Little Man
6. RANGKAIAN KEKECEWAAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

71. INT. TOKO - GUDANG - DAY

Budi melihat Bu Lastri sedang duduk di sofa sambil menghitung uang. Ada beberapa uang ratusan ribu berserakan di meja.

BU LASTRI

(Menghitung uang)

Enam ratus, tujuh ratus, delapan ratus.

Bu Lastri memasukkan uang yang sudah dihitung ke dalam amplop.

Budi sedikit bingung melihat Bu Lastri. Bu Lastri memberikan amplop itu ke Budi.

BUDI

Kok cuma delapan ratus?

BU LASTRI

Oh itu. Kapan itu kamu malah gak sortir barang. Malah asik bersihin toilet.

Bu Lastri ketawa.

BUDI

Tapi itu Arul yang minta, Bu!

BU LASTRI

Alesan kamu. Saya tau kamu itu masih belum bisa kerja. Kemampuan sosial mu tuh kurang. Nah, kalau Amir tu lebih bagus kerjanya, pelayanannya. Anaknya juga supel.

BUDI

Amir saksinya. Arul yang --

BU LASTRI

Kalau pun Arul nyuruh kamu buat bersihin toilet. Itu pasti karena kamu kerjanya kurang baik. Terutama pelayananmu itu lho. Yang ramah kalau jadi orang.

Budi mengambil amplopnya sambil menahan emosi. Kemudian, dia berjalan keluar dari gudang. Budi menutup pintu gudang dengan keras.

Bu Lastri melihat pintu dengan tatapan melotot.

BU LASTRI (CONT'D)

Weee GAK WARAS!

72. EXT. WARTEG PINGGIR JALAN - NIGHT

Budi masuk ke warteg.

73. INT. WARTEG PINGGIR JALAN - NIGHT

Budi duduk di kursi, lalu --

BUDI

Ketoprak satu, Pak!

PENJUAL

Ok.

Penjual menyiapkan ketoprak sambil meladeni beberapa pembeli yang duduk di samping Budi.

Budi mengambil HP-nya, lalu WA Amir.

BUDI (TEXT)

Mir, kenapa bolos kerja?

AMIR (TEXT)

Maaf Bud. Akhirnya kejadian juga. Yang gue khawatirin selama ini.

BUDI (TEXT)

Apa?

AMIR (TEXT)

Bapak gue meninggal.

Budi mulai khawatir. Dia menelpon Amir.

AMIR (O.S.) (CONT'D)

Ya, Bud.

BUDI

Aku turut berduka, Mir.

Pelanggan warteg lainya melirik Budi.

Budi yang sedikit risih, keluar dari warteg.

74. EXT. WARTEG PINGGIR JALAN - SAME NIGHT

AMIR (O.S.)

Gue udah tau bakal jadi kaya gini.

Suara tangisan wanita menangis terdengar dari telepon Amir.

BUDI

Kamu yang sabar. Aku tau ini pasti susah buat kamu.

AMIR (O.S.)

Iya. Makasih, Bud. Udah jadi temen baik gue.

BUDI

Kau yang selama ini bantuin aku.

AMIR (O.S.)

Gue sepertinya ga bisa bantuin lo lagi, Bud.

(Menahan tangis)

Gue putus kuliah. Kalau gue tetep kuliah, mak gue, adik gue, mereka butuh nafkah.

Budi merenung mendengar ucapan Amir.

BUDI

Makasih udah jadi sahabatku selama ini.

AMIR (O.S.)

Kalau kejaiban itu ada, gue berharap bisa tetep kuliah tanpa harus ngawatirin mak sama adik gue.

BUDI

Aku berharap semoga keajaiban itu memang ada. Hanya itu yang bikin kita tetap semangat bertahan hidup.

Amir menutup teleponnya. Mata Budi berkaca-kaca. Budi kembali merenung hingga --

PENJUAL (O.S.)

Mas, ketopraknya udah siap.

Mendengar suara penjual, Budi menghentikan renungannya. Dia kembali masuk ke warteg.

75. INT. KOS - KAMAR KOS BUDI - NIGHT

Budi hanya memakai kaos dan celana pendek. Dia duduk di kasur lantainya.

Ponsel Budi berdering. Budi mengambil, lalu melihat HP-nya. Ternyata ayah Budi sedang menelpon lewat WA.

Budi mengangkat panggilan ayahnya.

BUDI

Halo.

DOLAH (O.S)

Budi, gimana kabarmu, Nak?

BUDI

Alhamdulillah baik, Pak.

DOLAH (O.S)

Oh ya, Budi. Sudah hampir 2 tahun kamu kuliah. Alhamdulillah, kalau kamu lancar-lancar aja.

BUDI

Ada apa, Pak?

DOLAH (O.S)

Ini lho. Uangmu kan banyak, nah bapak minta uang enam ratus ribu aja buat usaha ternak ayam. Soalnya nguli juga lagi sepi.

Budi tidak menjawab sejenak. Dia mulai geram dengan bapaknya.

DOLAH (O.S.) (CONT'D)

Halo, Halo. Budi?

BUDI

Kok banyak, Pak? Biasanya cuma tiga ratus ribu. Laras kan juga kerja, Pak.

DOLAH (O.S.)

Buat makan sehari-hari ya dibantu juga sama adikmu ini. Tapi buat usaha ternak masa minta adikmu lagi. Gaji adikmu ya cuma sejuta, Bud. Bapak juga pengennya punya usaha sendiri, biar ga terlalu ngrepotin kamu sama Laras terus.

BUDI

(Cuek)

Baik, Pak. Nanti aku transfer ke rekeningnya Laras.

DOLAH (O.S.)

Alhamdulillah. Kalau gitu bapak mau tidur dulu. Assalamualaikum!

Budi menutup panggilan ayahnya. Lalu melempar HP-nya.

BUDI

(Menggaruk rambutnya penuh emosi)

Anjing!

76. INT. KOS - DEPAN KAMAR BUDI - NIGHT

Mendengar umpatan Budi, bapak-bapak yang sedang main domino melirik ke kamar Budi.

TETANGGA

Kenapa tuh? Bisa ngomong anjing juga ternyata.

Tetangga-tetangga kamar Budi yang lain tertawa meledek.

77. EXT. KOS - DAY

Pagi telah tiba.

78. INT. KAMPUS - RUANG BEASISWA - DAY

Banyak mahasiswa berbaris antri membawa lembaran dokumen untuk diserahkan sekaligus ke mahasiswa pengurus beasiswa.

Budi yang datang terlambat, berjalan secepatnya menuju tempat antrian.

Budi akhirnya mendapatkan giliran untuk menyerahkan dokumen.

PENGURUS

(Sambil memeriksa dokumen Budi)

Sastra Inggris 17. Oke, silahkan dicari namanya di absensi, lalu tanda tangan ya!

Budi mencari namanya di absensi, lalu tanda tangan di kolom yang disediakan. Setelah tanda tangan, Budi tidak sengaja melihat nama "Lianita Safitri" di daftar absen.

Budi terkejut melihat nama itu ada di absensi penerima beasiswa.

PENGURUS (CONT'D)

Udah selesai, Kak?

BUDI

Sudah.

Budi pergi dari tempat itu.

79. INT. PERPUSTAKAAN - DAY

Budi sedang membaca buku. Lia datang, lalu duduk di samping Budi.

Budi tidak memperdulikan Lia. Dia tetap membaca buku.

LIA

Maaf aku telat. Tadi habis diajak temen-temen sebentar.

BUDI

(Cuek)

Ga papa, kok.

LIA

Kamu kenapa? Kok agak murung?

BUDI

Kenapa kamu ga jujur dari awal kalau kamu juga penerima beasiswa?

LIA

(Terkejut)

Aku terpaksa harus --

BUDI

Apapun alasannya, masih banyak orang yang lebih layak. Kamu sudah mencuri hak orang lain.

LIA

Ini semua karena papa. Aku harus buktikan ke papaku kalau aku bisa mandiri dan --

BUDI

Kamu egois. Semua orang punya masalah. Tapi bukan berarti harus ngerugiin orang lain.

LIA

Aku minta maaf. Lagi pula ini ga ada hubungannya sama relationship kita. Kenapa kamu --

BUDI

Tapi tetep salah, Lia.

LIA

(Menggenggam tangan Budi)

Aku minta maaf.

BUDI

Aku butuh waktu untuk bisa maafin kamu. Aku sayang kamu, tapi aku tidak buta.

Budi pergi meninggalkan Lia. Mata Lia berkaca-kaca.

80. INT. KAMPUS - KELAS - DAY

Ujian sedang berlangsung. Budi mengerjakan soal ujian dengan serius.

Dari kejauhan, Lia memandang Budi dari jauh. Lia tidak fokus mengerjakan soal ujiannya.

Pengawas berkeliling sambil mengawasi para mahasiswa.

PENGAWAS

10 minutes left.

Sebagian mahasiswa mulai meninggalkan bangkunya masing- masing. Kevin, Danang, Andre, dan Clara juga meninggalkan bangkunya.

Pengawas yang lain mengambil lembaran soal di bangku mahasiswa yang sudah keluar kelas.

Budi masih mengerjakan soal ujiannya.

Lia berjalan keluar melewati Budi. Budi melihat Lia.

81. INT. KAMPUS - FAKULTAS - DAY

Banyak mahasiswa yang berkumpul di circlenya masing-masing.

Budi berjalan sendiri melewati circle Lia: Kevin, Danang, Andre, dan Clara.

Mereka sedang mengobrol tentang soal ujian. Kevin melihat Budi yang baru lewat.

Ketika Budi fokus berjalan, Kevin memanggilnya.

KEVIN

Budi!

Budi menoleh, dia melihat Lia dengan circlenya. Lia memalingkan pandangannya dari Budi.

BUDI

(To Kevin)

Ada apa?

Kevin menghampiri Budi.

KEVIN

Habis ini kan libur. Banyak mahasiswa yang planning buat magang.

BUDI

Memang sudah waktunya magang?

KEVIN

Kata senior sih, jurusan kita gak ada PKL. Jadi kalau magang ya cari sendiri.

BUDI

Bayar sendiri dong ya.

KEVIN

Iya lah. Nah kita rencananya mau ikut intern atau kalau nggak ya kegiatan di luar negeri gitu tapi yang self-funded.

BUDI

Wajib banget harus magang?

KEVIN

Kalau lo pengen cepet kerja habis lulus ya wajib sih kalau menurut gue. Lia mau bantuin lo kok katanya.

BUDI

Bantuin apa?

KEVIN

Ya mungkin biaya atau apa gitu.

BUDI

Oh. Makasih. Tapi aku ga mau ngerepotin orang lain.

Dengan sombongnya Budi pergi meninggalkan Kevin. Kevin melihat Budi yang berjalan pergi sambil geleng-geleng kepala.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar