4. 4. Cuti dan Pertemuan Tidak Terduga

7. INT. KERETA - NIGHT

Hari ini.

JEN

Gimana tadi? Portal memori bawa lo ke memori yang mana?

Nala duduk di kursi sambil memijat pelipisnya.

JEN

Mau makan?

Masih tidak ada tanggapan.

JEN

Masih ada waktu 15 menit lagi sebelum pemberhentian memori yang ke-2. Emang udah malam banget sih, tapi sebelum naik tadi gue belum sempat makan malam. (beat) Jadi? Mau makan, nggak?

NALA

Boleh, deh. Gue pesen apapun yang lo pesen. (beat) Kalau tahu gini caranya, gue bakal butuh asupan energi untuk dua jam ke depan.

JEN

Bentar, gue pesenin ke dapur kereta. Lo bisa ... cuci muka atau diem dan tarik napas dulu.

Jen berdiri dan pergi ke gerbong dapur. Sementara, Nala tetap duduk di kursinya dengan kedua mata yang masih terpejam.

Tidak lama kemudian, Jen kembali dengan membawa makanan mereka.

JEN

Jadi, ada apa dengan pemberhentian memori tadi? Sampai lo butuh asupan energi segini banyak.

NALA

Can we talk about something else?

JEN

(beat) Gimana tawaran pembuatan film dokumenter itu? Akhirnya jadi lo terima atau enggak?

NALA

Nggak ada hal lain lagi yang bisa kita omongin?

JEN

Gue kehabisan ide. Dan gue belum denger apa-apa lagi dari lo tentang kelanjutan proyek itu. So?

NALA

Masih belum tahu. Tawaran itu termasuk ke dalam proyek yang masih gue tahan dulu. Lagian, gila apa, ya? Gue, yang baru 27 tahun ini mau dibikinin film dokumenter? Lo bisa bayangin gimana jadinya nanti? Kemungkinan respon publik sejauh ini masih ada di 50-50.

JEN

Tapi, kapan lagi, kan? Kesempatan kayak gini susah untuk datang lagi. Kalau lo terima, lo bakal jadi aktris termuda di negeri ini yang punya dokumenter.

NALA

Kalaupun iya, gue nggak tahu apa aja yang bakal dimasukkin ke dokumenter itu. Gue bahkan nggak yakin kalau gue udah selayak itu. (beat) Masih ada aktor dan aktris lain yang jauh lebih senior, jauh lebih keren, dan punya lebih banyak pengalaman daripada gue. Gue merasa nggak punya respek kalau sampai ambil proyek ini.

JEN

(beat) Iya, memang banyak aktor dan aktris lain yang rekam jejaknya lebih daripada elo. Tapi, ini namanya kompetisi sehat, bukan? Tentu aja sutradara dan tim produksi udah mikir matang-matang untuk nawarin lo proyek ini. Bukan tanpa alasan, Nal, lo jadi orang yang terpilih. Lo masih muda, oke. Tapi rekam jejak karir lo selama 13 tahun terakhir aktif berkecimpung di industri ini juga nggak main-main, kan? Bukan tanpa alasan lo memenangi 3 penghargaan actress of the year selama 5 tahun terakhir. Bukan tanpa alasan film dan serial yang lo bintangi selalu mendapat rating dan review tinggi. Bukan tanpa alasan banyak merek ngejar-ngejar lo buat dijadiin ambassador. Bukan tanpa alasan masyarakat negeri ini jatuh hati sama lo dan karya-karya lo.

NALA

(beat) Sial. Gue kebanyakan mikir lagi. Am I that pathetic, Jen?

JEN

Enggak. Lo nggak menyedihkan. Udah hal yang wajar untuk terus bersikap hati-hati, terutama di industri ini. (beat) Tapi kalau boleh jujur, tanpa rasa subjektif, gue merasa lo memang pantas untuk mendapatkan tawaran itu.

NALA

(beat) Lama-lama, lo kedengeran kayak Mbak Pra.

JEN

Ah, gue jadi kangen manajer lo itu. Seru kali, ya, jadi anaknya?

NALA

Gue sebagai "anak"nya mengakui kalau emang seru. Tapi hati-hati aja sakit kepala sama strictnya Mbak Pra kalau jadwal lagi padat.

JEN

Oh iya, gimana tanggapan Mbak Pra tentang keputusan lo untuk cuti sementara dari industri hiburan?

NALA

"Cuti" kedengerannya terlalu ekstrem. Tapi, ya, Mbak Pra oke sama keputusan gue untuk ambil "libur". Manajemen gue yang ribet. Dan staff yang kerja bareng gue. Tapi gue pastiin mereka bisa tetep dapet pemasukan selama dua bulan gue libur.

JEN

Jelas lah, pasti agen dan manajemen lo lagi ketar-ketir sekarang. Sibuk nunda jadwal, kompromi sama banyak pihak, ngontrol media ... Nyusahin juga ya, lo? Mentang-mentang aktris kesayangan sejuta umat.

NALA

(tertawa) Gue yakin mereka bisa beresin semuanya. Selain itu, don't you think I deserve a holiday? A real one? Setelah bertahun-tahun ini.

JEN

Yeah. Makanya Mbak Pra langsung setuju waktu gue ngobrol tentang ngajakin lo liburan ini.

NALA

Oh, jadi Mbak Pra udah tahu kalau maksud "liburan" yang lo tawarkan adalah dengan ngajakin gue naik kereta ingatan?

JEN

Kalau enggak, mana mungkin lo bisa kelayapan di sini cuma bareng gue, tanpa satupun staff atau pengawal? Mbak Pra juga udah hubungi pihak manajemen kereta ingatan. Buat jaga-jaga.

NALA

Jadi, gue hanya perlu memastikan nggak ada satupun penumpang yang mengenali gue. Atau menyebarkan rumor dan foto-foto gue di media.

JEN

Jelas poin pertama agak susah. Siapa yang nggak kenal lo? Tapi beruntung penumpang hari ini lagi nggak begitu banyak. Untuk poin kedua, gue rasa masih bisa dikontrol. Orang-orang yang naik kereta ingatan akan sibuk dengan memori masing-masing untuk terlalu merhatiin sekitar. Karena seperti yang lo alami sendiri tadi, perjalanan ini menguras banyak energi dan pikiran, no?

NALA

Yang itu, gue setuju.

JEN

Oh iya, lo udah kasih tahu Dean tentang rencana liburan ini? Kemarin gue lihat di situs berita, bukannya dia lagi sibuk nyiapin proyek film baru bareng rumah industri negeri tetangga? Tapi sempet-sempetnya ngirimin gue chat dan telepon banyak banget dari beberapa hari lalu. Gue bingung harus respon gimana.

NALA

Biarin aja dulu.

JEN

Ada yang belum lo ceritain ke gue, ya? (beat) Nal?

KRU KERETA 1

Portal memori yang ke-2 akan segera dibuka. Harap kepada seluruh penumpang untuk bersiap di gerbong masing-masing.

NALA

Nanti. Sekarang, yuk, pindah gerbong.

JEN

Portal memori lo yang ke-2 ada di gerbong B-2, kan? Gue ada di C-1. Yuk, bareng sekalian lewat.

Nala dan Jen berjalan menyusuri gerbong demi gerbong. Ketika sampai di lorong penghubung B-2, Jen mendadak berhenti.

NALA

Jen? Kenapa berhenti?

Jen tidak menjawab. Pandangannya terpaku ke depan.

NALA

Jen?

JEN

Jangan kaget dulu, oke? Ada ...

Beberapa meter di depan, 2 orang laki-laki sedang menatap mereka.

Fin, 27 tahun, vokalis dan gitaris band XXXX. Dan Kafi, 27 tahun.

Di antara keempatnya, tidak satupun yang angkat bicara.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar