11. 11. Jendela Kesempatan Yang Harus Dikorbankan

36. INT. MOBIL - DAY

PEMBERHENTIAN MEMORI NALA YANG KE-3. 1 tahun lalu. Ibukota.

Nala - 26 tahun - sedang membaca naskah film. Sementara Pra - 39 tahun - sedang mengapit telepon di antara kepala dan bahu sembari membaca berita dari tablet yang ada di pangkuannya.

PRA

Sekali lagi, saya tekankan. Dari pihak kami tidak menerima undangan wawancara dalam bentuk apapun dan dimanapun. Kami juga tidak akan mengadakan konferensi pers ... Konsepnya gini, Pak. Buat apa repot-repot muncul ke publik dan memberi penjelasan di saat rumor itu sama sekali nggak benar? ... Oh, enggak. Nggak perlu ada klarifikasi-klarifikasi. Cara kerja kami nggak seperti itu ... Ya. Sekian, Pak. Saya rasa penjelasan saya sudah cukup jelas. Saya tutup teleponnya ... Ya. Yakin, Pak. Masih banyak hal penting lain yang harus saya kerjakan. Terima kasih.

NALA

Telepon dari situs gosip itu, Mbak?

PRA

Siapa lagi? Mereka nggak berhenti nelponin staff publicist kita selama beberapa hari ini. Akhirnya harus Mbak yang turun tangan langsung. (beat) Kayaknya emang lagi ngetrend, ya? Rumor bullying yang dilakukan oleh artis-artis? Di hampir semua situs infotainment isinya begitu semua.

NALA

Memang gitu kan, Mbak? Tiap kali ada satu artis yang kena skandal dan terbukti benar, artis-artis lain ikut dikait-kaitkan dengan skandal serupa. Digali masa lalunya, dirangkai skenario kejadiannya ...

PRA

Ck. Media-media ini masih aja nggak kreatif.

Tiba-tiba, Nala terkekeh pelan.

PRA

Kenapa kamu?

NALA

Mbak masih inget, nggak? Kalau bukan karena Mbak Pra, aku mungkin terancam nggak bisa lepas dari kontrak iklan yang mengharuskan aku untuk berpose hampir telanjang bulat itu.

PRA

Ah. Yang itu. (beat) Mbak nggak habis pikir. Hal-hal kayak gitu terus terjadi sampai sekarang.

NALA

Kenapa Mbak mau nolongin aku waktu itu?

PRA

(beat) Mungkin karena Mbak suka karaktermu. Mbak lihat banyak potensi dari diri kamu. Dari beberapa kali ketemu kamu, Mbak punya firasat kalau kita satu prinsip tentang banyak hal, terutama tentang industri ini. (beat) Mbak yang harusnya terima kasih. Kamu udah percaya sama Mbak yang waktu itu masih nggak ada apa-apanya.

NALA

Kita tumbuh sama-sama kan, Mbak? Aku juga senang karena Mbak yang menemani aku di perjalanan ini. Dan sebaliknya.

JUMP CUT TO:

37. INT. LOKASI PEMOTRETAN - DAY

11 tahun lalu. Ibukota.

Nala - 16 tahun - berpose di depan kamera. Setelah berpose untuk beberapa setel pakaian, Nala kembali ke ruang ganti untuk berbenah dan bersiap pulang. Tapi seorang kru mendatanginya dan memberinya sebuah kotak.

KRU PEMOTRETAN 1

Pake ini. Nanti rambutnya digerai aja. Touch up bedak sedikit. Ditunggu lima menit lagi di set.

Setelah kru itu pergi, Nala membuka kotak tersebut. Isinya adalah dua buah pakaian dalam wanita - hanya celana dalam, tanpa bra.

Nala keluar ruang ganti, menghampiri manajernya yang sedang bersantai di bagian belakang set.

NALA

Mbak, ini maksudnya aku harus foto pake ini? Setengah telanjang? Bahkan tiga perempat telanjang? Aku nggak mau!

MANAJER

Itu kan, bagian dari kontrak, Nal.

NALA

Kontrak yang mana? Aku nggak pernah baca kontraknya nyinggung tentang ini. Mbak juga nggak ngasih tahu!

MANAJER

Oh, itu ada di lembar tambahan. Mbak belum kasih emangnya?

NALA

Kok Mbak bisa-bisanya ... aku nggak mau! Aku mau pulang!

MANAJER

Nggak bisa gitu, dong. Kamu udah tanda tangan kontrak. Kalau kamu nolak, kamu harus bayar denda. Kamu juga harus nanggung risiko diblacklist sama brand ini di masa depan. Inget, kamu masih pemula. Jangan suka manja pilih-pilih kerjaan -

NALA

Oke, Mbak. Kalo gitu, silakan Mbak urus pembayaran dendanya. Silakan juga cari pengganti lain yang lebih senior dan nggak manja. Besok aku yang bilang sendiri ke atasan manajemen tentang pengunduran diri. Kalau honor aku selama ini masih belum cukup untuk nutupin dendanya ... Mbak tinggal kasih tahu aku kurangnya berapa.

Nala membalikkan tubuh, namun kembali untuk menatap manajernya itu.

NALA

Oh, dan tolong, Mbak. Kalau ada kontrak semacam ini lagi, jangan pernah lakukan kecuali atas persetujuan semua pihak. (beat) Jangan lakukan tanpa consent lagi.

Nala menaruh kotak berisi celana dalam wanita itu ke lantai, lalu meraih tasnya dan berjalan keluar dari lokasi.

CUT TO:

38. EXT. KANTOR MANAJEMEN ARTIS - DAY

Nala duduk di anak tangga terakhir yang ada di depan pintu masuk gedung. Kepalanya ditundukkan ke lutut.

PRA

Tanala? Ngapain duduk di situ?

Nala mengangkat kepalanya. Pra - 29 tahun - salah satu model senior di manajemen yang sama dengan Nala.

NALA

Eh, halo, Mbak Pra. Mbak sendiri habis dari dalam? Ada urusan kerjaan?

PRA

(berbisik) Mbak habis tanda tangan surat keluar.

NALA

Loh, Mbak keluar? Kenapa, Mbak?

PRA

Kamu juga, kan? (beat) Mbak udah dengar.

NALA

Ah, jadi beritanya udah kesebar, ya? (beat) Menurut Mbak, keputusan dan tindakan yang aku ambil udah benar belum?

PRA

Menurut Mbak, kamu udah mengambil keputusan yang tepat. Mbak pernah beberapa kali kerja sama bareng Lilia Prasisti. Ibu kamu pasti bangga. Nggak banyak pemula kayak kamu ini yang berani untuk stand up and say no.

NALA

Yah ... semoga, Mbak. Sekarang karirku yang baru berumur sebentar ini kelihatannya terancam akan segera berakhir.

Pra duduk di samping Nala.

PRA

Mbak punya beberapa saran. Dan penawaran gila. (beat) Tapi kalau kamu tertarik ... Mbak punya kenalan di salah satu manajemen yang lebih besar, yang lebih menghargai artis-artisnya. Selain itu, selama ini Mbak juga merasa jauh lebih cocok ada di belakang layar dan mengorganisir ...

BACK TO:

39. INT. MOBIL - DAY

PEMBERHENTIAN MEMORI NALA YANG KE-3. 1 tahun lalu. Ibukota.

PRA

Kamu jadi ketemuan sama Dean sore ini? Ngomongin proyek mini serial itu?

NALA

Jadi. Tenang, Mbak. Sebelum jam 7, aku udah balik ke set.

PRA

Benar, ya? Kamu kalau udah ketemu sama Dean bisa sampai nggak tahu waktu.

NALA

(tertawa) Janji, Mbak! (beat) Tapi, Mbak. Menurut Mbak, oke nggak kalau aku ambil proyek ini? Maksudnya, baru juga setahun lalu aku satu proyek sama Dean ...

PRA

Nggak pa-pa, dong. Mbak udah baca detail proyeknya dan oke. Kenapa emangnya kamu nanya gitu - Ah. Rumor kamu pacaran sama Dean itu?

NALA

Iya, Mbak. Takutnya aku terlalu sering satu proyek sama Dean dan malah jadi -

PRA

Selama kamu sreg sama proyeknya, mau lawan mainnya sama siapapun itu, ambil aja. (beat) Kalau kamu mau pacaran sama Dean juga nggak pa-pa, Nal. Mbak setuju. Anaknya baik. Kalian udah kenal lama juga, kan? Asal jangan repot aja kalau sampai putus nanti.

NALA

Mbak! Aku dan Dean itu teman baik. Dia juga banyak ngajarin aku tentang seluk-beluk industri ini. (beat) Aku juga belum kepikiran buat pacaran dekat-dekat ini.

PRA

(tertawa) Iya, iya. Pokoknya sama siapapun kamu pacaran - atau nikah - nanti, Mbak bakal dukung. Sekarang, kamu fokus sama karirmu dulu. Selama syuting film yang ini, nggak ada masalah, kan?

CUT TO:

40. INT. SEKOLAH - LAPANGAN OLAHRAGA - DAY

9 tahun lalu. Kota kelahiran.

Nala dan Jen - 18 tahun - sedang duduk di undakan yang ada di pinggir lapangan sembari memakan eskrim.

Di jam pulang sekolah itu, ada beberapa murid yang bermain basket, ada yang hanya berjalan melewati lapangan menuju ke gerbang sekolah.

JEN

Bulan depan kita ujian akhir. Nggak kerasa, ya? Perasaan baru kemarin kita ikutan MOS.

NALA

Gue bakalan kangen sama sekolah ini. (beat) Dan kota ini.

JEN

Nggak kangen gue?

NALA

(tertawa) Iya. Lo juga, Jen.

JEN

Kontrak trial lo sama manajemen itu bentar lagi habis kan, ya? Tapi lo jadi perpanjang kontrak permanen? Dan ambil proyek film bareng Dean itu?

NALA

Iya dan iya. Sayang kalau gue nggak ambil. Belum tentu kesempatan yang sama bakal datang dua kali, kan? Mbak Pra bilang, itu bagus untuk memboost karir gue.

JEN

Tanggapan Om Tama gimana?

NALA

Ayah setuju dengan apapun keputusan gue. (beat) Dia cuma khawatir dengan kepindahan gue ke ibukota. Kenalan gue di sana cuma Mbak Pra.

JEN

Tapi, pindah ke ibukota bagus biar lo nggak perlu repot harus bolak-balik terus. Gimanapun, aktivitas lo ke depannya akan banyak terpusat di sana.

NALA

Sejujurnya gue masih agak takut. Tapi nggak akan berkembang kalau gue nggak berani ambil langkah besar, kan? (beat) Ya, meskipun ada beberapa hal yang harus gue korbankan.

JEN

Ah. Kuliah. Lo jadi ambil gap year, ya?

NALA

Iya. Rencana karir gue setahun ke depan yang ditunjukkin Mbak Pra lumayan padat. Gue takut malah keteteran.

JEN

Tunggu gue, Nal. Doain gue berhasil masuk ke kampus yang ada di ibukota itu. Supaya gue bisa nemenin lo dan lo bisa gue recokin. Ya, meskipun lo akan sibuk dengan syuting dan lain-lain, sementara gue sibuk dengan kuliah dan perintilannya.

Nala menghela napas dalam, kemudian mengangkat kepala memandang gedung SMAnya.

NALA

Good luck to us.

CUT TO:

41. INT. BANDARA - RUANG TUNGGU - DAY

9 tahun lalu. Kota kelahiran.

Nala memeluk Tama erat-erat.

TAMA

Maaf Ayah cuma bisa nganter sampai sini. Akhir pekan ini Ayah samperin kamu sambil bawa stok makanan.

NALA

Sebisanya Ayah aja. Kalau lagi banyak kerjaan dan capek, nggak usah dipaksain, Yah.

Nala melepaskan pelukannya.

TAMA

Baik-baik, ya, Nak. (beat) Sana, manajer kamu udah nungguin.

NALA

Awas Ayah nanti kangen aku! Jangan lupa makan yang teratur!

Nala membalikkan tubuh. Beberapa meter di depannya, Pra sedang melambai-lambaikan tangannya.

Nala menghela napas dalam, sebelum menyeret kopernya dan menghampiri Pra.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar