E = mc2
8. CITA? atau CINTA dulu?

BAB 8. CITA-CITA DULU? atau CINTA DULU?

FADE IN:

CUT BACK TO:

33. EXT. ROOFTOP RUKO ASRI ABADI — MALAM

Cast: SANDE, NANANG

Tata letak perabotan dan tanaman hias di rooftop tampak rapi serasi. Pencahayaan lampu temaram namun cukup terang.

(SFX:) Samar-samar suara MRT, bus ngegas, klason mobil dan knalpot motor. 

(AUDIO:) Lagu Perasaan - Koes Plus

Dalam gazebo mungil di satu sisi rooftop, terdapat satu set meja dan kursi, tempat NANANG dan SANDE duduk berhadapan menikmati makan malam.

(CU:) Menu Cap Jae, Bakmi Jawa dan Puyunghai.

(POV) SANDE: NANANG nikmat mengunyah.  

NANANG
Gak pernah liat Chef makan lahap, ya, Kak?
SANDE (tersipu)
Maaf, Mas Chef, aku gagal paham, kenapa Mira istrimu tega meninggalkanmu cuma buat ngerasain susahnya hidup sendiri di luar negri?
NANANG
Cita-citanya dari kecil begitu…
Kayak Kak Sande jadi lawyer, walau di kantor sikut-sikutan, banyak tantangan, tetap dijalani kan?
 SANDE
Mas Nanang gak kesepian?
NANANG
Hampir tiap malam kami video call, tapi yah, tetap aja yang bisa dipeluk cuma guling dingin.

NANANG tersenyum getir.

SANDE
Malam ini gak vc-an?
NANANG
Mira lagi jalan-jalan keliling Jepang dua minggu, bareng pasien dan keluarganya. Dia akan telpon, kalau ada waktu dan gak kecapean.
Eh maaf, dari tadi bahas Mira muluk, udahan ah, kasian, bisa keselek dia nanti.
Sekarang gantian Kak Sande, dong…
Apa sih yang Kak Sande cari atau lihat dari laki-laki? Semua udah bisa Kak Sande penuhi sendiri, ya?
SANDE
Itu dia, Mas…
Mungkin selama ini aku dituntut orangtuaku supaya berhasil dalam study dan karir, eh merembet deh ke pasangan hidup. Setiap cowok yang kukenalin ke ortu, selalu aja ada kurangnya. Sampai akhirnya mereka meninggal dunia, aku sudah kebiasaan sendiri. Akhirnya aku pasrah aja. Mau ada jodoh atau enggak, ya jalani aja hidup ini apa adanya.
NANANG
Gak kesepian, Kak?
 SANDE
Ya… peluk aja guling yang dingin.


Mereka berdua tertawa getir. Malam kian larut, lampu-lampu di luar ruko mulai padam satu-satu. Hingga akhirnya hanya lampu di rooftop ruko ASRI ABADI tetap menyala. NANANG dan SANDE tampak tetap bercakap-cakap mesra. (AUDIBLE:)

FADE OUT:

FADE IN:

37. INT. RESTO NANANG. — PAGI

Cast: ASRI, DARYA, RAO

INSERT TEXT : SEMINGGU SEBELUM PAMERAN

DARYA, ASRI, RAO duduk mengelilingi satu meja di dalam resto NANANG. Wajah mereka tampak serius. Di atas meja terlihat kertas penuh coretan.

DARYA
Usul, Asri, Rao, mulai hari ini kita panggil nama aja ya? Biar berasa seumuran, liberté, égalité, fraternité. Kebebasan, kesetaraan, persaudaraan.
RAO
Kenapa harus jauh-jauh ke Prancis, Darya? Kita kan udah punya demokrasi Pancasila.
ASRI
Ini kita mau bikin partai politik? apa pameran, sih?
Darya udah punya nama untuk tempat pamernya nanti: GalleryA by Darya Parameswari. Rao udah ada nama, belum?
Kali... RAO BLADES BANK, keren juga ya? Daripada toko custom knives.
RAO (terhenyak)
WOW...

RAO mengacungkan kedua jempol tangannya. Kepalanya mengangguk mantap, tanda setuju. ASRI menulis di atas kertas, dan menyebutkan idenya.

ASRI
RAO BLADES BANK
kami sedia PARANG,
Anda BAYAR dengan UANG.
Kata parang, bayar, uang sengaja ditegaskan, yah Rao. Satu baris vertikal, biar eye catching, nabok mata calon pembeli.
DARYA
RAO BLADES BANK. Bukan sembarang BANK. Tidak terima UTANG. Anda lupa bayar, parang melayang.
RAO
Cantik-cantik ngeri... kau ini, Darya.

(AUDIO:) Lagu Andaikan - Koes Plus.

CUT TO:

38. INT. RESTO NANANG. — PAGI

Cast: NANANG, ASRI, DARYA, RAO, ASISTEN, PELAYAN, EXTRAS/BIG BIKERS

INSERT TEXT: SEMINGGU SETELAH PAMERAN

(AUDIO:) Lagu Nusantara VI - Koes Plus.

Hujan deras sepagian. Resto NANANG sepi pembeli. Pameran lukisan DARYA dan blade RAO juga sepi pengunjung.

(CU:) Jam berputar dari pagi ke siang.

Saat makan siang, ASRI, DARYA dan RAO makan di resto NANANG. Ikut makan bersama mereka: PELAYAN dan ASISTEN. Menu minimalis (CU:) satu persatu: nasi putih, Talua Barendo Minang, sambal tomat, tumis kangkung terasi dan kerupuk. Tapi mereka makan dengan nikmat.

RAO
Mudah-mudahan gak ada orang yang iri sama usaha kita, terus main tenung.

DARYA, ASRI dan NANANG saling berpandangan, tak paham.

RAO
Naif sekali kalian, masak belum tahu? Di sini usaha mandek, gak melonjak. Di sana ada dukun bertindak.
NANANG (tersenyum)
Dukunnya, dukun beranak? atau dukun bayi, ya Rao?
RAO (cemberut, kesal)
Aku serius, Nang. Dukun ini punya peternakan makhluk halus. Mereka dikaryakan dukun mengelabuhi mata pembeli. Toko atau resto yang ditunggui mereka, selalu tampak tutup di mata pembeli. Jadi pembeli gak mampir. Padahal kenyataannya toko selalu buka.
ASRI
Rao pernah liat makhluknya seperti apa? Gak pede amat sih. Masa kita kalah sama makhluk yang gak kelihatan.
DARYA
Rao belum pernah melihatnya, cuma katanya, kan?

RAO mengacuhkan pertanyaan ASRI dan DARYA dengan pura-pura sibuk mengunyah.

NANANG
Kalau makhluknya seperti Asri, kalian takut gak?

Mereka semua menoleh ke arah ASRI. (POV) RAO: kaki ASRI menapak lantai.

RAO
Kakinya napak tuh.
NANANG (serius)
Tapi Asri beneran bukan makhluk Bumi.


RAO dan DARYA memandang ke ASRI sambil tersenyum. ASRI membalas senyuman mereka.

DARYA
Iya, Nang. Beda Bumilah. Kamu Bumi Sangkuriang. Asri Bumi Pesanggrahan. Aku anak Bumilah.
Ndilalah, nama almarhumah Ibuku, Jumilah. Panggilan beliau dulu, Bumilah.


Mereka meneruskan makan siang. NANANG menggerutu, berbisik pada ASRI,

NANANG (berbisik)
Kalo kamu beneran sakti, tolong hentikan hujan, rayu pelangganku supaya berbondong datang.
ASRI (berbisik)
Aku makhluk Xaqa, Nang! Bukan peri sakti, bukan pula pawang hujan! Apalagi demit pesugihan supaya restomu laku!
RAO
Kalian berdua bisik-bisik apa? Kulaporin ke Mira, mati kau Nang!


Selesai makan dan membayar ke NANANG, mereka berpisah. DARYA dan RAO kembali ke ruang pamerannya.

Tanpa mereka sadari, ASRI memasang alat sadap energi pada resto NANANG, GalleryA DARYA dan RAO Blades Bank. Setelah itu ASRI lalu kembali ke unit huniannya.

(CU:) Jam dinding bergerak dari siang ke sore.

PELAYAN membersihkan meja, ASISTEN mencuci perangkat makan. NANANG melototi ponsel, MIRA kirim foto-foto liburannya di Jepang. (CU:) Ponsel NANANG.

Pesan text MIRA
I wish you were here with me. Come on, Kang… pindah kerja wae lah ke Hongkong, liburan kita bisa ke mana-mana.
Kang Nanang jangan sampe karatan dan bulukan di Jakarta.


Hari Minggu nan sunyi. Pelanggan sepi. Istri jauh. NANANG berusaha tegar, naik ke kamar mandi, wudhu. Jarum jam dinding berputar terus. Jam menunjukkan pukul 16:30 sore, NANANG bersama ASISTEN dan PELAYAN berberes resto, siap-siap menutup rolling door.

(AUDIO:) Lagu Nusantara VII - Koes Plus.

Tiba-tiba berisik (SFX:) suara knalpot motor. Datang serombongan BIG BIKERS mengendarai motor besar. Mereka parkir berderet rapi di depan resto NANANG.

BIKER 1
Oom Chef, dah mau tutup restonya?
NANANG (tersenyum lebar)
Khusus buat Oom dan Tante semua, saya buka lagi.


INSERT MONTAGES:

1. Rombongan BIKERS duduk dan pesan berbagai menu.

2. NANANG, PELAYAN dan ASISTEN sibuk berbagi kerja lagi.

3. Beberapa BIKERS pesan beberapa porsi untuk di bungkus.

4. BIKERS lainnya menelpon kawan dan kerabat.

END OF MONTAGES:


BIKER 2 bicara di ponsel, sambil membaca buku menu.

BIKER 2
Mah, lagi ngapain? Ke sini Mah, bawa anak-anak. Resto NANANG NUSANTARA, depan stasiun MRT Blok A. Mumpung masih enak dan murah. Iya, Mah, sekarang, buruan.


NANANG (VO:)
Keajaiban ini pasti karena Asri. Dia bilang, kalo kita berpikir positif, energi yang keluar pasti positif juga. Mengundang semua hal positif untuk mendekat, seperti datangnya rombongan Bikers ini.


DISSOLVE TO:

39. INT. UNIT HUNIAN ASRI — SORE

Cast: ASRI

ASRI melihat rombongan BIKERS dan mendengar kegaduhan suara motornya. Lalu dia mengintip dari jendela, kemudian mengetik pesan text di ponselnya dan mengirimkan ke ponsel NANANG, langsung muncul notifikasi sudah dibaca NANANG.

CUT BACK TO:

38. INT. RESTO NANANG — SORE

Cast: NANANG

Sambil mengolah masakan, NANANG membaca ponselnya. Ada pesan masuk dari ASRI.

ASRI (OS:)
Terus kembangkan energi positifmu, Nang! Terbukti kan, positive attitude and positive thinking-mu mengundang rombongan Bikers ini. Semangat Nang, restomu bakal sukses selamanya!


NANANG tersenyum, geleng kepala.

NANANG (VO:)
Asri itu peri penolong, tapi sok ngaku makhluk luar angkasa.
Supaya aku percaya logika, pake nalar! Gak seperti Rao, bentar-bentar klenik, santet, sihir.

CUT TO:

40. INT. RAO BLADE BANK — SORE

Cast: RAO, EXTRAS/BIKERS

(AUDIBLE:) Menunggu masakan matang, sebagian BIG BIKERS mendatangi RAO BLADES BANK di ruko sebelah resto NANANG. Mereka kagum akan pisau-pisau custom dan tato di badan RAO. Beberapa BIKERS membeli pisau custom RAO, ada yang membayar cash, dan ada yang menempelkan kartu pada mesin EDC.

INTER CUT TO:

41. INT. GALLERYA DARYA — SORE

Cast: DARYA, EXTRAS/BIKERS

(AUDIBLE:) Beberapa BIG BIKERS dan LADY BIKERS juga mampir ke GalleryA dan mengagumi karya-karya DARYA. Tampak mereka terlibat dalam diskusi serius, DARYA melayani mereka dengan baik. Terlihat dua LADY BIKERS langsung memesan lukisan dan membayar dengan scan kartu kredit.

FADE OUT:



                                             



 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar