Diary Indira
17. Malam Pertama (69-70)

69. INT. KAMAR PENGANTIN - MALAM

Askara duduk di ranjang menghadap dinding kamar sambil memeluk guling, ia sangat gugup ketika pertama kali berduaan dengan Indira di kamar. Walaupun dulu mereka pernah dekat, tapi setelah terpisah lama, sungguh suasana ini tak pernah mereka bayangkan sebelumnya ternyata segugup malam ini.

INDIRA

Kenapa menghadap sana terus?

(Indira memulai obrolan, karena melihat Askara yang begitu gugup hingga belum berani untuk menatapnya)

ASKARA

Aku seperti mimpi Ra,aku masih belum percaya kalau ini nyata.

(Askara menoleh dan ia tertegun melihat kecantikan Indira sesungguhnya, kecantikan yang selama ini tersimpan dibalik jilbab panjangnya)

Askara terus menatap lekat-lekat Indira yang sudah membersihkan diri dan berganti pakaian, rambut hitam panjang yang tergerai indah dan masih sedikit basah serta tercium wangi sampo yang menyeruak terkena hembusan angin dari pendingin ruangan di kamar mereka. Indira tampak semakin cantik dengan gaun tidur berwarna pink salem juga dengan wewangian yang begitu lembut untuk dihirup aromanya.

FX : Nasyid Edcoustic Duhai Pendampingku

INSERT LYRICS

"Duhai pendampingku, akhlakmu permata bagiku

Buat aku makin cinta

Tetapkan selalu janji awal kita bersatu

Bahagia sampai ke surga"

INDIRA

Heiii!!

(Indira mengibas-ngibaskan tangannya kedepan wajah Askara yang tak berkedip)

ASKARA

Subhanallah walhamdulillah, Allahuakbar, aku rasanya tak bisa berkedip melihat kecantikanmu Ra.

INDIRA

Ihh, gombalnya ga ilang!

(Indira berusaha mencairkan suasana walaupun hatinya berdegup

tak menentu, ia kemudian duduk di samping Askara)

ASKARA

Betulan, ga bohong..suer!!

(Askara menunjukkan dua jarinya ke atas)

Eh iya, Rakha dimana?

(Askara berusaha menormalkan perasaannya)

INDIRA

Udah tidur tadi di kamar tantenya, kecapean dia ga tidur siang kan tadi.

ASKARA

Alhamdulilaahhh...

(Askara terlihat sumringah)

INDIRA

Eh, ko..seneng banget kayanya

ASKARA

Ya kan tenang kalau Rakha udah pules hehe.

INDIRA

Ihhh..kamu mah!!

(Indira menunduk dan tersipu)

Kamar pengantin yang berhias indah penuh dengan bunga, wangi dan sangat romantis menambah debaran sang pengantin menghadapi malam pertama mereka. Askara lalu mendekatkan wajahnya pada Indira. Ia pegang ubun-ubun kepala Indira dengan penuh syukur dan debaran jantung yang tak beraturan. Lalu mendoakan Indira.

ASKARA

"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih."
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

Indira terlihat memejamkan kedua matanya dan air mata mengalir di pipinya. Ada rasa haru dan bahagia yang merasuk ke dalam hatinya.

INDIRA

amin..amin..amin,

(Indira mengucap amin berkali-kali diiringi tangisan kebahagiaan)

Askara masih memegang ubun-ubun Indira dan melanjutkan doa.

ASKARA

"Baarakallaahu likulli waahidin minna fi shaahibihi."
Semoga Allah memberkahi masing-masing di antara kita terhadap teman hidupnya.”

INDIRA

Aamiin Yaa Mujibassailiiiin...

Kemudian Askara mengecup ubun-ubunnya sambil menangis, ia tak menyangka bahwa wanita yang ia impikan kini nyata di hadapannya.

Melihat Askara menangis, Indira juga semakin terisak. Askara lalu mengusap air mata yang mengalir di pipi isterinya. Ia lalu mengusap rambut Indira yang halus dan wangi. Kemudian perlahan Askara memberanikan diri mencium pipi isterinya. Ciuman pipi pertama yang membuatnya bagai melayang karena bahagia. Indira merasakan kehangatan di pipinya, ia kemudian membuka matanya. Askara memandangi wajah Indira dengan penuh kasih sayang dan cinta. Kedua mata suami isteri itu saling bertemu. Hati Askara berdesir saat melihat bibir Indira tepat di depan matanya. Akhirnya untuk pertama kalinya mereka menyatukan nafas dengan gejolak rindu yang tertahan sekian lama.

Askara hendak membaringkan Indira ke kasur pengantin yang indah itu. Namun Indira mendorongnya pelan.

INDIRA

Kita belum sholat sa..sa..ya..ng..

(Indira memberanikan diri memanggil sayang dengan terbata-bata)

ASKARA

Astagfirullah..maaf ya sayang...

(Askara merenggangkan tubuhnya dari Indira. Ia jadi malu pada Indira. Karena terlalu tergesa-gesa)

INDIRA

Gapapa sayang, ayo kita wudhu dulu!

Indira dan Askara kemudian pergi wudhu bergantian, lalu mereka sholat sunah berjamaah sebelum adzan Isya, sholat yang disunahkan untuk pengantin ketika menghadapi malam zafaf . Selesai sholat Askara membaca doa.

ASKARA

“Allaahumma baarik li fi ahli, wa baarik lahum fiyya. Allaahumma ijma’ bainana ma jama’ta bikhoir, wa farriq bainana idza farroqta ila khair. "
Ya Allah, berkahilah bagiku dalam keluargaku, dan berilah barokah mereka kepadaku. Ya Allah, kumpulkan antara kami apa yang engkau kumpulkan dengan kebaikan, dan pisahkan antara kami jika engkau memisahkan menuju kebaikan. Amin.”

INDIRA

Aamiin yaa Allah yaa robbal alamiin...

Indira yang menjadi makmum di belakangnya begitu khusyu mengaminkan doa suaminya. Askara menolehkan kepala ke belakang mengajak Indira sujud syukur.

ASKARA

Kita sujud syukur dulu ya sayang. Karena anugerah yang telah Allah karuniakan untuk kita berdua.

INDIRA

Iya

(Indira mengangguk patuh, lalu keduanya melakukan sujud syukur)

Setelah sujud syukur, Askara duduk dan membalikkan badan menghadap Indira, lalu Indira mencium punggung tangan Askara diiringi isak tangis yang tak bisa dibendung.

Askara memeluk Indira dan mengelus kepala Indira agar bisa menghentikan tangisannya. Air mata Indira semakin deras begitu juga Askara, Air matanya menetes di kepala Indira. Lalu Askara mencium kepala Indira berkali-kali, kemudian mengecup kening Indira.

ASKARA

“Ra, sayang... entah bagaimana aku mengucap syukur akhirnya bisa memilikimu, aku benar-benar mencintaimu.”

(Askara mengucapkannya dengan penuh rasa syukur diiringi tangis kebahagiaan)

INDIRA

Aku juga mencintaimu, suamiku.

(Indira menjawab dan masih terisak, lalu kembali mengeratkan pelukannya)

Saat mereka sedang mengungkapkan kesungguhan cinta masing-masing. Terdengar suara Adzan Isya berkumandang.

FX : suara adzan

ASKARA

Adzan sayang, aku ke masjid dulu ya?

INDIRA

Iya..mmm...aku enaknya panggil apa?

ASKARA

Panggil Aa aja ya, walaupun sekelas tapi kan aku lahir setahun lebih dulu darimu.

(Askara memamerkan senyum manisnya)

INDIRA

Iya A, tapi jangan lama-lama ya..

(Indira mengangguk dan menunduk tersipu)

ASKARA

Iya cantik.

(Askara kembali mencium pipi Indira lalu beranjak dari sajadah dan pergi ke masjid)

CUT TO:


70. INT. KAMAR PENGANTIN

Askara mengetuk pintu kamar, Indira segera membukanya. Ia masih menggunakan mukena setelah melaksanakan shalat Isya.

ASKARA

Assalamualaikum

INDIRA

Waalaikumussalam warahmatullah

(Jawab indira sambil membuka pintu kamar. Lalu mencium tangan suaminya)

Askara mengunci pintu, kemudian melepas peci dan baju kokonya, hingga menyisakan sarung dan kaos dalam berwarna putih. Lalu ia duduk di sisi ranjang. Indira dengan cekatan mengambil peci dan baju koko yang terletak di kasur untuk dirapikan.

Ia kemudian melepas mukena, kemudian menyisir rambutnya yang sedikit berantakan karena baru melepas mukena. Tak lupa ia oleskan parfum di baju dan di beberapa bagian tubuhnya.

Askara yang sedang duduk di ranjang, menatap istrinya yang sedang mempersiapkan penampilan terbaik untuknya. Indira kemudian duduk disamping Askara.

ASKARA

"MasyaAllah cantik banget istriku.

(Askara berbicara sambil menatap lekat-lekat Indira)

INDIRA

"Alhamdulilah"

(Indira menjawab dengan tersenyum sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Askara)

ASKARA

Boleh aku nyanyi buat kamu?

INDIRA

Tentu saja boleh.

ASKARA

"Dengarkanlah, wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci, satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin mempersuntingmu

'Tuk yang pertama dan terakhir.

(Askara menyanyikan lagu dengan merdu sambil menatap mata Indira dan memegang kedua bahu Indira)

FX : Janji Suci, Lagu Yovie & Nuno

INDIRA

Aku selalu mengagumi suaramu A.

(Indira kembali menunduk tersipu)

ASKARA

Manis banget kamu panggil aku Aa, terdengar mesra di telingaku.

(Askara memegang kedua pipi Indira dengan kedua telapak tangannya, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Indira, hingga tak ada jarak diantara keduanya, mereka kembali menyatukan nafas)

Mereka lalu melepaskan rindu dengan penuh rasa cinta dan meikmati keindahan malam yang ditunggu semua pengantin baru. Kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu terlarut dalam malam panjang menyempurnakan ibadah mereka sebagai hamba-hamba Allah yang mengikuti sunnah Rasul.

FADE TO BLACK

Shoot ke langit malam yangmenunjukkan sinar rembulan dan pohon serta rerumputan yang tertiup angin malam.

Lalu muncul tulisan di layar potongan ayat Alquran Q.S An-Nur : 26

"...,perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)." (Q.S An-Nur : 26)


Selesai









Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar