E = mc2
10. DUIT ITU DO IT

BAB 10. DUIT ITU DO IT

FADE IN:

44. INT. RESTO NANANG — SIANG

Cast: NANANG, SANDE, BIMO, EXTRAS

(AUDIO:) Lagu Masa Bodoh - Koes Plus.

Dalam ruang makan resto NANANG di lantai satu, tampak BIMO duduk, membaca dan membalas chat di ponsel. Dia mengenakan kemeja lusuh, celana jeans pudar warnanya dan sendal jepit butut. Rambutnya berantakan, wajahnya terlihat kusam dan kotor. Di atas meja di depan BIMO hanya tampak segelas air teh.

Ruangan padat pengunjung (EXTRAS). Mereka sibuk makan dan minum. (SFX:) suara denting garpu sendok dan orang bercakap-cakap.

SANDE masuk ruang makan ini. Kepalanya menoleh kanan kiri, mata SANDE mencari BIMO. Setelah menemukannya, SANDE berjalan tergesa-gesa ke arah BIMO. Lalu melotot SANDE di depan BIMO.

SANDE
Ngapain lu duduk nyantai disini? Lu gue suruh ke sini buat kerja bantuin Pak Nanang!

BIMO mengangkat bahu.

BIMO
Gue musti kerja apa? Bantu cuci piring? Jadi waiter? Apa masak?
SANDE
Bim, sekarang mau lu apa? Kerja kantoran, lu gak mampu. Bikin surat sederhana aja lu gak bisa. Ngetik laporan, kacau. Masukin data berantakan dan lambat banget.
BIMO
Mungkin gue cocoknya di marketing, keluar kantor, cari klien.
SANDE
Marketing? Lu dandan gembel gini? Boro-boro dapat klien, Bim! Calon klien males lihat lu kayak ini. Belum lagi bau badan lu! Kapan terakhir lu mandi?

SANDE memencet hidung. Sejak tadi SANDE duduk berjauhan dari BIMO.

BIMO salah tingkah tapi tetap berusaha cuai.

SANDE (VO:)
Ini akibat dari kecil dia dimanja ortu. Karena dia laki-laki sulung, selalu didahulukan, dituruti kemauannya. Sekarang ortu udah gak ada, jadi sampah begini. Bikin susah sodaranya.
BIMO
Bagi gopek ceng, dong, San?

SANDE bersungut-sungut kesal.

SANDE
Lu dapet warisan dua kali lipet lebih banyak dari gue. Bukannya lu atur baik-baik, duit warisan lu abisin buat beli boat, dugem gak jelas, pijet plus-plus, entah apa lagi.
Sekarang ludes warisan lu, enak aja lu minta duit ke gue. Sebagai cowok muslim, mustinya elu yang nyantunin gue. Bukan sebaliknya. 
BIMO
Kalo lu gak mau kasih duit, ya gapapa, San. Gak usah nyinyir kayak gitu.

Kemudian BIMO berdiri, tanpa disangka diambilnya segelas teh di depannya tadi dan disiramkannya ke muka SANDE. Lalu berteriak kencang dan menunjuk-nunjuk muka SANDE.

BIMO
Dasar lont* belagu! Gak tau diri, waktu lo susah dulu, gue ongkosin idup lo, sampe lo jadi sukses begini.
Sekarang, bayar utang-utang lo!

 

SANDE melap mukanya, lalu (SLOW MOTION:) SANDE menampar pipi BIMO sekuat tenaga. BIMO membalas. SANDE menonjok dagu BIMO, lalu menendang selangkangannya. BIMO mengaduh. Mereka baku pukul.

Suasana ruang makan lantai satu resto NANANG berubah kacau. PELAYAN berusaha melerai. NANANG datang menenangkan SANDE.

CUT TO:

45. INT. UNIT HUNIAN DARYA — MALAM

Cast: DARYA, RAO

Dalam ruangan hanya terdapat satu meja makan dengan empat kursi, dan kabinet dapur pada satu sisi.

Pada sisi lainnya tampak DARYA sedang menyelesaikan pesanan lukisan. Dia duduk di depan easel. Tangan kirinya memegang palet cat. Tangan kanan memegang kuas. Di lantai tampak berjejer kaleng cat, tube dan peralatan melukis lainnya. DARYA mengenakan baju kaos, celana jeans, tertutupi celemek lukis.

(BACK SOUND:) Koes Plus, lagu Layang-layang.

(SFX:) Bel pintu berbunyi.

DARYA meletakkan kuas dan paletnya, lalu bergegas menuju pintu. Dia mengintip dari lubang door viewer. Tampak berdiri RAO dengan gelisah. Kemudian DARYA membuka pintu. RAO menyelinap masuk.

RAO
Maaf, Darya, bisa bantu aku?
DARYA
BU CPT lagi?

RAO mengangguk.

DARYA
Aku juga butuh uang, Rao. Bukannya blades mu sudah banyak yang laku?
RAO
Iya, tapi sudah habis uangnya untuk bayar utang-utangku. Sekarang sudah lunas semua utangku, aku bokek deh. Aku perlu uang lagi buat beli semua pesanan yang baru.
DARYA
Bulan lalu kamu bilang begitu, sekarang sama lagi alasannya. Masalahnya di mana, Rao? Kenapa sulit sekali kamu atur keuanganmu?

RAO mengendikkan bahu.

DARYA
Asri sudah ngasih kamu tempat gratis. Listrik dan air juga gratis. Uangmu habis buat apa?
RAO
Tolonglah, Darya. Aku janji, ini yang terakhir kali.


DARYA masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan RAO yang tetap berdiri. Tak lama DARYA kembali dengan membawa buku agenda. DARYA berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi. RAO mengikuti DARYA dan duduk di sebelahnya. DARYA membuka agenda dan menunjukkan catatannya pada RAO.

DARYA
Ini catatan utangmu, Rao.
Kamu bisa melunasi utang-utangmu di luar, tapi kamu utang lagi ke aku.
Kamu tidak menanggung biaya hidup dan sekolah siapa pun. Aku masih mengongkosi dua anakku. Juga harus kubayar sendiri semua biaya hidupku.
Kalau sekarang kamu gak bisa ngatur keuanganmu, gak bisa mencukupi kebutuhanmu sendiri, gimana nanti kalau kita jadi menikah? Kamu suruh aku kerja untuk menghidupimu?

 

RAO meringis getir. (POV) DARYA: RAO tampak seperti seorang murid yang sedang dimarahi gurunya. Sorot mata RAO terlihat takut kehilangan DARYA.

DARYA
Kulihat kamu sering bengong seharian nungguin pembeli. Kalau Blades Bank mu tidak bisa diharapkan sepenuhnya, kenapa gak nambah usaha yang lain, mumpung masih gratis sewa tokomu.
RAO
Usaha apa, Darya?
DARYA
Jual baju reject sisa ekspor, misalnya. Belinya bal-bal-an. Kamu jual satuan.
Resto Nanang tutup malam. Kamu bisa buka angkringan malam di emper resto, kan? Minta izin dulu ke Asri dan Nanang.

(POV) DARYA: Raut wajah RAO berubah cerah. DARYA melanjutkan ceramahnya.

DARYA
Optimalkan hapemu, seperti kebanyakan milenial dan GenZ angkatanmu sekarang ini. Jadi host live streaming, affiliate e-commerce, dropshipper, entah apa lagi itu namanya.
Ini kerja sambilanku, Rao, juga anakku.
Kami cuma iklanin produk di medsos, cari pembeli. Begitu dapat, nanti provider atau produsen langsung kirim ke pembeli.
Jadi kami gak nyetok barang, juga gak repot ngirim.

RAO mengangguk-anggukkan kepalanya.

DARYA
Semut aja modal dengkul dikasi rejeki. Asal semut mau gerak menjemput rejekinya. Masa kita manusia lebih gede dengkulnya, lebih gede otaknya, gak mau gerak dan pake otaknya buat jemput rejeki?
Kamu pernah merasakan capeknya dengkul kakimu ngider keliling jual pisau dapur dulu.
Asri udah baik banget ngasih kamu tempat gratis, supaya tenaga untuk gerakin dengkulmu bisa dialihkan untuk konsentrasi ngembangin usahamu. Atau mencari strategi lain buat nambah penghasilan.
Bukan ongkang kaki nunggu pembeli seperti yang sering kamu lakukan sekarang ini.


(POV) DARYA: mata RAO berbinar-binar, seperti mendapat ilham.

DARYA
Sekarang juga mulainya, Rao. Gak perlu tunggu nanti, atau besok.


DARYA tersenyum.

Tanpa banyak bicara lagi, RAO langsung berdiri, mencium kening DARYA dan pamit. DARYA mengunci pintu dan kembali meneruskan lukisannya.

DARYA
Butuh duit, harus do it lah!

(AUDIO:) Lagu Penyanyi Butuh Uang - Koes Plus.

CUT BACK TO:

44. INT. RESTO NANANG — SIANG

Cast: NANANG, SANDE, BIMO, EXTRAS

(AUDIO:) Lagu Luka - Koes Plus.

NANANG menyeret lengan BIMO keluar ruang makan. SANDE berjalan mengikuti dari belakang. PELAYAN (EXTRA) menenangkan konsumen (EXTRAS) yang sedang makan siang. Tampak konsumen pada setiap meja berbisik-bisik dan memandang BIMO, NANANG dan SANDE.

CUT TO:

46. INT. UNIT HUNIAN NANANG — SIANG

Cast: NANANG, SANDE, BIMO

Unit hunian Nanang terletak di lantai tiga ruko yang disewanya. Ruang model studio terbuka. Ruang duduk, ruang makan dan dapur jadi satu ruangan. Kamar tidur berada dibelakang disekati lemari. Hanya kamar mandi yang tertutup dan berpintu.

(AUDIO:) Lagu Nasib - Koes Plus.

NANANG mendudukkan BIMO di sofa. BIMO melap muka dengan tangannya. Muka BIMO berdarah oleh carakaran dan pukulan SANDE. NANANG mengambil handuk kecil, berjalan ke sink dapur, membasahinya, lalu memerasnya. Kemudian NANANG memberikan handuk basah ini pada BIMO.

SANDE berdiri terpaku tak jauh dari pintu. NANANG menatap BIMO.

NANANG
Masalahnya apa Mas? Sampe harus mukul dan mengata-ngatai adik kandung sendiri.
BIMO
Dia duluan yang ngatain saya.

SANDE meradang, ingin menyerang BIMO lagi, tapi dilerai NANANG.

SANDE
Ngatain? Semua yang gue bilang, kenyataan!    

NANANG berusaha menenangkan SANDE, dimintanya SANDE duduk di kursi makan, agak berjauhan dari sofa. Kemudian NANANG duduk di depan BIMO.


NANANG
Kalian berdua sudah dewasa. Apa mau bersitegang gini terus sampe mati?
Di alam barzakh, orang tua kalian nangis liat kelakuan kalian kayak ini.


(POV) NANANG: BIMO menunduk. SANDE mendengkus, matanya masih menyiratkan kebencian.

NANANG
Apa perlu saya laporkan polisi, minta kalian berdua ditahan, karena sudah mengganggu resto saya?


(POV) NANANG: wajah BIMO dan SANDE bergantian.

BIMO berdiri, NANANG refleks ikut berdiri juga. BIMO menyalami NANANG.

BIMO
Maaf, Pak Nanang, saya sudah merepotkan Bapak.


NANANG mengangguk, kepalanya menoleh ke SANDE. BIMO berjalan ke SANDE.

BIMO
Maaf, Sande. Kamu satu-satunya adik kandungku.
Maaf kalau selama ini aku selalu menyusahkanmu.
Tapi, kemana lagi aku minta tolong kalau bukan ke kamu.


DISSOLVE FLASHBACK TO:

47. EXT. KEBUN — PAGI

Cast: BIMO kecil, SANDE kecil

(AUDIO:) Lagu Di Taman Bunga - Koes Plus

Terlihat hamparan rumput hijau, berbatas semak bunga dan alang-alang. BIMO dan SANDE lari mengejar kupu-kupu, sambil tertawa riang. Ketika SANDE hampir menggapai seekor kupu-kupu, ingin menangkapnya, BIMO melarangnya.

BIMO
Jangan Sande, umur kupu-kupu gak sampe seminggu. Biarkan dia terbang bebas menikmati hidupnya. Nanti kalau dia udah tergeletak mati. Baru kita simpan di kotak kaca.

SANDE menurut. Mereka terus lari berkejaran sambil tertawa. Mereka tidak sadar seekor ular bersiaga di balik semak. SANDE berlari mendekat ke semak-semak dan melihat ular. SANDE ingin memungut ular itu. Seketika ular mematuk tangan SANDE. Menjeritlah SANDE. BIMO berlari mendekat, mengambil batu dan melempar ke ular.

Wajah dan bibir SANDE berubah kebiruan. Lalu tubuhnya lunglai. BIMO segera menggendong adiknya ini kembali ke rumah. SANDE mendengar suara di sekeliling makin sayup.   

(POV) SANDE: sekeliling menjadi gelap.

CUT TO:

48. INT. KAMAR KLINIK — PAGI

Cast: BIMO kecil, SANDE kecil

(POV) SANDE: plafond kamar klinik. Lalu wajah BIMO, abangnya, tampak cemas memandangi SANDE. Kemudian kecemasan BIMO berubah lega.

BIMO (berteriak)
Alhamdulillah… Ibu, Bapak, Sande gak jadi mati.

BIMO memeluk SANDE.

(AUDIO:) Lagu Trilila Lili - Koes Plus.

DISSOLVE BACK TO PRESENT:

46. INT. UNIT HUNIAN NANANG — SIANG

Cast: NANANG, SANDE, BIMO

BIMO berusaha memeluk SANDE. Tangan kanan SANDE memencet hidungnya, tapi tangan kirinya memeluk BIMO.

SANDE
Kumaafkan kamu, Bim. Tapi tolong kamu mandi. Baumu ngalahin bau septic tank nya kandang babi.

BIMO tersenyum, lalu mengeleng kepala.

SANDE
Maaf, Pak Nanang, boleh gak abang saya ini numpang mandi di sini?


NANANG mengangguk, lalu mengambil handuk mandi, menyerahkan pada BIMO, dan menunjukkan arah kamar mandi. BIMO berjalan ke kamar mandi. NANANG juga mengambil swempak, kaos tshirt dan celana panjang yang masih bersih dan terlipat, lalu memberikannya ke BIMO.

BIMO
Terima kasih, Pak Nanang.

NANANG mengangguk. BIMO masuk kamar mandi. Tak lama terdengar suara air berkecipak (SFX).

NANANG
Abangmu bisa nyupir kan?
SANDE
Bisa, Nang. Juga bisa nabrakin mobilku. Pernah kugaji dia jadi supirku. Belum sampe seminggu kerja, eh, dia nabrak orang. Parah.
Aku harus bayar reparasi mobil yang ditabraknya, biayain perawatan orang yang ditabraknya. Juga perbaikan mobilku sendiri.
Walau sebagian besar dicover asuransi, tapi gara-gara kejadian itu, premi asuransiku jadi naik. 
NANANG
Kerja apa yah, yang cocok buat dia? Supaya dia gak nyusahin kamu terus, Sande.
SANDE
Itu masalahnya, Nang. Dia terlalu dimanja orang tuaku, semua kebutuhannya selalu disediakan orang tuaku.
Sampai lupa orang tuaku mengajarkan dia tanggung jawab.
Bahkan tanggung jawab untuk dirinya sendiri pun, lalai dia!
NANANG
Mungkin Asri bisa bantu arahin dia.
SANDE
Asri itu siapa?
NANANG
Pemilik ruko ini.
Kamu tau Rao Blades Bank di sebelah itu? Dulu Rao pedagang pisau asongan. Dia ditantang Asri supaya lebih maju. Caranya, Rao disuruh nyewa satu lantai ruko, untuk ruang pamer pisau-pisaunya. Setelah itu disiapkan pameran.
Lumayan Rao sekarang. Gak capek lagi dia jualan keliling. Mulai teratur pula hidupnya. Pembeli mulai kenal pisau-pisaunya. Iklan mulut ke mulut berlanjut, jadi banyak juga yang datang dan beli pisau ke tokonya.
SANDE
Tapi BIMO gak punya produk dan ketrampilan apa pun.


NANANG mengambil ponsel dari kantong belakang celana panjangnya. Kemudian dia memencet nomer ASRI, dan menyalakan speaker.

NANANG
Halo Asri, lagi ngapain?
ASRI (OS:)
Ya, Nang, ada apa? Aku lagi di luar kota. Balik dua minggu lagi.
NANANG
Ruko kita perlu satpam deh, kayaknya.
ASRI (OS:)
Kan udah ada Pak Atmo? Apa kurang?
NANANG
Pak Atmo cuma jaga malam. Kalo siang ada keributan, susah kita.
ASRI (OS:)
Emang, ada kejadian apa?
NANANG
Siang ini ada yang berantem di restoku. Untung gak parah banget.  
ASRI (OS:)
Kamu gak minta tolong Mang Tarna? Dia jaga parkir sekalian satpam.
NANANG
Tambah satu satpam lagi, kamu keberatan gak, Asri?
ASRI (OS:)
Gajinya bagi dua ya?

SANDE mengisyaratkan dia akan membayar gaji BIMO (AUDIBLE:). NANANG mengangguk.

NANANG
Siip. Boleh dia tidur di tempat Mang Tarna?
ASRI (OS:)
Kamu yang ngomong ke Mang Tarna.
Yuk ah, aku musti balik kerja. Daah…


BIMO keluar dari kamar mandi, rambut basah tapi tersisir rapi. Penampilannya sekarang bersih, memakai kaos dan celana panjang pemberian NANANG.

NANANG langsung menawarinya jadi satpam ruko (AUDIBLE:). BIMO mengangguk.

SANDE
Tolong kerja yang baik, Bim. Jangan kecewakan Pak Nanang.


BIMO mengangguk lagi, wajahnya serius dan berbinar-binar. NANANG harus meneruskan pekerjaannya (AUDIBLE:). NANANG, SANDE, BIMO keluar ruangan.

(AUDIO:) Kolang K - Koes Plus.

FADE OUT:




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar