah Widad sebagai Ketua Umum, diikuti oleh Rafaizan Umar Rasya sebagai Ketua I dan Alexander Xavier sebagai Ketua II. Saya ucapkan selamat kepada Zoya, Rafaizan, dan Alex. Semoga kalian bisa mengemban amanah ini sebaik-baiknya. Ingat, berkelompok itu bukan tentang siapa yang cepat dapat, tapi siapa yang mampu bertahan. Terima kasih.


ZOYA
(Maju ke arah microphone) Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Disini saya sebagai perwakilan pengurus OSIS, kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT, shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, dan terima kasih juga kepada seluruh keluarga besar SMAN 55 Jakarta yang telah memberikan hak pilihnya kepada kami. Kami akan senantiasa menjalankan organisasi ini dengan sebaik-baiknya dan selalu mengharapkan bimbingan dari kakak-kakak pengurus OSIS periode lalu juga bimbingan dan arahan dari guru-guru kami, semoga kami sanggup mengemban amanah yang telah dipundakkan kepada kami. Terima kasih.


Semua bertepuk tangan kembali seusai Zoya mengucapkan rasa terima kasihnya karena telah diberikan kepercayaan untuk mengembah jabatan sebagai ketua umum. Zoya berdiri di antara Rafa dan Alex bagaikan memiliki dua bodyguard. Dagunya terangkat, dan Zoya menoleh ke arah Rafa. Senyuman mengejek ditampakkannya seperti sebuah tamparan keras bagi Rafa.


RAFA (V.O.)
Engga, ini pasti salah. Harusnya gue yang jadi ketua umum! Bukan cewek lemah kayak dia! (Mengepalkan tangan kanan) Bola mana bola!! Wajah songongnya itu harus dilempar bola! Argh!


CUT TO:

3. INT. KLINIK TERAPI FISIK – PAGI

Di Sabtu pagi yang cerah, Zoya beserta Mama Mia dan Papa Widad telah berada di klinik untuk memeriksakan keadaan Zoya. Ya, Zoya memiliki kelainan pada tulang punggungnya berupa lordosis semenjak kelas 2 SMP. Alhasil, keluarganya telah akrab dengan sang terapis, Kak Rifa.


KAK RIFA
Gimana kabar Bapak, Ibu, Zoya?


MAMA MIA
Alhamdulillah, baik, Kak.


Zoya segera duduk di kasur yang nantinya akan dipakai untuk melakukan sesi terapis. Dia tersenyum sembari bersandar rileks di tembok. Sedangkan sang terapis masih menyiapkan segala sesuatunya, namun masih bisa bertanya kepada Zoya.


KAK RIFA
Gimana, Zoya? Masih merasa nyeri atau merasa ada yang kurang nyaman di area punggung?


ZOYA
Masih ngerasa agak gak nyaman kalau duduk, Kak.


KAK RIFA
Oh oke. Kalau ngerasa nyeri, jangan lupa minum obat pereda nyerinya ya. Gimana sekolahmu, Zoya? Kalau bisa jangan terlalu capek ya?


PAPA WIDAD
Dia akhir-akhir ini keliatan capek, Kak Rifa. Pasti gara-gara OSIS. Hmm. 


ZOYA
(Menyengir) Sebenarnya saya juga kepilih jadi ketua OSIS...


MAMA MIA & PAPA WIDAD
Hah?!


MAMA MIA
Ya Allah, Zoya... Kok gak bilang dulu sih kalau mau jadi ketua OSIS?! Nanti kamu kecapekan, sakit, lupa makan, terus gimana bisa sembuh?!


ZOYA
Engga bakal, Ma. Zoya bakal bagi waktu kok. (Dua jempol teracung)


KAK RIFA
Wah, selamat ya... Selama kamu bisa jaga diri, engga terlalu memforsir diri, terus gak lupa minum obat, ya engga apa. Terus jangan lupa peregangan, biar bisa pelan-pelan sembuh ya? 


Mendengar nasehat dari suara lembut sang terapisnya, Zoya mengangguk dengan rasa semangat. Itulah yang membuat Zoya selalu betah untuk berkunjung kemari. Lalu Kak Rifa memulai sesi terapi fisik yang terlihat seperti yoga. Dia menuntun Zoya menggerakkan tangan dan kakinya. Saat di tengah sesi terapi, Kak Rifa selalu membuat suasana akrab antara dirinya dengan sang pasien.


KAK RIFA
Kalau kamu ketuanya, terus wakilnya siapa, Zoya?


ZOYA
Oh, namanya Rafaizan sama Alexander, Kak.


KAK RIFA
Oh ya? Itu nama panjangnya Rafaizan Umar Rasya?


ZOYA
(Menoleh ke arah sang terapis) Iya, bener, Kak. Kok Kak Rifa tahu? 


KAK RIFA
(Tersenyum) Itu adik saya, haha!


MAMA MIA
Adiknya Kak Rifa masih SMA?


KAK RIFA
Iya, Bu. Adik saya masih SMA, kelas 2. Terakhir memang bilang ke keluarga kalau dia sudah daftar jadi ketua OSIS.


MAMA MIA
Oh. Terus adiknya Kak Rifa di jurusan apa?


ZOYA
Rafa dari IPS, Ma.


KAK RIFA
Ah iya ya... Berarti Rafa engga sejurusan sama Zoya. Zoya di IPA, ya 'kan? 


ZOYA
(Mengangguk-angguk kecil)


MAMA MIA
Terus adiknya Kak Rifa yang paling kecil, itu Rafa? Atau masih ada lagi?


KAK RIFA
Oh, kalau adik saya yang paling kecil masih SMP, Bu. Rafa itu yang anak tengah. 


CUT TO:

4. EXT. LAPANGAN BASKET – SORE

Sabtu sore ini, Rafa menghabiskan waktunya berlatih basket di lapangan sekolah. Wajahnya terlihat lesu, stamina dan antusiasnya menurun. Tapi kalau mendapat bola, Rafa langsung berlari dengan gesit menuju ring. Lalu dia melakukan slam dunk dengan keras.


WAWAN
Bro! Kalau main, main aja. Gak perlu emosi!


HALIM
(Mendekati Rafa, dan merangkul Rafa) Sabar, Bos. Tenang.


RAFA
GIMANA GUE BISA TENANG?! JABATAN IMPIAN GUE DIREBUT SAMA SI SONGONG ITU!


Semua pemain basket di lapangan langsung menoleh ke arah sumber teriakan, yaitu Rafa. Tiga orang terdekatnya, Wawan, Halim dan Andra segera membawa Rafa ke pinggir lapangan.


ANDRA
(Berbisik) Ayo, duduk dulu.


Mereka duduk melingkar, supaya bisa berhadapan langsung dengan Rafa. Tak lupa, Halim memberikan sebotol air mineral kepada teman-temannya itu. Langit sore mulai meredup, peluh di baju mereka mulai mengering karena angin sepoi-sepoi yang lewat.


RAFA
Ck. Yah, gimana yah... Gue sudah merelakan jabatan ketua tim basket demi jadi ketua OSIS. Tapi malah kerebut sama cewek songong itu, guys. Perasaan kalau gue hitung-hitungan nih, ya... Kayaknya banyak loh yang milih gue. Tapi kok malah si songong itu sih yang dapat? Argh!


ANDRA
Iya, gue tahu itu. Tapi jabatan ketua 1 apa salahnya sih? Itu sudah keren banget loh.


HALIM
Kalau emang sudah gitu keputusannya, terima aja, Bro. Jalanin aja dulu. Daripada ego lu malah ngerusak tim, yang ada malah tambah repot.


WAWAN
Seenggaknya lu masih dipanggil ketua, ya 'kan? Hahaha!


ANDRA & HALIM
(Ikut tertawa)


RAFA
(Menoleh ke arah Wawan sembari melotot) Lu mau gue lempar bola ke pipi sebelah mana, Wan?


Di bawah langit hingga yang semakin meredup, mereka bertiga semakin kencang menertawakan Rafa yang memasang wajah manyun.


CUT TO:

5. INT. RUMAH RAFA – MALAM

Rafa baru selesai mandi dan berganti baju. Kemudian dia memasuki ruang keluarga dan bertemu kakak dan adiknya. Merasa rumah sedang kehilangan dua anggota keluarga, alhasil Rafa bertanya kepada dua orang itu.


RAFA
Eh Revan... dimana Daddy sama Mommy?


DIK REVAN
(Menunduk. Masih fokus main gim) Lagi kondangan.


Rafa memilih duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan televisi. Namun perhatiannya justru mengarah ke kakaknya yang duduk di lantai sembari fokus mengerjakan sesuatu di laptop. Meski begitu, Rafa tetap mengajaknya berbicara.


RAFA
Ekhm. Kak, Dek... Sorry ya. Aku engga terpilih jadi ketua OSIS. 


KAK RIFA
Tapi jadi wakilnya, 'kan? It's okay, Raf. (Tangan kanan memberi jempol. Tatapan mata tak berpindah dari menatap laptop)


RAFA
Oh, Kak Fa sudah tahu? Tahu dari siapa?


KAK RIFA
Aku tahu dari ketuanya langsung, hehe. 


RAFA
(Suara mengecil) Ketua? (Suara kembali normal) Maksudnya, Kak? 


KAK RIFA
Iya... Nama ketuanya Zoya, 'kan?


RAFA
Hah?! (Panik. Pikiran negatif mulai bermunculan) Kok bisa? Zoya ngapain ketemu sama Kak Fa? Ada apa?


KAK RIFA
Hahaha! (Melihat ke arah adik pertamanya) Kamu kenapa panik gitu sih, Raf? Zoya itu pasienku di klinik. Sudah berapa tahun ya? Oh, dia sudah hampir 4 tahun diterapi di tempatku.


RAFA
Dia punya sakit apa, Kak? Kok sampai lama banget terapinya, parah banget ya?


KAK RIFA
Engga sih. Tapi kalau dibiarin, malah bahaya. Emang sembuhnya lama. Zoya punya kelainan di tulang belakangnya, namanya lordosis. Jadi postur tubuhnya tuh dada sama area perut terlihat menonjol ke depan. Zoya rutin terapi buat mengurangi rasa nyeri sama meningkatkan fungsi otot-otot di punggung supaya bisa mengembalikan bentuk tulang belakang menjadi normal.


RAFA
Jadi... Kelihatannya dia kayak lagi membusungkan dada ya, Kak?


KAK RIFA
Iya, Raf. Kamu lihat dia masih suka busungin dada ya?


RAFA
(Mengangguk)


KAK RIFA
Waduh. Padahal sudah aku ingatkan kalau dia harus jaga postur tubuhnya. Hm. (Menghembuskan nafas) Ya sudah deh, aku mau lanjut lagi. (Kembali fokus menatap layar yang menerangi wajahnya.)


RAFA (V.O.)
Wah, jadi Zoya seperti itu ya... Dasar cewek lemah!


DISSOLVE TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar