Little Man
4. MENEMUKAN TUJUAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

48. EXT. KAMPUS - DAY

Budi dan Amir sedang duduk santai di dekat taman. Amir menyebat rokoknya.

BUDI

Aku butuh uang. Aku mau nyari kerjaan.

AMIR

Sama. Kemarin kayaknya ada loker di toko gitu. Mau ngelamar?

BUDI

Boleh.

49. EXT. TOKO - DAY

Amir membonceng Budi dengan motor bututnya. Mereka sampai di depan toko.

Amir dan Budi masuk ke toko itu.

50. INT. TOKO - DAY

Mereka berjalan sambil melihat-lihat toko itu. Toko itu seperti minimarket.

Amir bertanya ke salah satu karyawan toko yang sedang menghitung beberapa snacks sebelum ditaruh ke dalam rak.

AMIR

Mas, pemilik toko ini di mana ya? Kita mau melamar part-time.

KARYAWAN TOKO

(Sambil menunjuk arah tangga)

Oh langsung naik di sebelah sana, Mas. Pemiliknya ada di sana.

AMIR

Baik. Makasih, Mas.

51. INT. TOKO - GUDANG - DAY

Budi dan Amir sedang duduk di depan Bu Lastri yang juga sedang duduk dan mengupil di sofa.

BU LASTRI

Mahasiswa?

BUDI DAN AMIR

Iya, Bu.

BU LASTRI

Mana CV-nya?

Amir dan Budi saling pandang kebingungan.

BUDI

C...CV?

BU LASTRI

Iya. Kalian mau ngelamar kerja, kan?

AMIR

Tapi kan part-time. Kerjanya juga cuma jaga toko.

BU LASTRI

Oh, jadi kalau cuma jaga toko gak perlu CV gitu?

Budi melirik Amir dengan sedikit tajam.

BUDI

Bukan gitu, Bu. Kita buru-buru datang ke sini waktu tau ada loker di sini. Takutnya udah diambil orang lain.

BU LASTRI

Trus kamu datang ke sini kosong melompong gitu? Gak bawa ijazah, ga bawa surat lamaran.

BUDI

Maaf, Bu. Saya butuh banget pekerjaan ini.

AMIR

Ini salah satu pekerjaan impian saya.

Bu Lastri mengipasi wajahnya sambil melihat Budi dan Amir dengan cuek.

BU LASTRI

Oke. Kerjanya senin sampai minggu. Untuk jamnya bisa diatur nanti. Gajinya 1 juta. Bisa bekerja mulai besok.

AMIR

Makasih, Bu.

BUDI

Terima kasih, Bu.

52. INT. KOS - KAMAR KOS BUDI - DAY

Budi sedang makan mi goreng. Amir sedang memasak mi goreng di rice cooker. Sambil menunggu matang --

AMIR

Lo tiap hari makan mi?

BUDI

Nggak.

AMIR

Lo masih dapat kiriman dari orang tua, kan?

Budi makan mi sambil menggelengkan kepalanya.

AMIR (CONT'D)

Serius? Kenapa? Orang tua lo miskin banget ya?

BUDI

Lumayan.

Amir mengangkat mi yang sudah matang, lalu memindahkan ke piring. Amir menuang bumbu ke mi instan, lalu mengoreknya sampai tercampur rata.

AMIR

(Sambil mengorek mi dengan bumbu)

Tapi lo masih cukup, nggak?

BUDI

Ya, dicukup-cukupin. Aku biasanya makan sehari sekali. Uang kos juga ga boleh telat bayarnya. Agak susah buat gerak, tapi ya gimana lagi.

AMIR

(Sambil makan mi)

Lo hebat, Bud. Gue pasti bingung sih kalau ayah gue udah ga bisa bantu biayain gue. Gue ga sanggup harus makan sekali sehari. Gue juga pengen kaya mahasiswa yang lain.

BUDI

Paling nggak, ayahmu masih mau ngirimin uang.

Amir berhenti makan. Dia menaruh piringnya di lantai. Terlihat mi Amir masih banyak.

AMIR

Ayah gue saat ini sakit-sakitan. Dia ngirimin gue pake uang tabungan dia. Uang tabungan bakal habis kalau ga ada pemasukan.

Budi juga ikut berhenti makan.

AMIR (CONT'D)

Ya semoga aja gaji part-time kita cukup.

BUDI

Iya.

Budi minum segelas air di depannya.

AMIR

Lo brarti sering sendirian terus?

BUDI

Kenapa?

AMIR

Lo gak ikut kegiatan apa gitu di kampus? Bukannya penerima beasiswa wajib ikut minimal satu kegiatan ya?

BUDI

Aku belum tau mau ikut apa. Emangnya kalau mau jadi penulis harus ikut kegiatan kampus?

AMIR

Kewajiban penerima beasiswa kan gitu.

BUDI

(Sambil memikirkan omongan Amir)

Hmm...

Amir mengecek HP-nya.

AMIR

Gue ada kelas siang. Ya udah, gue balik dulu. Oh ya, makasih mi-nya.

Amir mengambil tasnya, berdiri, lalu memakai tasnya. Amir lalu keluar dari kos Budi.

53. INT. PERPUSTAKAAN - DAY

Budi berjalan menyusuri rak buku. Melalui jendela kaca, Budi tiba-tiba melihat banyak mahasiswa yang berkumpul di sebuah ruangan.

54. INT. PERPUSTAKAAN - RUANGAN - DAY

Budi masuk ke ruangan itu, kemudian duduk diantara mahasiswa.

Di depan para hadirin, seorang perempuan bersama dengan panitia acara sedang sesi tanya jawab di panggung sederhana.

Di belakangnya terdapat sebuah poster dengan judul "Mahasiswa juga bisa menjadi penulis best seller".

HOST

(Membaca tulisan di secarik kertas)

Ini pertanyaan terakhir dari Romi. Bisa diceritain nggak tips dan trik membuat novel yang keren itu bagaimana? Saya pengen jadi penulis fiksi tapi masih susah mulainya.

ARINA

Mungkin ini agak klise sih, tapi menurutku tulisan yang bagus itu adalah tulisan jelek yang diperbaiki terus-menerus.

HOST

Jadi intinya tinggal mulai aja ya, Kak?

ARINA

Nah, iya.

HOST

Kalau lebih spesifiknya, Kak? Mungkin kaya step-stepnya gitu.

ARINA

Saya sangat menghargai proses kreatif. Trial & error itu kuncinya.

Budi mendengarkan Arina dengan saksama.

ARINA (O.S.) (CONT'D)

Tulisan akan menjadi lebih dinamis kalau kita membuka ruang imajinasi selebar mungkin. Kunci tulisan itu berhasil ya ketika menyentuh pembaca yang sesuai target kita.

Budi merenung memikirkan omongan Arina.

HOST

Ok, kawan-kawan. Tak terasa sudah 1 jam Kak Ariana

(Tertawa kecil)

di tengah kesibukannya skripsian --

Ariana membalas candaan host dengan tertawa balik.

HOST (CONT'D)

meluangkan waktunya untuk diskusi tentang novel terbarunya.

Budi menoleh ke kanan-kiri sambil melihat-lihat mahasiswa yang lain.

HOST (O.S.) (CONT'D)

Nah buat teman-teman yang ingin bergabung dengan klub sastra --

Budi kembali fokus mendengarkan host dengan seksama.

HOST (CONT'D)

bisa mulai daftar sekarang karena OPREC-nya baru ditutup seminggu lagi.

55. INT. TOKO - DAY

Sambil memakai seragam toko, Budi mengetik di komputer kasir, sedang melayani pembeli.

BUDI

99.500

Budi menarik nota yang keluar dari mesin nota mini. Kemudian, dia berikan nota itu ke pembeli.

Amir menemui Budi dengan seragam toko.

AMIR

Bud, dipanggil Arul tuh.

BUDI

Ada apa?

AMIR

Ga tau.

Amir menggantikan Budi di tempat kasir. Budi meninggalkan tempat kasir.

56. INT. TOKO - NIGHT

Budi berjalan menyusuri rak-rak toko. Arul terlihat melihat toilet dari luar.

Budi mendekati Arul. Arul berbalik ke arah Budi.

ARUL

Eh, Bud. Lo bersihin ya toiletnya!

BUDI

Emang kenapa toiletnya?

ARUL

(Sambil menunjuk ke arah toilet)

Lihat sendiri tuh!

Budi melihat ke arah toilet yang kotor.

BUDI

Kok bisa kotor gitu sih?

ARUL

Toiletnya emang gampang kotor. Banyak pembeli yang ngawur kalo make toilet. Bersihin ya!

BUDI

Terus kerjaanku gimana? Aku belum sortir jajan.

ARUL

Udah gampang. Tadi udah gue bersihin, masa gue lagi yang bersihin? Amir juga udah ada bagiannya sendiri.

BUDI

Ya udah.

Budi melihat WC kotor dengan sedikit jijik. Arul menepuk punggung Budi sambil menyeringai, lalu pergi.

57. INT. TOKO - TOILET - NIGHT

Budi menguras bak mandi, lalu dia sikat sambil menuang cairan pembersih.

Budi menyikat WC hingga ke selah-selahnya, kemudian dia siram dengan air di ember.

Budi mengelap keringatnya sambil mengipasi badannya dengan seragam karena gerah.

CUT TO:

Toilet sudah bersih. Dia keluar sambil menutup pintu toilet.

58. EXT. TOKO - NIGHT

Budi keluar dari toko. Amir sedang menaiki motornya sambil menunggu Budi.

Budi berjalan menuju ke motor Amir.

AMIR

Lo disuruh apa sama Arul?

Budi naik motor Amir di bagian belakang. Amir menghidupkan mesin motornya, lalu meninggalkan toko itu.

59. EXT. JALAN - NIGHT

Amir menyetir sambil membonceng Budi.

AMIR

Ya kalau bersihin toilet sekali ga masalah. Kalo bersih-bersih terus emangnya OB apa?

BUDI

Dia manfaatin kita.

AMIR

Secara dia udah lama kerja di situ. Akrab juga sama Bu Lastri. Lulusan SMA lagi.

BUDI

Emang kenapa kalo lulusan SMA?

AMIR

Ya mungkin dia iri sama kita. Padahal kita cuma part-time di situ. Mau ngelawan juga susah, secara dia kepercayaan si Lastri.

Motor Amir menyusuri jalan raya dengan cepat.

60. INT. KOS - NIGHT

Budi merenung di depan netbook usangnya. Dia mengetik "malam itu, kucing..." netbook Budi lelet. Ketikannya sangat lama buat muncul di Microsoft Word.

Budi menghembuskan nafas berat. Matanya melotot sambil menepak keyboard netbooknya. Budi menghembuskan nafas beratnya berkali-kali untuk menahan amarah.

Pintu kamar kos Budi terbuka. Kucing putih masuk ke kamar Budi.

Emosi Budi sedikit mereda melihat kedatangan Niko.

KUCING PUTIH

Kamu kenapa, Bud?

BUDI

Aku mau bikin novel, tapi netbookku lelet.

KUCING PUTIH

Bukannya biasanya emang lelet ya?

Budi tidak menjawab. Dia masih berusaha memendam kekesalannya.

KUCING PUTIH (CONT'D)

Kamu mau bikin cerita apa?

BUDI

Mungkin tentang kamu. Tentang aku juga. Mungkin menarik buat pembaca kalau ada karakter yang bisa bicara dengan kucing.

KUCING PUTIH

Kamu benar. Mungkin menarik juga buat teman-teman kucingku kalau ada kucing yang bicara dengan manusia.

Budi mengelus Niko, lalu --

BUDI

Memangnya kucing bisa baca?

KUCING PUTIH

Hanya kucing ras yang bisa baca tulisan manusia. Kucing kampung sepertiku semuanya buta huruf.

BUDI

Begitu ya.

KUCING PUTIH

Budi! Kamu pasti bisa jadi penulis terkenal.

BUDI

Semoga aja.

KUCING PUTIH

Aku pergi dulu. Hari ini aku ada acara sama kucing-kucing persia di komplek sebelah.

Budi berhenti mengelus Niko. Niko langsung pergi dari kamar Budi.

61. INT. MASJID - DAY

Budi sedang jama'ah sholat jumat dalam posisi duduk tasyahud akhir.

IMAM (O.S.)

(Gerakan salam)

Assalamualaikumwarahmatullah. Assalamualaikumwarahmatullah.

Budi melakukan gerakan salam.

CUT TO:

62. INT./EXT. MASJID - CONTINUOUS

Budi menunggu antrian makanan dari ta'mir masjid. Budi akhirnya mendapatkan bagiannnya. Budi keluar dari masjid.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar