13. 13. The Things that Were There

43. INT. KANTOR MANAJEMEN ARTIS - RUANG RAPAT - DAY

PEMBERHENTIAN MEMORI NALA YANG KE-4. 9 tahun lalu. Ibukota.

Nala - 18 tahun - baru saja selesai melakukan pembacaan naskah dengan para pemain dan kru film.

Dean - 21 tahun, salah satu pemain utama di film itu - menarik kursi untuk duduk di samping Nala.

DEAN

Halo, Tanala. Gue Dean.

NALA

Hai. (beat) Lo bisa panggil gue Nala.

Dean tersenyum lebar, sebelum mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

DEAN

Gue tahu kita udah pernah kenalan secara formal sebelumnya. Tapi untuk kali ini, gue mau kenalan sebagai seorang teman. Gue kurang sreg kalau gue dan lawan main gue punya hubungan sebatas profesional aja. Apa lagi kalau malah nggak akur saat offcam. (beat) Nggak masalah, kan?

NALA

Sure. Gue juga percaya ini bisa membantu untuk membangun chemistry karakter kita nanti. Dan gue juga ... maksudnya, kalau lo nggak keberatan, gue pengin belajar banyak dari lo. Mengingat lo lebih senior dari gue.

DEAN

Tentu. Senang bisa kenalan dan bekerja sama lo, Nala. Semoga di masa depan, kita bisa kerja sama lagi.

JUMP CUT TO:

44. EXT. PUSAT PERBELANJAAN - DAY

4 tahun lalu. Ibukota.

LANTAI DUA --

Nala - 23 tahun - dan Dean - 26 tahun - bersama dengan para pemain lain dari film yang mereka bintangi, berdiri dan membungkuk ke hadapan audiens yang hadir pada acara konferensi pers film mereka.

Satu persatu, para pemain film turun dari panggung, dituntun oleh para pengawal dan kru untuk keluar dari gedung.

Sementara itu, para audiens masih berseru-seru dan beberapa mencoba untuk mengikuti mereka.

TEMPAT PARKIR --

Segera setelah mencapai tempat parkir, para wartawan langsung menyerbu para pemain film, terutama Nala dan Dean.

WARTAWAN 1

Gimana bocoran ending filmnya? Apakah karakter Dean dan Nala akan bersama -

WARTAWAN 2

Nala! Apa kamu setuju untuk main di film ini karena Dean? Di film pertama kalian bersama, kalian berhasil mencetak banyak rekor. Popularitas kalian, terutama Nala yang saat itu masih aktris baru, menjadi semakin melejit -

WARTAWAN 3

Tanala dan Dean, ini adalah kali kesekian kalian satu proyek bersama. Pasti chemistry di antara kalian sudah terbangun kuat dan -

WARTAWAN 4

Apa ada kemungkinan untuk terlibat cinta lokasi -

WARTAWAN 5

Kalian berdua terbilang dekat dan sering jalan bersama di luar proyek. Apa akhirnya kalian resmi berpacaran -

Dean tiba-tiba berhenti. Ia mengalungkan lengan ke pundak Nala dan tersenyum lebar kepada para wartawan, membuat mereka seketika berhenti mengajukan pertanyaan.

DEAN

Pertanyaan kalian nggak bisa kami jawab satu-satu. Intinya, we'll see aja, ya.

Para wartawan kembali mengajukan pertanyaan secara serentak.

DEAN

Jangan lupa nonton film terbaru kami di bioskop, ya! Saya, Tanala, dan para pemain lain harus segera pergi ke tempat selanjutnya. Terima kasih atas perhatian teman-teman semua.

Dean menggiring Nala masuk ke mobil. Sementara para wartawan masih terus mengikuti bahkan setelah mobil yang mereka tumpangi sudah keluar dari tempat parkir.

DEAN

Fiuh. Makin ganas aja, mereka itu.

NALA

Pertanyaan-pertanyaan mereka juga makin aneh. (beat) Elo lagi! Tadi malah ngerangkul gue dan jawab kayak gitu. Makin nambah-nambahin rumor, kan!

DEAN

(tertawa) Gue kan, ngasih jawaban yang ambigu, Nal. Bagus juga buat naikin daya tarik film kita. Iya, kan?

NALA

Bagus sih, bagus. Tapi lain kali gue kelihatan jalan atau makan bareng lo di publik, pasti berita yang aneh-aneh makin menjamur!

DEAN

Tenang ajalah, Nal. Berita-berita kayak gitu nggak usah dipikirin. Lo pernah bilang, kalau lo udah capek untuk terus membetulkan perkataan orang lain, inget kan?

NALA

Tapi tetep aja, banyak fans lo yang bikin gue sakit kepala.

DEAN

(beat) Lo lagi dapet, ya? Biasanya lo nggak terlalu ambil pusing dan menanggapi hal-hal kayak gini dengan lebih kalem.

NALA

Iya! Pinggang gue sakit dan gue kurang tidur, tauk!

DEAN

(tertawa) Oke, oke. Karena gue takut dicakar, habis ini gue minta manajer gue beliin sup jamur kesukaan lo itu, oke?

CUT TO:

45. EXT. LOKASI SYUTING - RUMAH - NIGHT

1 bulan lalu.

Nala, 27 tahun, sedang duduk di kursi lipat yang ada di halaman belakang dengan kedua mata terpejam. Hanya ada beberapa kru yang masih membereskan properti dan set.

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

DEAN

Ngapain tidur di luar?

Dean - 30 tahun - menarik sebuah kursi lipat lalu duduk di sampingnya.

NALA

Ngapain ke sini?

DEAN

Terakhir syuting sampai besok siang, kan?

NALA

Yap. Besok pagi lo nggak ada jadwal emangnya?

DEAN

Ada. Gampang, masih keburu. Kasian lo begadang sendirian di saat pemain dan kru lain pada istirahat.

Dean menyerahkan secangkir cokelat panas untuk Nala.

NALA

Thanks. (beat) Menurut lo, setelah proyek ini selesai ... oke nggak kalau gue ambil cuti? Liburan. Buat satu sampai dua bulan aja.

DEAN

Beneran off dari segala kegiatan permodelan dan akting?

Nala mengangguk.

DEAN

Kalau lo khawatir soal fame dan reaksi publik ... menurut gue nggak akan jadi masalah. Waktu libur lo nggak begitu lama. Dan lo berhak untuk liburan walaupun cuma sebentar. (beat) Soal tawaran film dokumenter itu ... gimana keputusan lo?

NALA

Belum tahu. (beat) Kenapa coba bukan elo, yang dapet tawaran itu? Lo lebih senior dari gue.

DEAN

Tapi elo jauh lebih keren daripada gue. (beat) Terima aja, Nal.

NALA

I don't know. Selama ini, gue udah banyak terima tawaran untuk tampil di reality show ini, variety show itu ... dan sekarang, dokumenter. Modeling dan akting bukan lagi satu-satunya yang gue lakukan di industri ini. Bukannya gue nggak ingin menjadi lebih dekat dan melebur dengan para penggemar gue. Tapi ... rasanya udah terlalu banyak bagian dari diri gue yang gue bagi dengan publik, lo tahu?

DEAN

Hmm. Sampai lama-lama ... lo jadi lupa rasanya jadi diri sendiri. (beat) Gue tahu.

Mereka berdua sama-sama terdiam.

DEAN

Lo tetep masih bisa memilih, iya kan? Kalaupun lo setuju untuk ambil tawaran film dokumenter itu, lo bisa memilih mana aja dari bagian diri lo, dari perjalanan kehidupan lo, yang ingin lo bagi dengan publik.

NALA

Hmm.

DEAN

Ngomong-ngomong soal perjalanan kehidupan lo ... gue baru tahu dari Jen, kalau kalian berdua satu SMA sama para personil band XXXX. (beat) Padahal selama ini, beritanya nggak pernah kedengeran. Dan gue hampir nggak pernah melihat interaksi lo dengan XXXX di acara-acara. Kecuali waktu kita ke konser XXXX beberapa bulan lalu itu.

NALA

Ada, kok. Sebenarnya beritanya sempat tersebar beberapa tahun lalu. Memang cuma sebentar. Riaknya nggak begitu kerasa. beat) Baguslah. Gue pribadi yang minta ke Mbak Pra dan manajemen gue untuk memblock berita-berita itu. (beat) Gue juga mencoba untuk meminimalisir interaksi dengan mereka di depan publik. Selain itu, kita memang udah jarang saling kontakan. (beat) Tapi sejak konser beberapa bulan lalu itu, beritanya sempat naik lagi.

DEAN

Kenapa emangnya?

NALA

Gue nggak mau sampai rumor-rumor aneh dan nggak penting yang nggak berhubungan dengan musik mereka malah kesebar dan menimbulkan efek negatif. Lo tahu sendiri kan, how media can be deceiving?

DEAN

(beat) Maksud lo, rumor bahwa lo berteman dekat dengan mereka saat SMA? Bahwa pernah ada personil keempat dari band XXXX? Bahwa lo dan personil keempat ini ... pernah dekat?

Nala menoleh ke arah Dean dengan kening yang berkerut.

DEAN

Gue benar, kan?

NALA

(beat) Dari mana lo bisa tahu?

DEAN

Gue kenal lo udah lama, Nal. Gue cukup tahu dari gestur dan reaksi lo waktu dia dipanggil naik sebagai bintang tamu di konser band XXXX beberapa bulan lalu itu. Memang samar ... but it's there.

FADE TO:

46. INT. AUDITORIUM KONSER - NIGHT

4 bulan lalu.

Nala - 26 tahun - duduk bersebelahan dengan Dean - 29 tahun - di jajaran kursi VIP paling atas.

Di atas panggung, band XXXX sedang bercakap-cakap dengan para audiens.

FIN

Dan sekarang, saatnya bintang tamu rahasia kami untuk naik ke panggung!

Para penonton berseru kencang.

FIN

Kafiar! Come up to the stage, Bro!

Nala seketika mematung.

NALA (V.O.)

Jadi dari tadi, dia ada di suatu tempat di auditorium ini?

FIN

Mungkin ada segelintir yang udah tahu. Kafi ini dulunya adalah gitaris resmi dari band XXXX. Sekarang ini, selain sibuk mengelola perusahaan keluarga, dia juga masih sering nulisin lagu untuk band kami. Di hari yang spesial ini, kami berhasil narik dia untuk ikut nampilin beberapa lagu. (beat) Tepuk tangan untuk Kafi!

Nala semakin mematung ketika melihat sosok Kafi berjalan naik ke atas panggung, mengambil gitar, dan bermain bersama dengan XXXX.

Tanpa disadari, Dean telah memperhatikannya sedari tadi.

BACK TO:

47. EXT. LOKASI SYUTING - RUMAH - NIGHT

1 bulan lalu.

DEAN

Nal. (beat) Gue nggak tahu apa aja yang udah kalian alami bersama. Mungkin nggak akan sebanding dengan waktu beberapa tahun terakhir yang lo habiskan dengan gue sebagai seorang rekan kerja, seorang teman ...

NALA

Dean -

DEAN

Dari dulu, gue selalu mengagumi elo. Tapi dari dulu juga, rasanya lo nggak pernah bisa betul-betul terbuka dan jadi diri sendiri ketika sama gue. (beat) Tapi tentu aja, hal itu nggak menghentikan gue untuk bisa peduli dan ingin terus menemani elo. (beat) Sebagai lebih dari seorang rekan kerja, lebih dari seorang teman.

Nala terdiam.

DEAN

Kalau lo bertanya-tanya apa gue serius ... gue serius, Nal.

Nala menoleh ke samping, memandangi Dean yang sedang melihat ke depan.

NALA

Dean, waktu bertahun-tahun yang gue habiskan bareng lo ... selama perjalanan ini ... gue sangat bersyukur bisa kenal lo. Lo amat berharga untuk gue. Sebagai seorang rekan kerja, seorang teman baik ...

DEAN

Gue paham, Nal.

Mereka berdua terdiam.

DEAN

But ... you never say never. (beat) Jadi kalau sampai suatu saat nanti, ada sebuah kemungkinan kecil bagi gue untuk ... Pilih gue, Nal.

Nala tidak menanggapi.

DEAN

Nal. Gue penasaran. (beat) Kenapa lo nggak pernah ngejar dia? Kafiar kan, namanya?

NALA

Gue nggak pernah berani. Dan gue nggak impulsif kayak lo. (beat) Ataupun kayak dia.

DEAN

Jadi dia impulsif juga? Tahu tentang cita-cita lo yang kepingin keliling dunia itu? (tertawa) Ternyata gue udah kalah dari dulu, ya?

NALA

Dean. (beat) Lo tahu kan, kalau habis ini gue bakalan canggung dan -

DEAN

(tertawa) Jelas tahu. Tapi gue paham, Nal. Take your time. Gue nggak akan kabur setelah semua ini.

NALA

Elo yang keren banget, tahu nggak?

DEAN

Nal, hati-hati. Jangan bikin gue makin suka sama lo.

Nala memukul lengan Dean, sementara Dean hanya tertawa puas.

DEAN

Tapi, Nal. Menurut gue, justru itu masalahnya. Cepat atau lambat, lo harus berhenti berlari. (beat) Kalau lo merasa sesuatu pantas untuk diperjuangkan, then go for it. Udah saatnya lo membagi diri lo ... untuk diri lo sendiri.

Nala menatap ke depan dengan pandangan menerawang.

NALA (V.O.)

Bahkan sampai sekarang pun, gue masih nggak paham. Ada kalanya gue ingin memutar ulang waktu untuk mengubah jalan ceritanya. Ada kalanya gue ingin tahu, apa jadinya kalau aja gue bisa jadi lebih berani ...

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar