12. 12. Dia yang Belum Berubah

42. INT. KERETA - NIGHT

Hari ini.

Kafi berjalan menuju ke gerbong B-2. Ketika sampai, langkahnya mendadak terhenti.

Di barisan kursi paling belakang di sebelah kanan, sosok Nala sedang tertidur dengan kepala yang bersandar ke dekat jendela.

Kafi menghampiri Nala. Setelah ragu sejenak, akhirnya ia duduk di samping Nala.

Kafi hanya mengamati Nala dalam diam. Ketika anak rambut Nala jatuh ke pipi, Kafi menyingkirkannya dengan perlahan.

Hal tersebut membangunkan Nala. Mereka berdua bertatapan.

KAFI

Ehm, gue nggak bermaksud ...

Nala tidak bersuara.

KAFI

Dan, ehm, tadi gue lihat cuma ada dua orang lain di gerbong ini. (beat) Takutnya nggak nyaman. Maksud gue, lo bisa lepas maskernya -

Nala tiba-tiba tertawa kecil, sebelum memukul lengan Kafi pelan.

NALA

Lo belum berubah, ya?

Kafi mengusap lengannya, sembari masih memasang ekspresi terkejut dengan perlakuan Nala barusan.

KAFI

Ah. (beat) Kemampuan lo nonjok orang juga semakin berkembang, ya? Dari apa yang gue lihat di film laga lo tahun lalu itu.

NALA

Lo nonton?

KAFI

Of course.

NALA

(beat) Thanks.

KAFI

Walaupun kita udah lama nggak ketemu dan ngobrol, bukan berarti gue - inget kan, gue pernah janji untuk ...

NALA

Inget. (beat) Lo pernah janji.

KAFI

(beat) Lo sendirian? Tanpa manajer atau kru?

NALA

Iya. Gue cuma sama Jen. Ceritanya panjang. Intinya, gue kena tipu.

KAFI

Sama.

NALA

Fin?

KAFI

Siapa lagi? Kerjaannya Fin, Zakiy, dan Ari. Ceritanya panjang.

NALA

Mereka juga belum berubah. (beat) Jadi, gimana tinggal di ibukota? Lo udah tiga tahun pindah kan, ya?

KAFI

Lo tahu?

NALA

Itu ... Mbak Karin pernah bilang.

KAFI

Oh. (beat) Gue nggak tahu lo masih sering kontakan sama Mbak Karin.

NALA

Yeah. (beat) Gue pernah beberapa kali ke kafenya Mbak Karin. Sofia dan Zidan udah pada gede aja, ya?

KAFI

Iya. Sofia udah kelas lima. Zidan udah kelas dua SD. Minggu lalu mereka baru aja dateng ke rumah gue.

NALA

Ah, benar juga. Mbak Karin pernah bilang, lo tinggal di gedung apartemen yang nggak jauh dari cabang kantor tempat lo kerja itu, ya? (beat) Maksud gue ... ehm, sori.

Tiba-tiba canggung, Nala menolehkan kepala ke arah jendela.

Kafi mengamati Nala, sebelum kembali menyandarkan kepala ke sandaran kursi dan memejamkan mata.

KRU KERETA 1 (V.O.)

Perhatian, portal memori ke-4 akan segera dibuka. Kepada seluruh penumpang, harap segera bersiap di depan portal memori masing-masing.

Kafi berdeham, sebelum berdiri. Ia mempersilakan Nala untuk berjalan terlebih dulu.

Ketika tinggal beberapa langkah lagi dari portal, Kafi mendadak berhenti.

KAFI

Nal.

Nala berbalik, menatap Kafi dengan bingung.

KAFI

Apa gue boleh ...

Kafi ragu sejenak, sebelum melangkah maju dan perlahan merengkuh Nala.

Selama beberapa saat, Nala hanya mematung. Hingga kemudian, kedua lengannya terangkat dan balas memeluk Kafi.

KAFI (V.O.)

Di saat-saat seperti ini, Nal. Bahkan perbuatan sekecil apapun terasa besar.

KAFI

Can we talk? Habis ini. Sebentar aja.

Kafi mengurai pelukannya.

KAFI

Itupun kalau emang lo mau. Kalau enggak ... nggak apa-apa. It's okay.

NALA

Kafiar, gue -

Kafi menyelipkan beberapa helai rambut Nala ke balik telinga.

KAFI

Rambut lo masih licin dan sering jatuh-jatuh, ya? (beat) Gue akan cari lo habis ini.

Nala masih diam di tempatnya, memperhatikan punggung Kafi yang semakin menjauh dan menghilang ke dalam portal memori.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar