E = mc2
14. MEREKA YANG HILANG
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

BAB 14. MEREKA YANG HILANG

FADE IN:

65. INT. RESTO NANANG — SORE

Cast: NANANG, ASRI, DARYA, BIMO, RAO, EXTRAS

(CU:) Jam dinding menunjukkan pukul 15:15.

Resto NANANG agak sepi. (FULL SHOT:) Di belakang dapur terdapat taman kecil terbuka. Pada terasnya tampak meja dan kursi, duduk di sana. (GROUP SHOT:) NANANG, ASRI, DARYA, BIMO, dan EXTRAS (PELAYAN, ASISTEN). Mereka istirahat minum kopi. Di atas meja (CU:) berbagai bungkus kopi produksi Indonesia.

(AUDIO:) Lagu Minum Kopi Bersama – Koes Plus.

NANANG
Ini kopi Mandailing, wangi ya? Rao yang bawa.
Eh, Darya, kemarin-marin kamu panik tanya Rao di mana? Udah bisa hubungi dia? Seminggu ini aku gak liat dia.

DARYA (mengendikkan bahu).

DARYA
Aku masih gak bisa hubungi dia, Nang. Mungkin kulakan pisau ke luar pulau. Mungkin di tempatnya susah sinyal.
BIMO
Wah, gawat nih. Produsen kopi sudah dua kali kontak aku, nanyain kapan tayang konten iklannya.
Gak mungkin kan aku sendirian nongol dan ngocol.
Gak ada Rao, gue gak rame.
ASRI
Rao gak ninggalin pesan, Darya?
DARYA
Ninggalin duit doang, gak ada pesan apa-apa. Mudah-mudahan Rao baik-baik aja.
NANANG
WOW, Rao Blades Bank diakuisisi Bank Darya. Kapan nih resminya? Dah lama aku gak pergi kondangan. Aku nanti dateng jadi tamu aja ah, gak mau ngurusin cateringnya. 


DARYA melengos, lalu menjulurkan lidah ke NANANG. Mereka terus ngobrol segala hal (AUDIBLE:).

(AUDIO:) Lagu Kasihku Yang Hilang - Koes Plus.

Tiba-tiba muncul RAO. (MOVING SHOT:) RAO menuju kursi di sebelah DARYA. Kedua tangan RAO menguncup di dada.

RAO
Permisi, selamat sore, Kakak-kakak.


(OVER SHOULDER SHOT:) NANANG melihat RAO

NANANG
Panjang umur kau Rao. Baru aja diomongin, ngilang ke mana, langsung muncul kau.


RAO duduk di sebelah DARYA. (POV) RAO: memandang DARYA dengan mesra.

RAO
Kau gak rindu sama aku?

NANANG bersiul menggoda. ASRI menutup muka. DARYA mencibir, lalu buang muka.

(POV) RAO: wajah ASRI, kemudian NANANG.

RAO
Asri, hari ini aku mau lunasi utang sewa ruko. Nanang juga, aku bayar semua utang makanku.
BIMO
Seminggu ngilang, balik-balik berubah jadi sultan kau, Rao. Vlog kita ditungguin produsen kopi, loh. Malam ini kita shooting.
RAO
Belum sultanlah, Bim.
Tapi, utang sama temen harus disegerakan bayarnya. Mumpung aku lagi ada duit, ya harus kulunasi semua. Jangan karena utang, berteman berubah jadi berantem. Sama kan hurufnya. Beda lokasi aja.

(POV) RAO: satu persatu wajah semua penghuni ruko yang ikut duduk ngopi sore itu.

DARYA
Duit dari mana, Rao? Kamu gak pinjam di tempat lain buat lunasi utangmu ke kami, kan?


(TWO SHOT:) RAO serius memandang DARYA.

RAO
Kutengok, gak romantis kali kau ini, Darya. Gak percaya kau, aku juga bisa kerja dan sukses.
NANANG
Kami percaya, Rao. Mulai endorsan medsos, jualan blades, saham, sukuk, obligasi…

Langsung RAO menempelkan telunjuk ke bibirnya.

RAO
Sstt… gak usah dibahaslah, Nang. Eh, gimana, enak kan, kopi Mandailingnya? Nanti malam kita bikin konten, ya Bim.
BIMO
Siap, Komandan.

Mereka menghabiskan sisa kopi, sambil terus ngobrol, lalu satu persatu berdiri dan meninggalkan teras.


CUT TO:

66. INT. RAO BLADES BANK — SORE

Cast: ASRI, DARYA, RAO.

(AUDIO:) Buat Apa Susah - Koes Plus.

Pintu terbuka, DARYA masuk. (FOLLOW SHOT:) RAO masuk mengikuti DARYA.

DARYA
Kemarin seminggu pergi, Rao, kamu lupa gak matiin kamera. Jangan sembarangan gitulah.
Besok-besok, kalau kamu keluar rumah, cek dulu, jendela dan pintu harus sudah dikunci. Kompor, lampu, kamera, udah dimatiin, belum?.
Jangan ‘mak cul’ pergi tanpa periksa semuanya.
Coba kalo kemarin yang lupa kamu matiin itu kompor, bisa habis kebakar seluruh komplek ruko ini.
Kamu gak kasihan sama aku, Asri dan teman-temanmu semua di sini?

RAO tersenyum.

RAO (VO:)
Ah, Darya. Kalau gak ngomel, bukan Darya namanya. Tapi omelan ini kayak mantra, bikin aku makin cinta.


Wajah DARYA jengkel melihat RAO.

DARYA
Aku ngomel gini demi kebaikanmu, Rao.
RAO
Iya, sayang, aku paham.

Kemudian RAO memeluk DARYA dari belakang. DARYA membalikkan badan dan memeluk RAO lebih erat lagi.

(OVER SHOULDER SHOT:) RAO memandang DARYA.

DARYA mulai terisak, suaranya merendah, tidak ngomel lagi.

DARYA
Lain kali kalau kamu mau pergi lama, kasih tau aku, Rao. Kasih kabar.
Kalau kamu kelewat sibuk, gak sempet kasih kabar, cari sinyal, supaya aku bisa hubungi kamu.
Kamu gak tahu gimana paniknya aku. Sampe mau mati aku rasanya!
Kutanyai Pak Atmo, Mang Tarna, Bimo, semua, gak ada yang tahu kamu di mana.
Mau lapor polisi, aku gak tau nama lengkapmu dan data dirimu. Pacar apaan aku ini? Bisa abis aku diketawain polisinya.

 

Mata dan pipi DARYA basah. RAO mengelus pipi DARYA, menghapus air mata DARYA dengan punggung tangannya. Lalu mencium kening DARYA. Kemudian memeluknya erat

RAO
Jangan nangislah, sayang. Aku kan udah disini. Aku gak ke mana-mana lagi tanpa pamit. Aku janji.
Eh, sebentar…


RAO merenggangkan pelukannya, lalu mengeluarkan kotak kecil berlapis kain beludru dari kantongnya. DARYA menghapus air mata, tampak kaget melihat kotak itu.

RAO kemudian berlutut di depan DARYA, membuka kotak itu, dan menyodorkannya.

NOTE: Isi kotak jangan di-shot dulu.

Wajah tangis dan resah DARYA seketika berubah cerah. Kedua tangan menutup bibirnya.

RAO
Daryana Prameswari, cintaku, sudikah kau menjadi istriku?


Raut muka DARYA bingung dan tak paham menatap isi kotak.

RAO kembali berdiri, meraih tangan DARYA dan meletakkan kotak pada telapak tangan DARYA

(POV) DARYA: kunci dalam kotak.

DARYA  
Tapi, Rao, ini bukan cincin?
RAO
Nikah butuh biaya, Darya. Bukan cincin. Ini kunci safe depositku di Bank. Semua surat berharga, dokumen, ada disana. Sekarang kau manajer hidupku. Kuserahkan semua milikku, kau yang atur.


Wajah DARYA makin bertambah cerah.

RAO
Tapi awas kalau kau kabur. Kukejar kau sampai kubur.


DARYA tertawa, lalu memeluk RAO.

RAO
Sekarang aku mau mandi dulu. Jangan ngintip ya.


DARYA mencubit pinggang RAO dengan mesra.

(AUDIO:) Lagu Tua Muda – Koes Plus.

Sambil menunggu RAO mandi, DARYA memutar ulang dan mengecek rekaman di camera. DARYA terkejut, melotot dan makin memperhatikan kotak viewer di camera.

DARYA (VO:)
Jadi ini penyebab Rao hilang seminggu kemarin. Orang ini menculik Rao.
Kalau dilihat dari caranya, mirip cara Asri waktu menghipnotis Rao. 

CUT TO:

67. INT. UNIT HUNIAN ASRI — MALAM

Cast: DARYA, RAO, ASRI

(SFX:) Sayup terdengar suara klakson mobil, berbaur dengan deru bus ngegas, berisik knalpot motor, dan decit rem MRT bergesekan dengan relnya.

(CU:) Angka di jam dinding 19:40 WIB.

ASRI sedang duduk di kursi makan, mengelap mulutnya dengan kertas tisu. Di atas meja makan tampak sebuah piring kosong kotor. ASRI berdiri dan membawa piring ke sink dapur.

(SFX:) suara bel unit hunian ASRI.

 ASRI menoleh ke arah pintu, lalu berjalan menuju pintu unitnya, mengintip door viewer, lalu membuka latch dan kunci, dan membuka pintu.

(POV) ASRI: DARYA dan RAO

DARYA dan RAO (bersamaan)
Selamat malam, Asri.
ASRI
Malam… wah, makin mesra aja kalian berdua. Masuk, masuk.


DARYA dan RAO masuk, melepas sepatunya, berjalan ke sofa di ruang duduk.

(POV) DARYA: sekilas unit hunian ASRI. Pada bagian depan terdapat satu ruang serba guna, yang meliputi dapur, ruang makan dengan satu meja dikelilingi enam kursi. Ruang duduk dengan satu set sofa dan meja kopi. Di bagian belakang tersekat dua kamar: kamar tidur, sekaligus merangkap ruang kerjanya dan kamar mandi.

DARYA menunjukkan viewer camera RAO pada ASRI.

DARYA
Maaf, Asri, kamu kenal orang ini?
RAO
Kepadaku dia mengaku James.


ASRI meneliti viewer camera dan melotot.

ASRI
Ini komandanku, Juzu namanya.
RAO
Hampir setiap bulan dia membeli bladesku, Asri. Selama ini aku tidak pernah curiga. Tapi rekaman ini membuktikan, dia menghipnotisku, lalu menculik aku seminggu kemarin ini. Aku tidak ingat apa-apa.


Wajah ASRI berubah pucat.

DARYA
Apa yang kalian lakukan pada Rao, Asri?
ASRI
Aku tidak tahu menahu masalah Juzu menculik Rao.
DARYA
Sebetulnya Rao sering menghilang beberapa hari, tapi dia sempat meninggalkan pesan di hapeku, atau aku bisa menghubunginya.
Baru seminggu kemarin ini dia benar-benar lenyap, tidak bisa dilacak keberadaannya.


ASRI
Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Kolegaku mengirimkan video pembunuhan masal yang mengerikan.
Tak tampak pelakunya, hanya tangan-tangan mereka.
Tapi, Darya, Rao, aku melihat tato di tangan Rao ini, tertoreh di tangan salah satu pelakunya.


ASRI menunjuk tato di tangan RAO.

ASRI
Kalian ingin liat videonya?

RAO dan DARYA saling berpandangan.

FADE OUT:

FADE IN:

 

68. INT. HQ XAQA, ANTARTIKA — SIANG

Cast: ASRI, JUZU, PASUKAN XAQA

(AUDIO:) Lagu Damai di Bumi – Koes Plus.

(FULL SHOT:) JUZU dan 9 Pasukan Xaqa duduk mengelilingi meja.

Di atas meja terdapat foto-foto, parang, kampak, belati dan pisau.

JUZU
Kalian tahu di mana keberadaan Tosa?


Senyap, tak satu pun menjawab. Seluruh Pasukan duduk dalam posisi tegap dengan kepala lurus, tidak menunduk. Kedua tangan mereka menangkup di atas meja.

JUZU
Ada yang mengirimkan video pembunuhan Entitas Xaqa di Bumi. Tanpa nama! Dasar pengecut! Sudah tanpa nama, si pengecut ini mengirimkannya lewat jalur manusia.
Kita punya jaringan dan perangkat yang lebih canggih daripada teknologi mutakhir manusia. Si pengecut ini takut kita mudah melacaknya, makanya dia pakai jasa pengiriman yang dipakai manusia Bumi. 

(FOLLOW SHOT:) JUZU berdiri, lalu berjalan mengelilingi Pasukan Xaqa.

JUZU
Siapa dari kalian yang membunuh Tosa?

Senyap. Pasukan Xaqa tetap duduk tegap tanpa suara.

JUZU
Si Pengecut ini juga mengirimkan peralatan manusia yang digunakan untuk mencincang Tosa.


JUZU berjalan mepet ke meja dan mengambil sebilah belati, lalu mendekati ASRI.

JUZU
Kamu kenal pemiliknya?

(CU:) cap pada handle belati: Rao Blades Bank. ASRI terkejut, tapi berusaha tenang dan tetap siaga.

ASRI
Kenal, Komandan. Dia tetangga saya.
JUZU
Sekarang, kamu selidiki dia. Bagaimana belati ini bisa sampai membunuh Tosa! Kuberi waktu hingga akhir minggu ini.
ASRI
Siap, Komandan.


(FOLLOW SHOT:) JUZU berjalan kembali ke kursinya, duduk, lalu meletakkan belati di atas meja. JUZU menatap Pasukan Xaqa (CU:) satu persatu.

JUZU menurunkan emosi suaranya.

JUZU
Bukankah kita semua sudah bersepakat untuk tidak bersepakat.
Kalian yang kekeuh dengan cara kalian sendiri, sudah mendapat restu senator dan petinggi Xaqa lainnya.
Berarti, demi Xaqa, apapun cara atau teknik penyerapan energi yang kalian usahakan, selama hasilnya memenuhi kebutuhan Xaqa, diperbolehkan.
Buat apa dan kenapa kalian sampai harus membunuh Tosa? Apa salah Tosa?
Jangan seperti pengecutlah kalian!
Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab!
Meeting siang ini cukup. Kalian kembali ke pos masing-masing.
Aku akan pantau semua aktivitas dan gerak gerik kalian.


Satu persatu Pasukan Xaqa lenyap dengan teleporter. Tapi JUZU menahan ASRI.

JUZU
Kapan terakhir kamu bertemu Tosa?
ASRI
Aku lupa, tapi semua pertemuan kami ada catatannya. Nanti kuperiksa file nya dan kulaporkan segera.

JUZU mengangguk.

CUT TO:

69. INT. KAMAR ASRI — MALAM

Cast: ASRI

ASRI mencari file dalam perangkatnya, catatan terakhir dia bertemu Tosa.

ASRI (VO:)
Apa yang terjadi padamu, Tosa?
Apakah benar JUZU yang membunuhmu? Seperti kau bilang, JUZU pandai bersandiwara.
Aku bingung.
JUZU selalu baik padaku. Dia selalu menemaniku, menyempatkan waktu, kapan pun aku membutuhkannya.
Kalau benar dia womanizer, bagaimana mungkin dia melakukannya?   


ASRI melihat paket kiriman TOSA yang tegeletak di dekat perangkatnya. Lalu menyimpannya ke dalam lemari, dan menguncinya.


ASRI (VO:)
Harus aku cari cara bagaimana mengirimkannya ke Moya, seperti keinginan Tosa.
Sekarang aku harus jaga diri, jangan percaya siapa pun.


(AUDIO:) Lagu Pasti – Koes Plus.

FADE OUT:







 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar