E = mc2
11. TOSA
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

BAB 11. TOSA

FADE IN:

49. INT. KAMAR ASRI — MALAM

Cast: ASRI, TOSA

(AUDIO:) Lagu Sendiri dan Rahasia – Koes Plus.

ASRI sedang mengetik laporan di laptop. Sesekali matanya melirik ke mesin pengumpul energi. Mesin pengumpul ini terhubung dengan mesin-mesin penyadap. ASRI sudah keliling seluruh wilayah operasinya untuk meletakkan mesin-mesin penyadap ini, pada tempat yang padat populasinya.

Selang beberapa menit, perangkat komunikasi internal Xaqa yang tertanam di mata ASRI berkelip menyala. Pertanda ada pasukan Xaqa di Bumi ingin menghubunginya. Kuping ASRI berdenging. Dia lalu memijit daun telinganya. Setelah itu ASRI menggosokkan kedua tangan, muncul hologram Tosa di depan matanya.

(POV) ASRI: hologram TOSA tampak ketakutan, bicara terbata-bata.

TOSA
Asri, mungkin besok atau lusa, kirimanku sampai. Paket ini kukirim lewat jaringan manusia.
Tolong diterima dan disimpan baik-baik.
Kalau terjadi sesuatu pada diriku, tolong sampaikan paket ini ke keluargaku di Moya.

(OVER SHOULDER SHOT:) ASRI melihat hologram TOSA.

ASRI (OS:)
Paket apa, Tosa? Kenapa kamu ketakutan? Siapa yang membuatmu resah seperti ini? Perlu aku segera ke tempatmu?
TOSA
Jangan, Asri!
Sepertinya tak lama lagi Jendral Toryn akan menangkapku dan melaksanakan sanksinya.
ASRI (OS:)
Sompret si Toryn ini! Bapernya gak kelar-kelar!
Bukannya kita sudah diskusikan baik-baik? Toryn dan Juzu juga hadir, waktu kita ‘dengar pendapat’ dengan Senator Guthpar, Boldazar, Malisyor.
Tiga senator ini sepakat mendukung semua usaha pasukan Xaqa di Bumi. Mereka gak masalahin dari mana asalnya dan bagaimana teknis caranya.
Selama komposisi energi prana yang kita kumpulkan compatible dengan kebutuhan Xaqa, go for it!


(TWO SHOT:) ASRI dan hologram TOSA

TOSA
Teorinya begitu, Asri.
Kenyataan di lapangan, mana mau Toryn mengakui kehebatan cara atau teknis lain. Dia tetap setia pada cara leluhur kita. Manusia harus dipaksa resah, marah, huru hara, supaya mudah terserap energinya.
Sementara kamu, Asri, kekeuh!
Lebih nyaman menyerap residu energi yang berlimpah kala manusia damai berbahagia. Nyebelinnya, sudah kamu buktikan hasilnya. Secara kualitatif pun kuantitatif, energi yang kamu serap,jauh lebih baik dari cara leluhur kita.
Ini yang bikin Toryn makin baper. 

Hologram TOSA tampak menarik napas.

TOSA
Tambah baper lagi dia, waktu kubuktikan vegetasi dan hewan Bumi juga mengeluarkan energi prana, yang sama nilainya dengan energi prana manusia.
Aku yakin, diam-diam teman-teman kita yang lain, memasukkan energi temuannya ke dalam ampul-ampul pasokan, tanpa menyebut sumber dan teknis serapnya.
Menghindari sanksi dan konfrontasi dengan Toryn.
ASRI
Kita semua bekerja demi Xaqa. Senator sudah setuju. Kita sepakat untuk tidak sepakat. Setuju menjalankan misi ini dengan cara yang berlainan.
Heran, mau apa lagi si Toryn ini?
TOSA
Mudah-mudahan, ini bukan masalah politik. Guthpar, Boldazar, Malisyor di depan kita, mendukung semua pekerjaan kita.
Tapi, di belakang, mereka dan Toryn satu perahu, satu tujuan. Siapapun yang menentang arahan leluhur, harus keluar perahu dan berenang sendiri di lautan.

TOSA tersenyum masam

TOSA
Kita-kita yang kerocok ini, yang ngertinya cuma kerja sesuai aturan, pontang panting ngejar setoran, gak punya pilihan.
Tersiksa dalam perahu, atau berenang sampe kecapean, terus mati tenggelam sendirian.

(MOVING SHOT:) ASRI dan hologram TOSA.

ASRI
Jadi, gimana nasib kita, Tosa? Kalau gak ada yang bisa kita percaya, berarti bener itu kita bakal kena sanksi. Kamu tahu apa sanksinya?
TOSA
Banyak entitas Xaqa di Bumi yang degil, gak ikut perintah, dipisah-paksa dengan badan manusianya.
ASRI
Maksudmu?

DISSOLVE TO:

50. EXT. LAPANGAN RUMPUT — PAGI

Cast: Tangan RAO, Tangan PREMAN 1,2,3

(AUDIO:) E O E – Koes Plus.

(AERIAL SHOT:) Hutan berbatasan dengan ladang kosong berumput/lapangan. Kabut tebal perlahan menipis. Sinar matahari keemasan menerobos kabut. Suasana sunyi sepi. 

(ZI:) Butir-butir embun terlihat ranum bergantungan pada ujung daun. Beberapa butir embun bening menetes pecah, bersamaan terdengar (SFX:) suara rentetan senjata dan tebasan pedang. Butir embun bening berubah merah.

Lapangan masih tampak buram terselimuti kabut, namun jelas siluet badan/jasad manusia terkapar, dieksekusi di lapangan rumput itu.     

NOTE: (ZI:) Camera dari balik ilalang. Fokus camera blur/tidak jelas pada jasad manusia di lapangan sebagai latar belakang.

Pelaku eksekusi hanya terlihat sepatu bootnya, menendang jasad yang bergelimpangan di lapangan. Lalu beberapa pelaku jongkok, mulai menggunakan pisau, parang dan belati. Mereka mendekatkan pisau, parang dan belati ke jasad-jasad manusia itu, siap untuk memotong-motongnya.

NOTE: Wajah pelaku tidak tertangkap camera. 

(CU:) Tangan dan lengan pelaku.

PELAKU 1 bertato seperti tato di lengan RAO.

(INSERT FLASHBACK:) SCENE 9, MONTAGES 4.

(BACK TO PRESENT:)

PELAKU 2 berderet cincin di jari tangannya, seperti PREMAN 1

PELAKU 3 memakai sarung tangan kulit, seperti PREMAN 2

PELAKU 4 memakai jam tangan dan gelang, seperti PREMAN 3.

(INSERT FLASHBACK:) SCENE 2, MONTAGES 2,3,4.

(BACK TO PRESENT:)

Burung-burung gagak terbang mendekat. (SFX:) Suara koak-koak burung gagak. (ZI:) Rumput hijau bersimbah warna merah. (OS:) Suara orang bercakap-cakap tak jelas. (SFX:) Suara pisau memotong daging dan tulang.

DISSOLVE BACK TO:

49. INT. KAMAR ASRI — MALAM

Cast: ASRI, TOSA

(MCU:) ASRI melotot ketakutan, badannya gemetaran, tapi sekuat tenaga berusaha tenang.

ASRI
Kamu dapat video itu dari mana?
Udah lapor Juzu?
Di depan Toryn dia sok jaim. Di belakang, dia unyu. Dia bantu perjuangan kita.
TOSA
Juzu unyu karena kamu pacarnya, kan, Asri?
Juzu dan Toryn itu satu coin dua sisi, nilainya sama. Mereka suka belagak beda peran aja. Seperti bad cop good cop gitulah.
Hati-hati, Asri. Walau dia keliatan unyu dan bucin padamu, womenizer dia itu.
Kuatkan dirimu, Asri. 

Frekwensi hologram TOSA terganggu. Lalu pet, mati.

ASRI
Tosa?

Kening ASRI berkerut.

(AUDIO:) Lagu Impian – Koes Plus.

FADE OUT:

FADE IN:

51. INT. DAPUR RESTO NANANG — PAGI

Cast: NANANG, EXTRAS.

Dalam dapur NANANG dan 2 ASISTEN sibuk menyiapkan masakan dan memasak. (CU:) Ponsel dalam kantung belakang celana NANANG terlihat bergetar dan berkedip. NANANG mengeluarkan ponselnya, membaca sekilas, wajahnya berseri-seri. Lalu dia bergegas jalan keluar dapur.

CUT TO:

52. EXT. JALAN DEPAN RESTO NANANG — PAGI

Cast: NANANG, MIRA, EXTRAS.

(AUDIO:) Lagu Olala – Koes Plus.

NANANG melihat MIRA di seberang jalan. MIRA melambaikan tangan. Wajah keduanya berseri-seri.

Di sebelah MIRA terlihat koper kecil beroda. MIRA memakai blus batik, celana panjang, sepatu kets dan tas selempang. Sebuah ransel/daypack melekat dipunggung MIRA.

NANANG memakai seragam chef putih, celemek krem bergaris, celana panjang hitam, dan sepatu hitam.

NANANG menyebrang jalan, lalu segera memeluk MIRA. Mata NANANG berkaca-kaca. Kemudian mereka berjalan bergandeng tangan, menyebrang jalan. NANANG mendorong koper beroda.

NANANG
Alhamdulillah, kamu pulang juga akhirnya, Mira.

(MCU:) NANANG menyeka matanya. MIRA tersenyum.

MIRA
Kubawain coklat kesukaan Akang, yang isinya mint semriwing itu loh.

NANANG tertawa bahagia.

CUT TO:

53. INT. RESTO NANANG — PAGI

Cast: NANANG, MIRA, EXTRAS.

NANANG dan MIRA masuk ke dalam resto.

NANANG
Kamu udah sarapan, belum?
MIRA
Di pesawat, dari take-off sampe landing, dikasih makan terus. Masih kenyang aku, Kang. 
NANANG
Bentar ya Mira, kamu duduk bentar disini. Ini backpack tarok sini dulu. Aku musti tinggalin arahan ke Asisten.
MIRA
Aku pingin lihat resto Kang Nanang. Pingin ikut ke dapur.


(AUDIBLE:) NANANG membimbing istrinya masuk ke dapur. Memperkenalkan MIRA pada Asisten, Pelayan, Helper. NANANG minta izin pada mereka.

Mereka membolehkan. Lalu NANANG melepas celemek, melipat dan meletakkannya dalam lemari. Kemudian NANANG menggandeng MIRA keluar dapur.

CUT TO:

54. INT. UNIT HUNIAN NANANG — PAGI

Cast: NANANG, MIRA.

NANANG membuka pintu, MIRA masuk duluan, lalu membuka sepatunya. MIRA tetap memakai kaos kaki putihnya.

(POV) MIRA: seluruh ruangan.

NANANG mendorong masuk koper beroda dan menenteng back pack MIRA, lalu meletakkannya dekat pintu. NANANG membuka sepatunya. NANANG tetap memakai kaos kaki hitamnya. 

MIRA
Enak banget rukonya, Kang. Lebih lega dari kontrakan kita dulu.
NANANG (tertawa)
Kamu mau mandi? Atau mau istirahat dulu?
MIRA
Kemarin sebelum berangkat aku sudah mandi, Kang. Trus di pesawat duduk mulu, jadi cukuplah aku istirahatnya.
NANANG
Yodah, mandinya nanti aja.

NANANG lalu memeluk MIRA dan menciumi wajahnya.

(AUDIO:) Lagu Manis dan Sayang – Koes Plus.

NANANG
Kangen banget aku, Mira.

Tangan NANANG mulai membuka kancing baju chefnya dan melepasnya. Baju teronggok di lantai. Kemudian celana panjang melorot ke bawah. NANANG menumpuknya di atas baju.

NOTE: (ZI:) lutut ke bawah. Onggokan baju sebagai latar belakang tampak blur/out focus.

Hanya terlihat kaki NANANG dengan kaos kaki hitam, dan kaki MIRA dengan kaos kaki putih.

Kemudian blus batik MIRA turun ke lantai, juga celana panjangnya.

(CU:) Jam dinding menunjukkan pukul 10:10 pagi.

CUT TO:

55. INT. UNIT HUNIAN NANANG — SIANG

Cast: NANANG, MIRA.

(AUDIO:) Lagu Angel - Koes Plus.

(CU:) Jam dinding menunjukkan pukul 12:20 siang.

 MIRA keluar kamar mandi, dengan kemben handuk yang menutupi dada hingga paha. Rambut MIRA basah tertutup handuk, membentuk turban. Di belakang MIRA, NANANG keluar kamar mandi dengan handuk menutupi pinggang hingga lutut. Rambut NANANG basah.

Di sebelah sofa, koper MIRA sudah terbuka. MIRA mengambil celana dalam lalu memakainya, tanpa membuka kemben handuk. Kemudian MIRA memakai daster batik, tanpa membuka kemben handuknya. Setelah daster menutupi tubuh MIRA, dilepaskannya kemben handuknya. MIRA menjemur kemben handuk, tapi tetap memakai turban handuk di kepala.

(POV) MIRA: NANANG memakai seragam chefnya lagi.

MIRA
Kang Nanang harus balik kerja?
NANANG (tersenyum)
Iya, Sayang. Maaf, aku gak bisa temenin kamu seharian. Karena pesanan makanan di resto, Alhamdulillah, penuh terus, gak ada berhentinya.
Aku selesaikan semua kerjaan lebih cepat dari hari biasa, supaya bisa temenin kamu, ya?
MIRA
Tapi, Kang, ada masalah penting yang harus aku omongin.
NANANG
Bisa tunggu sore nanti, gak?

(OVER SHOULDER SHOT:) NANANG melihat MIRA.

MIRA
Pasienku akhir bulan ini pindah ke Canada ikut anaknya di Vancouver.
Keluarganya minta aku ikut juga, dan maaf ya Kang, aku gak cerita, atau minta persetujuan Kang Nanang dulu.
Aku udah nge-iya-in.
Visa kerjaku di Canada, udah jadi. 

NANANG melotot. (POV) NANANG: wajah MIRA menunduk dan resah.

FADE OUT:

FADE IN:

56. INT. RAO BLADES BANK — SIANG

Cast: RAO, JUZU

RAO sedang menata camera pada tripod. (SFX:) Bel pintu berbunyi. Tak sengaja RAO memencet on pada camera.

RAO membuka pintu, menyilakan JUZU masuk. JUZU mengenakan kemeja putih, celana jeans, sepatu kulit dan ransel. RAO memakai kaus tshirt, celana ¾, sepatu kets.

Mereka tampak sudah akrab, sejenak berbasa-basi (AUDIBLE:). Kemudian (MOVING SHOT:) JUZU meneliti koleksi RAO satu persatu, dan menunjuk ke beberapa blades yang dia inginkan. RAO mengambilkannya dari rak vitrin. JUZU memeriksa lebih dekat lagi, lalu mengangguk. JUZU memberikan lima blades kepada RAO.

Dengan tersenyum lebar, RAO menerimanya. Lalu pada selembar kertas, RAO menulis semua jenis dan harga blades pilihan JUZU, serta total nilainya. Kemudian RAO menyerahkan kertas itu ke JUZU.

(TWO SHOT:) RAO dan JUZU

RAO
Pembayaran kali ini, cash atau kartu, Mas?
JUZU
Cash, seperti biasa. Ini sudah termasuk PPN?

RAO mengangguk. JUZU lalu mengeluarkan lima gepok uang warna merah dari ranselnya dan menyerahkannya pada RAO. Wajah RAO tampak bingung.

JUZU
Kurang?
RAO
Kebanyakan, Mas.
JUZU
Anggap saja, bonus persahabatan kita.
RAO
Terima kasih, Mas. Blades nya mau buat hadiah? Atau dipakai sendiri?
Saya ada kotak khusus untuk kado.
JUZU
Tolong dibungkus biasa aja, tapi terpisah satu-satu, lalu jadikan satu dalam kantung ini.


JUZU mengeluarkan satu karung beras dari kain, seukuran sarung bantal. RAO membungkus 5 blades satu persatu dengan kertas, lalu mengumpulkannya dan dibungkus lagi dalam bubble wrap, kemudian memasukkannya ke dalam karung dari JUZU.

Setelah itu RAO memasukkan lima gepok uang dari JUZU ke dalam amplop coklat A4. RAO menulis ‘untuk DARYA’ di amplop. Lalu dia masukkan amplop ke laci tanpa kunci.

JUZU pamit, RAO menganggukkan kepala.

(MOVING SHOT:) Mendekati pintu, JUZU membalikkan badan dan menatap RAO. JUZU menghipnotis RAO.

JUZU
Apakah Rao bersedia membantu saya? 

RAO tidak menjawab, matanya menatap lurus terhipnotis, lalu berjalan mengikuti JUZU keluar ruangan.

(CU:) Camera RAO pada tripod tetap on dan merekam.

CUT TO:





Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar